Gubernur Sidak Ke Pasar Raya Padang

Berita Utama () 19 Maret 2015 00:52:15 WIB


Padang, Tingginya angka inflasi di Sumbar dua tahun belakangan ini, membuat Gubernur Sumbar harus turun tangan. Mengantisipasi itu, Gubernur melakukan pemantauan dengan melakukan Operasi Pasar di Pasar Raya Padang, Rabu (18/3) kemarin. Dalam hal itu, ia temukan sejumlah bahan pokok terutama bawang mengalami kenaikan harga.

Pada kesempatan itu Gubernur didampingi oleh Wakil Walikota Padang Emzalmi, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah Sumbar, Puji Atmoko dan sejumlah SKPD dilingkungan Pemprov Sumbar. Operasi pasar dimulai dari Kantor Walikota lama. Dari situ Gubernur serta rombongan menemui 2 pedagang yang berada di Pasar Raya Padang.

“Sidak kita hari ini, fakta yang ditemukan pedagang mendatangkan cabai dan bawang itu malah dari Pulau Jawa. Cabe lokal asal Sumbar malah dikirim ke Riau, hal ini yang membuat inflasi di Sumbar itu tinggi,” tegas IP saat sidak.

Dalam temuannya pada operasi pasar itu, Irwan heran. Karena, komoditi lokal asal Sumbar seperti cabai hanya tersisa 5 persen beredar di pasaran. Sedangkan 95 persen dijual ke provinsi tetangga. “Petani cabai di Sumbar itu banyak, tapi 95 persen dijual keluar. Sedangkan untuk kebutuhan daerah kita malah datangkan dari Jawa dan Bengkulu,” terangnya.

Kemudian kata Gubernur, harga cabai merah di Pasar Raya Padang berkisar 18 hinga 20 ribu per kg, sedangkan bawang merah terbilang tinggi yakni Rp28 ribu per kg. “Ada lima pedagang besar yang menyuplai cabai ke Padang, jumlahnya mencapai 5-6 ton sehari. Harga disini, memang ditentu pedagang yang dipasok dari Jawa. Naik turunnya harga, pemerintah bahkan tak tahu penyebabkan” pungkasnya.

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat, inflasi Sumbar pada 2014 lalu dianggka 11,58 persen. Jumlah ini terlalu tinggi dibanding nasional yang hanya 8,38 persen untuk 2014.  Demikian juga untuk 2013, mencapai 10,87 persen sedangkan nasional hanya 8,93 persen. Untuk inflasi Sumbar dua tahun belakangan, sejumlah komuditas memiliki andil besar adalah harga cabai merah, beras dan BBM.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah Sumbar, Puji Atmoko menyamput baik tindakan gubernur yang turun langsung ke lapangan. Selama ini terang dia, diskusi pengendalian inflasi Sumbar sudah banyak diskusi di belakang meja. 

“Turun kelapangan, mengecek langsung kondisi di lapangan sangat perlu. Apalagi melibatkan SKPD, ini sangat membatu untuk pengendalian inflasi di daerah,” ujarnya.

Saat ini kata dia, data Januari dan Februari kemarin, angka inflasi sudah turun dibanding tahun lalu yang mencapai 11,8 persen. Pada Januari dan Februari malah mengalami deflasi (penurunan) mencapai minus 2,9 persen dibanding sebelumnya pada Desember 2014. 

“Meski Maret ini trendnya ada kenaikan, namun tak tinggi. Mudah-mudahan tahun ini akan mengalami deflasi diakhir tahun,” harapnya. 

Disamping itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, pemerintah akan menyegerakan pembangunan gedung inflasi di Kota Padang. Hal itu amat penting. Pasalnya, kondisi sekarang, pemerintah belum dapat berbuat banyak untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok di pasaran. 

Menurut gubernur, kehadiran gedung infasi juga menekan permainan kotor para ritel yang selama ini mengatur harga beberapa kebutuhan pangan seperti cabai, bawang dan beras.

Gedung inflasi menurut dia, adalah titik temu antara petani, pedagang dan konsumen agar menstabilkan harga. “Apalagi dengan melibatkan BUMD, tentu sangat berperan penting menjaga kestabilan harga. Inflasi yang baik adalah yang rendah dan stabil,” tutupnya.

(Humas Sumbar)