Belum seluruh Kabupaten/Kota di Sumbar Ajukan SPA
Berita Utama Bagian Pemberitaan Biro Humas(Biro Humas Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) 21 Januari 2016 18:05:45 WIB
Kendati menjadi yang tercepat dalam peluncuran beras miskin (raskin) 2016 kepada masyarakat, namun ternyata belum seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat yang mengajukan Surat Permintaan Alokasi (SPA) pada Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Bulog Divre) Sumatera Barat.
“Launching ini baru di Kota Padang saja. Setelah keluar keputusan Gubernur Sumatera Barat tentang alokasi raskin 2016 pada 14 Januari lalu, Kota Padang langsung mengirim SPA tanggal 15 Januari. Sementara Kabupaten/Kota lain belum ada,” ungkap Kepala Bulog Divre Sumatera Barat Benhur Ngkaime usai peluncuran raskin 2016 di Kecamatan Padang Selatan, Rabu (20/1).
Benhur berharap, 18 Pemerintah Kabupaten/Kota selain Kota Padang segera mengajukan SPA dalam minggu ini, sehingga raskin dapat secepatnya didistribusikan. Sementara terkait penuntasan pembayaran raskin tahun 2015, Benhur menjelaskan, belum seluruh daerah menyelesaikan biaya tebus raskin. Akan tetapi hal tersebut tidak bermasalah terhadap penyaluran raskin tahun ini, karena faktor keterlambatan pembayaran juga disebabkan keterlambatan distribusi.
“Masih ada 3 daerah yang terhutang. Itu wajar, karena tahun kemarin juga terjadi keterlambatan penyaluran akibat faktor transportasi, seperti di Kepulauan Mentawai karena cuaca tidak memungkinkan. Akibatnya, bayarnya juga mundur, itu bisa dimaklumi,” terangnya.
Tahun ini jumlah alokasi raskin untuk Sumatera Barat tidak mengalami perubahan dari tahun 2015 lalu, yakni 49,5 Ribu Ton yang diperuntukkan bagi 275.431 Rumah Tangga Sasaran (RTS). Masing-masing RTS menerima jatah 15 Kg/bulan dengan harga tebus Rp 1.600/Kg. Benhur menambahkan, raskin yang didistribusikan ke masyarakat merupakan beras yang didatangkan dari Provinsi lain, bukan beras impor.
“Ini beras lokal, tapi dari Sulawesi, bukan lokal kita, karena kita belum optimal menyerap beras lokal hasil produksi petani Sumatera Barat. Untuk serapan beras petani di sini, kita hanya mampu mencapai angka 4.000 Ton, karena kualitas beras disini sangat bagus dan harganya di atas harga beli kita,” pungkasnya.