Tiga BUMD Sumbar Dievaluasi
Berita Utama () 30 Maret 2015 03:39:10 WIB
MANAJEMEN BELUM JELAS
PADANG - Kepastian bentuk manajemen tiga perusahaan daerah (Perusda) masing-masing PT Grafika Jaya Sumbar, Dinamika dan Andalas Tuah Sakato (ATS) yang saat ini dipimpin satu direktur masih belum jelas.
Meski sebelumnya ada wacana dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar dan Pemprov untuk melebur (Merger) ketiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, namun masih dalam tahap pembahasan. Ketua Komisi III DPRD Sumbar, Supardi saat ditemui Kamis (26/3) mengatakan, sebelumnya memang ada informasi dari Pemprov kalau ketiga perusahaan itu akan digabung. Namun, harus dibicarakan dulu dengan DPRD dan dicabut kembali Peraturan Daerah (Perda) yang ada.
Kendati bentuk manajemen ketiga BUMD memang butuh diperjelas, lanjutnya, namun yang jadi fokus perhatian bagi DPRD bukanlah masalah manajemen dulu. Hal utama yang sedang dibahas dan sedang dicari solusinya, terkait kondisi BUMD yang dinilai belum mampu memberi kontribusi sesuai harapan.
“Dari laporan yang masuk, kontribusi ketiga BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih jauh dari harapan. Ibaratnya jika kita kasih air segelas, setengah gelasnya saja belum mampu dikembalikan,” ujar Supardi.
Sejauh ini, katanya, DPRD menilai salah satu hal yang membuat BUMD sulit berkembang adalah karena bidang usaha yang digeluti biasa-biasa saja dan cenderung menyamai dengan bidang usaha yang sudah banyak digeluti oleh pihak swasta.
Kondisi itu menurutnya menjadi perhatian bagi DPRD Sumbar untuk dicarikan solusinya. Kedepan direncanakan akan dicari bidang usaha yang tepat dikembangkan untuk bisa membawa BUMD yang tidak sehat bisa kembali hidup dan berkembang.
“Jika tetap diteruskan berjalan dengan bidang usaha yang sudah ada sebelumnya, lama-lama Perusda yang kita miliki ini akan mati, atau selalu berada dalam kondisi seperti ‘hidup segan mati tak mau’,” ujar Supardi. Contoh saja, ulas Supardi, bisa dilihat pada PT Dinamika yang salah satu bidang usahanya bergerak di bidang bengkel, dengan usaha serupa yang memang banyak ditekuni oleh pihak swasta. Tak dipungkiri, BUMD hanya bergantung pada suntikan dana daerah itu akan kalah saing dengan yang lain.
“Hal-hal seperti inilah yang kita evaluasi, kita akan bahas mana dari BUMD dengan bidang usahanya yang lama masih layak untuk diteruskan, dan mana yang seharusnya diganti dengan bidang usaha baru yang lebih menjanjikan untuk berkembang,” urainya lagi.
Dengan melibatkan pemprov dan sejumlah perguruan tinggi juga, DPRD intens mengevaluasi dan mencari masukan untuk ketiga BUMD. Ia juga menyebut, dengan kondisi yang ada, DPRD dan Pemprov memang butuh waktu untuk membahas dan mengevaluasi sebelum akhirnya masalah manajemen ketiga BUMD turut dicari solusinya.
“Masalah siapa yang akan memimpin, akan dimerger atau tidak. Itu adalah hal terakhir yang akan kita kaji. Sekarang kita fokus dulu dengan evaluasi ketiga BUMD. Saat ini proses sudah berjalan, dan ditarget dalam tahun 2015 ini sudah ada kejelasannya” tandas Supardi.
Sehubungan dengan ini juga, Sebelumnya dua direktur dari tiga perusahaan tadi, yaitunya direktur ATS dan Dinamika mengundurkan diri dengan alasan kesehatan. Untuk mengisi kekosongan posisi pimpinan dua BUMD, sementara ini jabatan direktur tiga perusahaan dipegang oleh Direktur Grafika, Dasril.
Sementara itu Asisten II Pemprov Sumbar, Syafruddin kepada Haluan Kamis (26/3) menuturkan, memang ada wacana untuk menjadikan satu ketiga BUMD ini. Hanya saja dari beberapa kali pertemuan dengan DPRD Sumbar belum menemukan titik temu.
Ditambahkannya, pertemuan dengan DPRD untuk memperjelas status ketiga BUMD tersebut. Sebab ketika BUMD hanya dijalankan oleh satu pimpinan dinilai tidak efektif dan akan membawa dampak buruk pada perusahaan.
“Kedepan ketiga BUMD ini masih akan dipimpin oleh Direktur PT Grafika Jaya Sumbar Dasril sampai kita menemukan titik terang. Sejauh ini bila dilihat kinerjanya juga sangat bagus, kondisi PT Dinamika dan ATS juga sudah mulai membaik,” tutupnya.