BEDAH KAMPUNG Program Keberhasilan Kementerian Sosial RI Tahun 2014 Di Kota Padang dan Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat

Artikel () 30 Oktober 2015 22:32:34 WIB


BEDAH KAMPUNG

Program Keberhasilan Kementerian Sosial RI Tahun 2014

Di Kota Padang dan Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat

Oleh :

ZUKHRI, S.Sos

Fungsional Pekerja Sosial

Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat

 

           

“Apa program kemensos RI yang berhasil selama ini“?.Pertanyaan ini penulis lontarkan kepada seorang pegawai yang ada di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat Bidang Pemberdayaan yang dijawab langsung oleh ibu Hesty Pratiwi, SH, MH selaku kepala bidang dan juga dijawab oleh Sudrajat S.sos selaku kepala seksi Pemberdayaan Fakir Miskin ketika duduk santai bersama saat istirahat makan siang. Sontak ada yang menjawab, “KUBE” bukan.“UEP?” ujar yang lain nya, juga bukan. Lalu ia berkata “BEDAH KAMPUNG!”

Kenapa Bedah Kampung, dan mengapa bukan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) atau UEP (Usaha Ekonomi Produktif) ? Rupanya penulis menilai bahwa program Bedah Kampung lansung dirasakan manfaatnya oleh sasaran program, sementara dua program lain membutuhkan proses untuk bisa melihat aslinya. Rumah-rumah yang tadinya reyot dan tidak layak huni, langsung berubah menjadi lebih sehat dan layak ditempati. Kalau mengandalkan uang sendiri, pemilik rumah tidak akan sanggup merenovasi rumahnya lantaran ketiadaan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit, apalagi bila harus “MEMOLES” rumah.

Kondisi rumah tinggal merupakan salah satu indikator kemiskinan. Rehabilitasi rumah tidak layak huni dianggap berdampak positif memutus salah satu rantai kemiskinan efeknya terasa seketika itu juga. Kementerian Sosial RI sudah menjalankan program Bedah Kampung sejak tahun 2012 dan menjadi program andalan Kementerian yang berkantor dijalan Salemba Raya 28 Jakarta. Bedah Kampung adalah model pengembangan Pemberdayaan Keluarga Miskin melalui rehabilitasi rumah tidak layak huni. Konsepnya sangat berbeda dengan program “Bedah Rumah” yang dilaksanakan kementerian perumahan rakyat. Bedah kampung ditempatkan sebagai bagian tidak terpisahkan dari program penanggulangan kemiskinan.Karena itu bersamaan dengan program Bedah Kampung juga dilakukan kegiatan bimbingan sosial dan penyuluhan sosial. Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK) yang ada ditingkat lokal dilibatkan pula dalam kegiatan ini. Hasil akhir yang di harapkan, selain mendapatkan rumah yang layak huni, keluarga miskin mengalami perubahan pada pola pikir, sikap mental dan prilaku sosial.

Kementerian Sosial merencanakan melakukan Bedah Kampung di 1.000 titik yang tersebar diseluruh Indonesia. Namun sesungguhnya jumlah ini masih sangat jauh dari yang semestinya dilakukan. Sebab menurut mantan menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, kementerian sosial sudah mendata terdapat sebanyak 2,3 juta rumah tidak layak huni diseluruh Indonesia. Kemensos tidak mampu menyentuh mereka semua, karena anggaran yang tersedia hanya cukup untuk merehabilitasi sebanyak 15.000 rumah setiap tahunnya. Bila diasumsikan besaran anggaran setiap tahun adalah tetap dan angka rumah yang tidak layak huni tidak bertambah, maka pekerjaan besar Bedah Kampung ini baru bisa rampung dalam kurun waktu 153 tahun. Maka sudah pasti dibutuhkan bantuan pihak lain untuk bisa merealisasikan target-target Bedah Kampung ini karena Kementerian Sosial seorang diri tidak akan sanggup melakukanya,dan itu pulalah yang disasar oleh Kemensos, bagaimana agar banyak pihak terlibat dalam pemutuskan rantai kemiskinan.

Dalam Bedah Kampung melekat ciri khas Kemensos yang dalam paradigma pembangunan berpusat rakyat (People Center Development). Kemensos lebih berperan sebagai stimulator. Program ini diharapkan dapat menstimulasi para Pemerintah Daerah dan semua elemen masyarakat untuk berpatisipasi mengentaskan kemiskinan didaerahnya masing-masing. Bantuan yang diberikan bisa berupa dana maupun tenaga. Sehingga problem keterbatasan dana dan tenaga yang slalu menjadi “MOMOK” bagi Kemensos untuk bergerak dapat teratasi.

Sebagai contoh disuatu Daerah Kementerian Sosial berencana melakukan rehabilitasi 100 rumah secara serempak. Kemensos hanya mendanai biaya rehabilitasi 10 rumah dan mengajak semua elemen didaerah untuk berpatisipasi. Pemerintah daerah setempat menyumbang untuk menanggung biaya rehabilitasi 30 rumah, dunia usaha juga tertarik bergabung dan membantu rehabilitasi 20 rumah. Angka 40 rumah yang tersisa bisa tertutupi dengan bantuan dari swadaya masyarakat.

Tujuan Bedah Kampung ini terealisasi di Kelurahan OLO Kecamatan Padang Barat Kota Padang dan dikelurahan Talawi Kecamatan Payakumbuh Utara. Setahun yang lalu hanya dalam waktu 5 hari sebanyak 250 rumah tidak layak huni berhasil di renovasi. Kegiatan ini melibatkan 100 pekerja yang berasal dari unsur masyarakat, pemuda, tokoh agama, Pemerintah, kepolisian dan TNI. Semua bahu membahu dengan semangat Kesetiakawanan Sosial bergotong-royong membedah rumah-rumah reyot menjadi hunian yang lebih nyaman.

Setiap rumah memperoleh bantuan biaya renovasi dari Kemensos sebesar Rp 10.000.000 guna membeli bahan material bangunan yang disesuaiakan dengan unsur-unsur teknologi arsitektur yang digunakan. Total dana yang dialokasikan untuk program ini sebesar Rp 2,5 milyar. Dana yang digelontorkan Kementerian Sosial hanya bersifat stimulan, sebagai pancingan untuk menarik masyarakat dan dunia usaha, baik perusahaan milik Pemerintah Daerah maupun Swasta, untuk berpatisipasi untuk mendanai program Bedah Kampung.Dan ternyata pancingan itu mengena banyak pihak mengambil bagian, sehingga terkumpulah dana yang lumayan besar. Setelah rumah tersebut selesai direnovasi, total biaya yang terserap mencapai Rp 5 milyar. Taksiran biaya renovasi berkisar pada angka 25 juta rupiah hingga Rp 30 juta rupiah per rumah. Tentu kualitas bangunan yang di hasilkan lebih bagus dibanding dengan anggaran yang terbatas pada angka 10 juta rupiah saja.

Mantan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri sangat mengapresiasi masyarakat Kota Padang dan Kota Payakumbuh beserta SKPD, BUMD dan sejumlah perusahaan yang beroperasi di Sumatera Barat atas turut sertanya mereka mensukseskan renovasi 250 rumah tersebut. Program Bedah Kampung di kota Padang dan kota Payakumbuh di anggap paling berhasil dari yang pernah ada.Saya bangga dengan semangat kebersamaan ini, cermin dari nilai-nilai kearifan lokal. Dari dulu hingga sekarang semangat kebersamaan terbukti nyata sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, ungkap Menteri Sosial ketika meresmikan rumah layak huni hasil bedah kampung di kota Padang dan kota Payakumbuh.

Tetapi harus di akui pula, belum banyak daerah yang se-sukses di kota Padang dan Kota Payakumbuh dalam mengelar Bedah Kampung. Umumnya soal pendanaan masih 100% mengandalkan dari Kementerian Sosial. Bahkan dana yang sedikit itupun ada yang membelok-belokan sehingga tidak sesuia dengan skema dan sasaran yang di rancang Kementerian Sosial. Seperti kasus di Labuhan Bajo Mangarai Barat Nusa Tenggara Timur dimana pada September ditahun 2014 Bedah Kampung dilaksanakan “Seadanya”,dinding rumah terbuat dari seng dan rantai berupa papan. Semestinya lantai rumah dari semen, hanya bagian depan rumahnya saja yang dicat. Belum lagi pekerjaan rehabilitasi rumah diserahkan kepada kontraktor dan tidak melibatkan semangat gotong-royong warga yang merupakan ciri khas dan pembeda Bedah Kampung dengan program serupa yang dilakukan instansi lain. Amat disayangkan semangat gotong royong sangat dikedepankan dalam setiap kegiatan reabilitasi rumah tidak layak huni terlaksana, padahal disanalah letak nilai sosial program ini.

Berbagai kekurangan dan penyimpangan Bedah Kampung dapat disimpan sebagai catatan untuk perbaikan kedepan. Dengan jujur menilai kekurangan diri, maka akan tumbuh semangat untuk memperbaiki. Sekarang, jika program ini terus berlanjut, maka Kemensos perlu melakukan inovasi dan kreasi yang lebih banyak lagi untuk menstimulasikan elemen bangsa agar turut berpesan menyukseskan Bedah Kampung, seperti halnya yang terwujud dikota Padang dan Kota Payakumbuh Sumatera Barat.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :

  1. Tersedianya pelayanan yang layak huni bagi keluarga fakir miskin
  2. Meningkatnya kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan keluarga
  3. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan permukiman keluarga fakir miskin
  4. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat
  5. Berkembangnya kegotong-royongan dan kesetiakawanan sosial
  6. Meningkatkan kondisi perekonomian keluarga fakir miskin
  7. Terentaskannya masalah kemiskinan

Hasil yang dicapai dari Kegiatan Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Pembangunan Sarana Lingkungan dikota Padang serta kota Payakumbuh telah dapat terlaksana dengan hasil sebagai berikut:

  1. Terlaksananya Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) Pola Bedah Kampung dikota Padang dan kota Payakumbuh sebanyak 200 unit untuk 200 KK
  2. Terlaksananya Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dikota Padang dan Kota Payakumbuh
  3. Pembangunan Sarana Lingkungan dikota Padang dan kota Payakumbuh yang terletak di 3 (tiga) Kecamatan telah dapat dilaksanakan dengan pembuatan MCK, drainase, riol, serta balai pertemuan

Dengan telah terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Pembangunan Sarana Lingkungan Pola Bedah Kampung di kota Padang dan kota Payakumbuh maka pada tanggal 28 april 2014 di kelurahan Talawi kec. Payakumbuh Utara kota Payakumbuh telah dilaksanakan peresmian dan penyerahan kunci Rumah Layak
Huni oleh Bapak Menteri Sosial RI kepada penerimaan bantuan sekaligus perencanaan program Kota Sejahtera.

            Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dan Pembangunan Sarana Lingkungan dikota Padang dan kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

  1. Tersedianya layanan perumahan yang tidak layak huni dan meningkatnya kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan.
  2. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan permukiman keluarga Fakir Miskin serta berkembangnya kegotong-royongan
  3. Meningkatnya kualiatas hidup masyarakat serta terentaskannya masalah kemiskinan

Kegiatan Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan pembangunan sarana lingkungan di kota Padang dan kota Payakumbuh dapat terlaksana dengan baik dan lancar dalam upaya peningkatan kegotong-royongan serta meningkatnya rasa kesetiakawanan sosial. Kegiatan Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Pembangunan Sarana Lingkungan di kota Padang dan kota Payakumbuh dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta terentasnya masalah kemiskinan melalui potensi yang dapat dikembangkan guna tersedianya pelayanan Rumah Tidak Layak Huni. Berdasarkan hasil kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Pembangunan Sarana Lingkungan di kota Padang dan kota Payakumbuh, maka tersedianya pelayanan perumahan yang layak huni dan meninggkatnya kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan keluarga fakir miskin

Sebagai sebuah pengembangan model pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Kemiskinan, Bedah Kampung dirancang untuk meninggkatkan capaian hasil upaya pengentasan kemiskinan secara sinergi, transparan, dan akuntabel. Model ini di harapkan menjadi gerakan nasional yang dapat menyentuh akar masalah kemiskinan dan mengembangakan modal sosial dimasyarakat yang berciri bridging social capital. Tantangan yang paling nyata adalah kegotong-royongan di masyarakat berindikasi semakin melemah, sedangkan roh dari kegiatan bedah kampung adalah gotong-royong. Salah satu yang paling berpengaruh untuk menggerakan partisipasi masyarakat adalah yang adanya pemimpin yang terpecaya sebagai motor penggerak. Selain itu tingkat kepercayaan (trust) antar warga masyarakat, kelompok-kelompok sosial yang ada juga harus berada pada level yang tinggi dan pandangan bahwa bantuan yang diberikan menjadi bagiaan yang memberi manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat secara keseluruhan.

Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat harus dapat menggerakan seluruh komponen baik aparatur, warg amasyarakat, organisasi kepemudaan dan kekuatan lainnya untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa kegiatan ini memberikan manfaat dan tergerak untuk mensuksekkan kegiatan bedah kampung, termasuk bagian yang terpenting dari proses ini adalah memelihara dan mengembangkan hasil dari kegiatan ini sehingga menjadi gerakan untuk menciptakan “Kampung Layak Huni”. Demikian hasil laporan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan pengembangan saran lingkungan melalui pola bedah kampung di kota Padang dan kota Payakumbuh semoga kegiatan ini dapat mencapai hasil yang optimal dan berdaya guna, Terima kasih.