Potensi PLTMH Sumbar Masih Butuh Sentuhan Investor
Berita Utama () 17 Maret 2015 10:29:16 WIB
Padang, Pengembangan aliran air atau sungai yang memiliki potensi menjadi sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di Sumatera Barat masih membutuhkan sentuhan dari investor. Berdasar pemetaan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumatera Barat, terdapat energi listrik sebesar Seribu Mega Watt lebih, yang bisa dihasilkan dari aliran air di Sumatera Barat yang tersebar di 19 Kabupaten/Kota.
“Kalau listrik yang bisa dihasilkan dari PLTMH di Sumatera Barat, bisa mencapai Seribu MW. Tapi yang sudah kita data itu ada 54 titik potensi PLTMH dengan total energi listrik yang dihasilkan 485 MW,” terang Kepala Dinas ESDM Sumatera Barat Marzuki Mahdi, Selasa (17/03).
Marzuki menjelaskan, dari 54 titik potensi PLTMH dimaksud, 38 titik telah dikeluarkan izin prinsip pembangunannya, 1 titik telah beroperasi di Kabupaten Solok Selatan dengan menghasilkan energi listrik 8 Mega Watt, sedangkan 6 titik lainnya masih dalam tahap pengerjaan. Sementara itu, 16 titik potensi PLTMH lainnya masih belum tersentuh. Diharapkan dalam waktu dekat ada penanam modal yang tertarik mengolah potensi energi di 16 titik PLTMH yang tersisa.
“Dari satu pembangkit minihidro ini bisa dihasilkan energi mencapai 10 MW. Itu sudah terbukti di Solok Selatan, yang listriknya digunakan untuk memperkuat kebutuhan listrik di daerah sekitar. 38 PLTMH yang telah dikeluarkan izin prinsipnya, seluruhnya investor dalam negeri. Kita memang harapkan, perusahaan daerah yang menggelola potensi ini, meski peluangnya terbuka untuk siapapun. Jangan sampai awak mancaliak urang karajo di pekarangan awak surang,”harapnya.
Marzuki Mahdi menambahkan, Sumatera Barat memang pantas menjadi wilayah lumbung energi baru terbarukan atau energi hijau yang salah satunya berbasis air, dengan catatan cachment area atau wilayah tangkapan airnya tidak terganggu.
“Sayang kalau kita bersemangat jadi wilayah lumbung energi hijau, tapi daerah tangkapan air di wilayah bukit atau hutan tidak kita rawat. Akibatnya debit air berkurang, energy yang dihasilkan tidak stabil,”pungkasnya.
(Humas Sumbar)