Sinergi Ranah dan Rantau
Artikel Yongki Salmeno(Yongki Salmeno) 27 Oktober 2015 17:30:55 WIB
Tradisi merantau bagi etnik Minang sudah lama terkenal. Masyarakat Minang terkenal sebagai perantau-perantau yang tangguh dan ulet, tersebar mulai dari ujung pulau Sumatera hingga ke Papua. Di luar negeri juga tak terhitung jumlahnya. Pekerjaan yang mereka geluti juga beragam, mulai dari wiraswasta, pengusaha, hingga pejabat tinggi.
Seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dengan tradisi merantau, adalah tradisi pulang kampung. Seperti kata pepatah, “setinggi-tinggi terbang bangau, pulangnya ke kubangan jua”. Sudah menjadi kebiasaan umum, meski masyarakat Minang merantau jauh ke belahan dunia manapun, namun ia tetap rindu dengan kampung halamannya. Rasa cinta terhadap kampung halaman dan sanak saudara di kampung tetap melekat di hati mereka.
Karena itu setiap tahun dari dulu hingga kini, selalu saja ada acara pulang basamo yang dilakukan para perantau untuk menjenguk dan melepaskan kerinduannya ke kampung halaman masing-masing. Keindahan alam Minang Kabau dan kulinernya yang enak dan spesifik, memang sangat mendukung agar perantau melepaskan kejenuhannya di rantau dan melepas kerinduan akan kampungnya.
Satu fakta lagi yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa banyak perantau Minang yang berhasil berkarir di rantau. Hal ini merupakan buah dari keuletan dan kegigihan mereka di rantau. Selain itu umumnya mereka berpantang pulang kampung jika belum sukses di rantau. Karena itu umumnya perantau selalu membawa oleh-oleh untuk kampungnya
Tidak heran jika setiap acara pulang basamo, terutama saat Idul Fitri selalu berlangsung meriah. Pelosok-pelosok kampung, objek-objek wisata saat itu biasanya diramaikan oleh mobil-mobil bagus dengan plat nomor luar Sumatera Barat seperti Jakarta, Pekan Baru, Bandung, Bogor dan sebagainya. Saat itu para pedagang kuliner dan pengrajin konveksi panen raya, karena diborong oleh perantau. Tidak sedikit jumlah uang yang dihabiskan perantau di kampung halaman.
Biasanya pada saat itu pula diadakan musyawarah nagari, antara perantau dengan masyarakat di kampung. Saat itu dibahas apa saja yang perlu dibangun dan dibantu oleh perantau utuk memajukan kampung tersebut. Bisa jadi para perantau beriyuran membangun mesjid, sekolah, jalan, koperasi, membantu fakir misin, anak yatim dan sebagainya sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan terhadap kampung masing-masing.
Uniknya tradisi membantu kampung ini dilakukan oleh masing-masing perantau di kampungnya masing-masing. Perantau Sulit Air misalnya, akan berlomba-lomba membangun kampungnya di Sulit Air. Orang Padang Gantiang misalnya juga demiian, tak mau kalah ingin memajukan daerahnya Padang Gantiang. Begitu juga orang Solok, orang Agam, dan seterusnya saling berlomba membangun kampung masing-masing.
Hal ini memang tidak bisa kita pungkiri, para per antau ingin membangun daerah, kampungnya sendiri yang memiliki hubungan emosional dengan mereka. Daerah dimana sanak saudara dan kaum kerabat mereka bermukim di sana. Hal ini wajar dan alamiah saja sifatnya.
Pemerintah Sumatera Barat tentu sangat gembira dengan kedatangan para perantau setaip tahunnya. Karena dengan datangnya perantau aktifitas perekomian masyarakat menjadi terangkat dan tak ketinggalan pembangunan daerah juga terbantu. Hal-hal yang selama ini belum terjangkau dengan bantuan pemerintah, bisa diatasi oleh perantau.
Pemerintah Sumatera Barat melalui Biro Pembangunan dan Rantau siap mendukung kegiatan positif para perantau untuk membangun kampungnya. Silahkan pilih daerah mana yang ingin dibantu dan ingin dibangun, Pemerintah Daerah akan membantu memfasilitasi semaksimal mungkin sesuai dengan tugas dan sarana pendukung yang tersedia. Saya sendiri sebagai Gubernur juga siap datang langsung ke nagari manapun (hal ini sudah sering dilakukan) untuk memberi motivasi masyarakat dan perantau untuk memajukan dan membangun daerah masing-masing. Mari kita bangun sinergi yang kuat antara rantau dan ranah untuk bersama-sama membangun Sumatera Barat.
Selamat datang para perantau Minang, selamat berlibur dan melepas rindu di kampung halaman tercinta. Semoga mendapat berkah dan selalu mendapat limpahan rezki dari Allah SWT sehingga sselalu sukses di rantau dan bisa membantu kampung dan masyarakat kita lebih banyak. Aamiin.***