Pakan Naik, Ayam Potong Stabil

Artikel YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 25 Maret 2015 10:29:26 WIB


Naiknya harga kedelai impor akibat menguatnya dollar Amerika Serikat terhadap rupiah hingga Rp 13 ribu sejak sepekan lalu, juga berdampak pada harga pakan ternak. Salah satunya pakan ayam berbahan baku kedelai, perlahan merangkak naik. 

Harga pakan ayam yang awalnya Rp 420.000 per goni, kini Rp 440.000 per goni atau naik Rp 20 ribu dengan berat 50 kg. Pantauan Padang Ekspres ke sejumlah toko penjual pakan ayam kemarin, rata-rata pedagang menaikkan harga pakan berkisar Rp 200 hingga Rp 500 per kg.

Di Toko Rajawali, distributor pakan ayam di Lubukbegalung, misalnya. Harga pakan ayam petelur atau concentrate naik Rp 300 per kg dari Rp 8.480/kg jadi Rp 8.780/kg. Pakan ayam pedaging atau broiler naik Rp 200 per kg dari Rp 7.250/kg jadi Rp 7.450/kg sejak 16 Maret lalu.

“Itu baru harga pabrik, harga eceran tentu lebih mahal,” ujar karyawan Toko Rajawali yang enggan ditulis identitasnya. Wanita berjilbab itu mengatakan, kenaikan dollar dan BBM adalah pemicu utama kenaikan harga pakan ternak.

“Permintaan pakan ayam dari peternak besar dan kecil belakangan ini lesu. Biasanya banyak permintaan dari dalam dan luar kota, tapi belakangan ini sepi, ditambah lagi dollar naik,” keluhnya.

Faisal 47, grosir dan pengecer pakan ayam di kawasan Bypass Aiepacah, mengaku belum merasakan dampak kenaikan dollar tersebut. Pasalnya, sebelum dollar naik, persediaan pakan ayam di kiosnya cukup banyak. “Untuk sekarang saya belum menaikkan harga, tapi ke depannya mungkin saja,” kata Faisal. 

Pengecer lain, Zulfahmi, 28, mengaku, sudah menaikkan harga pakan ayamnya rata-rata Rp 500 per kg. Makanan ayam petelur (concentrate) dari Rp 8.500/kg jadi Rp 9.000/kg dan makanan ayam pedaging dari 7.500/kg jadi Rp 8.000/kg.

“Dengan harga segitu, sebenarnya saya hanya mengambil untung sedikit, kalau terlalu mahal nanti tidak ada yang beli,” kata Zul di kiosnya kawasan Tabing.

Daging Ayam Stabil

Menariknya, kenaikan harga pakan ayam ternyata belum berpengaruh kepada harga ayam dan telur ayam buras di pasaran. Sebaliknya, harga ayam pedaging di pasaran malah turun.

Buyung, 55, pedagang ayam potong di Pasar Inpres mengatakan, belum ada kenaikan harga ayam menyusul kenaikan harga pakan ternak. Harga ayam relatif stabil, bahkan cenderung turun dari minggu lalu Rp 15.000/kg jadi Rp 14.000/kg.

“Kenaikan harga ayam tidak selalu bergantung kepada kenaikan harga pakan ayam dan dollar. Sebab, beberapa peternak ayam di Sumbar sekarang juga menggunakan pakan ayam alternatif seperti campuran jagung, beras dan dedak,” ungkap Buyung. 

Menurutnya, kenaikan harga ayam lebih tergantung pada stok ayam yang ada di peternak. “Mungkin sekarang stoknya lagi banyak, makanya harga ayam murah,” kata Buyung. 

Senada dengan Buyung, Riki, 28, pedagang grosir dan pengecer telur di Pasar Raya juga mengaku belum merasakan dampak dollar terhadap harga telur. Ia mengatakan, harga telur saat ini malah turun dari bulan lalu Rp 36.000/karton isi 30 jadi Rp 30.000/karton.

Menurut Riki, naik atau turunnya harga telur di Sumbar lebih disebabkan tinggi atau rendahnya permintaan telur dari luar sumbar. “Biasanya kalau di Jawa tinggi permintaan dan sanggup membeli lebih mahal, maka harga telur di Padang akan naik,” kata Riki. (*)