GEDUNG LKAAM TETAP ASET PEMPROV TIDAK DIHIBAHKAN

Berita Utama () 17 Maret 2015 01:14:14 WIB


Padang, Pembangunan Kantor Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat yang didirikan di kawasan Masjid Raya Sumbar, telah memasuki tahap penyelesaian. Berkemungkinan, gedung yang dibangun dengan sumber dana dari APBN sebesar 11 Milliar Rupiah akan dioperasionalkan pada Bulan April mendatang.

Ketika melihat langsung pembangunan Kantor LKAAM Sumatera Barat siang tadi, Senin (16/03) kemaren, Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, gedung dengan lebar 33 meter dan panjang 42 meter dimaksud merupakan salah satu gedung yang dibangun karena gedung lama yang berdiri di Jalan Diponegoro mengalami rusak parah akibat gempa tahun 2009 lalu.

“Gedung LKAAM ini termasuk dalam 53 gedung pemerintahan di Kota Padang yang rusak berat atau runtuh akibat gempa 2009. Pembangunan kembali gedung pemerintahan yang rusak memang agak lama pelaksanaannya, karena di tahun 2010-2012 kita mendahulukan perbaikan rumah masyarakat yang rusak akibat gempa. Selanjutnya di tahun 2013 hingga saat ini, sudah 39 gedung pemerintahan yang selesai dibangun. Untuk tahun ini secara bertahap ada 6 gedung yang dibangun termasuk gedung LKAAM. Untuk gedung ini kita rencanakan peresmiannya dilakukan oleh Kepala BNPB Syamsul Ma’arif di Bulan April mendatang,”terangnya   

Gubernur menjelaskan, kendati berjudul Kantor LKAAM, gedung yang dibangun mulai Bulan Maret tahun 2014 dimaksud, tidak serta merta dihibahkan kepada Organisasi LKAAM. LKAAM hanya dipercaya mengelola, sedangkan kebutuhan pemeliharaan gedung yang diperkirakan mencapai 18 Juta Rupiah per bulan, tetap dibiayai oleh Pemerintah.

“Gedung ini tetap aset Pemprov. LKAAM hanya memakai. Nantinya biaya cleaning service, listrik, air, semua akan ditanggung oleh Pemprov,”jelasnya.

Gubernur berharap, gedung LKAAM ke depan dapat difungsikan oleh masyarakat sebagai tempat pencerahan dalam memperdalam ilmu adat, karena di dalamnya terdapat perpustakaan adat serta dihuni sosok yang memahami tatanan hidup masyarakat Minangkabau.

(Humas Sumbar)