Kelembagaan Petani Mantap, Harga Pangan Stabil

Pertanian YANITA SELLY MERISTIKA, S.Kom(Dinas Pangan) 08 April 2015 02:57:25 WIB


PADANG, Pada umumnya, setiap panen padi, petani kerap berada di posisi kurang menguntungkan. Harga tawar rendah sehingga petani terpaksa menjual hasil gabah kepada tengkulak dengan harga rendah pula. Begitu juga saat tidak musim panen, petani  mengalami masa-masa paceklik. Akses petani untuk mendapatkan pangan sulit sehingga petani akan semakin menderita.

Kondisi yang dialami petani tersebut menjadi perhatian pemerintah. Saat ini pemerintah berupaya semaksimal mungkin agar kondisi tersebut berkurang secara bertahap. "Tidak hanya berdampak terhadap kesejahteraan petani. Jika kondisi ini dibiarkan, juga berpengaruh terhadap kestablian harga di wilayah itu dan berdampak pula kepada laju inflasi, " kata Gubernur Irwan Prayitno beberapa waktu lalu. 

Iwan Prayitno mengklaim, persoalan yang dihadapi petani mulai berkurang, karena pemerintah memfasilitasi dan mendorong petani untuk tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi membangun kebersamaan melalui  pembentukan kelompok tani (keltan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan).

Melalui kelompok ini, petani akan mempunyai kekuatan sama untuk meningkatkan posisi tawar khususnya dalam mendistribusikan hasil panennya sehingga memberikan keuntungan bagi kelompok dan anggo­tanya. Dapat pula meningkatkan daya saing melalui peningkatan efisiensi dan skala usaha.

Untuk memperkuat kelembagaan petani tersebut, pemerintah memberi­kan bantuan stimulan yang digunakan sebagai modal  kegiatan pembe­lian dan penjualan gabah/beras serta untuk membangun sarana penyimpanan. Gapoktan didorong agar  mampu memiliki sarana penyimpanan (gudang) dan dapat digunakan untuk menyimpan cadangan pangan bagi anggota saat paceklik. Dengan demikan petani dapat terpenuhi kebutuhannya jika mereka memerlukan pangan.

Menurutnya, kehadiran gudang cadangan pangan sekaligus menjadi solusi terhadap hal-hal yang merugikan petani selama ini. Jika setiap basis penghasil cadangan pangan ada gudang penyimpanan, optimis semangat petani makin tinggi  untuk bercocok tanam karena harga menguntungkan mereka.

"Kita menginginkan agar petani tidak rugi lagi saat panen raya maupun saat masa paceklik. Kondisi ini harus diakhiri. Bila dibiarkan, akan memperlemah ketahanan pangan rumah tangga petani dan dalam skala lebih besar dapat mempengaruhi ketahanan pangan daerah maupun nasional" terang Irwan.  

Ditambahkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar, Ir.H. Efendi, MP, kehadiran Gapoktan itu juga diharapkan mampu membeli beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya dengan harga serendah-rendahnya sesuai HPP.

Untuk memperkuat Gapoktan itulah, pemerintah memberikan stimulan melalui program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM). Stimulan ini bertujuan agar Gapoktan tidak saja sekadar membantu petani, tetapi juga menjaga kestabilan harga pangan.

Stimulan diberikan digunakan untuk membangun gudang sebagai tempat penyimpangan cadangan pangan. Kemudian membeli gabah petani yang tergabung dalam Gapoktan sekaligus juga memberikan pinjaman kepada petani. Dia menjelaskan, bila panen raya yang selama ini dihargai tengkulak dengan harga rendah. Namun Gapoktan akan membelinya dengan harga normal sesuai HPP dan disimpan di gudang penyimpanan.

"Saat harga naik, barulah dijual. Jadi selain sosial membantu anggotanya, juga dididik untuk berbisnis agar Gapoktan itu berkembang," jelas Efendi yang didampingi Kepala Bidang Distribu­si dan Harga Pangan, Ir. Buskar Zulmahdi.

Sejak 2011 hingga 2014, bantuan stimulan sudah dimanfaatkan oleh 35 Gapoktan, dengan rincian 29 Gapoktan di antaranya bersumber dari APBN. Berdasarkan evaluasi, perkembanganya memuaskan. Petani tidak lagi merasakan masa paceklik maupun harga jual gabah re­ndah.

Kini Gapoktan yang dibantu itu, modal usahanya lebih besar dari bantuan stimulan yang diberikan. Cadangan pangan untuk mengatasi permasalahan kekurangan pangan di masa paceklik untuk membantu anggotanya, juga tersedia. Pembelian dan penjualan gabah/beras, volumenya meningkat pula.

"Gudang yang dibangun untuk pengadaan cadangan pangan dan untuk usaha jual beli gabah/beras telah dimanfaatkan sehingga hasil panen anggota Gapoktan dapat dipasarkan dengan baik dengan harga yang lebih baik pula," katanya.