Enam Kelompok Tani di Agam Terima Alat Pengolahan dan Pasca Panen dari Gubernur

Berita Utama RASMUNALDI, ST(Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan) 08 Mei 2013 05:19:21 WIB


Enam kelompok tani di Kabupaten Agam   menerima bantuan alat pengolahan dan pasca panen dari Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. Penyerahan alat itu dilakukan dalam sebuah acara kunjungan kerja Gubernur di Jorong Lundang, Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sabtu (4/5-2013).

DSCF1314Keenam kelompok tani itu adalah Kelompok Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP) Kembang Sari Prima yang menerima alat berupa alat penggilingan ubi, tabung gas dan kelengkapannya, impuls horizontal sealer, kuali almunium, timbangan 10 kg, dan kedua cetakan kue sapik.

Selanjutnya kelompok tani Usaha Muda Organik Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek. Kelompok ini menerima alat penepung beras organik. Ketiga kelompok tani Koto Hilalang Sepakat Nagari Kamang yang menerima akat keranjang panen jeruk 25 buah, dan gerobak dorong 2 unit.

Kemudian kelompok tani Amanah Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso yang mendapat alat keranjang panen 25 unit dan gerobak dorong 2 unit. Kelompok Tani Batu Kuak, Nagari Garagahan Kecamatan Lubuk Basuang yang menerima keranjang panen 25 unit dan gerobak dorong 2 unit. Terakhir kelompok tani Kincir Mas, Nagari Kampuang Tangah yang juga menerima keranjang panen 25 buah dan gerobak dorong.

Terhadap adanya bantuan tersebut, Gubernur mengingatkan agar memanfaatkan seoptimal mungkin sehingga dapat meningkatkan kegiatan usaha pengolahan hasil dan memproduksi komoditi pertanian yang segar dan bermutu. “Pada gilirannnya , adanya bantuan ini akan pada peningkatkan nilai tambah produk dan kesejahteraan petani,” tegas Gubernur.

Ia mengatakan, globalisasi yang terjadi sekarang ini menuntut adanya sebuah produk yang memiliki daya saing. Daya saing itu ditentukan oleh mutu, cita rasa, tampilan/daya tarik serta keamanan pangan. Sementara kebanyakan hasil pertanian Sumatera Barat dikelola secara tradisional dan konvensional sehingga daya saingnya masih lemah dengan harga juga yang rendah pula.

“Karena itu perbaikan sistem pengolahan produk secara terpadu yang disertai pengembangan teknologi pemanenan, penanganan pasca panen, penanganan pengolahan hasil, penggunaan packaging dan pelabelan serta sertifikasi produk merupakan unsur yang diperlukan untuk mencapai produk yang bermutu, aman konsumsi dan berdaya saing,” terangnya.