Produksi Padi Sumbar Terus Naik, Ketersediaan Pangan Terjamin

Berita Utama YANITA SELLY MERISTIKA, S.Kom(Dinas Pangan) 06 Maret 2015 09:36:21 WIB


Ketahanan Pangan sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi Negara sampai perorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.     

      Bagi masyarakat kita pangan lebih diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama mereka, sehingga Pemerintah (Pusat dan Daerah) wajib berupaya untuk menyediakan beras dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau bagi masyarakat, mengingat  jumlah penduduk yang besar dan sebaran populasi yang luas dan tersebar merata di seluruh pelosok.

      Sebagai bahan pangan strategis, beras harus tersedia secara cukup di tingkat masyarakat, bahkan untuk menghadapi perubahan iklim global yang berdampak pada sistim usaha tani, maka harus ada surplus beras sebagai cadangan pangan  di masyarakat, yang dikenal sebagai swasembada pangan. Dua strategi yang ditempuh untuk mencapai swasembada pangan adalah melalui peningkatan produksi padi dan penurunan konsumsi beras.

      Peningkatan produksi padi dilaksanakan melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan perbaikan jaringan irigasi dan optimasi  lahan serta cetak sawah baru bagi daerah yang masih berpeluang, sedangkan peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui adopsi teknologi  sesuai rekomendasi seperti peningkatan penggunaan benih unggul bermutu, penggunaan pupuk berimbang, tanam sistim jajar legowo, Padi Tanam Sabatang/ SRI (The System rice of Intensification) dan penerapan teknologi spesifik lokasi lainnya.

      Untuk menurunkan konsumsi beras yang dilaksanakan melalui pengembangan komoditi non  padi di sentra-sentra utama sehingga tersedia cadangan pangan yang cukup di daerah tersebut. Antara lain pengembangan jagung di 9 kawasan jagung, pengembangan ubi jalar di kawasan ubi jalar, pengembangan ubi kayu dan kacang tanah untuk memasok kebutuhan pengrajin makanan ringan pada unit pelayanan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian (UP3HP).  

      Produksi padi Sumatera Barat 5 tahun terakhir (2010 sd.2014) mengalami peningkatan sebesar 13,9% dari 2.211.248 ton gkg tahun 2010 menjadi 2.519.020 ton gkg tahun 2014 (Asem 2014, BPS), dengan rata-rata peningkatan sebesar 3% per tahun (lihat grafik. 1).

grafik1 padi

      Pada era Kabinet Kerja dibawah Presiden Joko Widodo ini ditargetkan Indonesia akan swasembada Pangan tahun 2017, dalam arti pangan/beras tersedia cukup sampai 6 bulan kedepan.  Sebagai salah satu Provinsi penyanggah produksi beras Nasional, Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat mendapat target peningkatan produksi padi sebesar 500 ribu ton selama 3 tahun, sehingga tahun 2017 produksi padi Sumbar mencapai 3 juta ton gkg.  Target penambahan produksi yang signifikan ini tentu saja diiring dengan alokasi kegiatan pendukung yang memadai.

    Untuk mendukung pencapaian target itu dialokasikan kegiatan kontingensi pada APBNP 2014 dengan kegiatan Optimasi Lahan dan pengadaan hand Traktor.  Pada tahun 2015 melalui APBN dan APBN Perubahan dialokasikan kegiatan pendukung antara lain perbaikan Jaringan irigasi 66.150 ha, kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan  yang akan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), Gerakan Penerapan PTT Padi dan Jagung dengan melakukan tanam dengan sistim jajar legowo dan bantuan benih untuk meningkatkan penggunaan benih unggul untuk meningkatkan produktivitas tanaman,  kegiatan Perlindungan Tanaman untuk meminimalisir serangan OPT dan pengadaan alat mesin/Alsin (traktor) untuk percepatan pengolahan tanah serta sarana prasarana pasca panen padi dan jagung untuk menekan losis/kehilangan hasil seperti perbaikan heller, pengadaan combine harvester, thersher, vertikal dryer dan sebagainya.  Semua dukungan ini diharapkan akan saling melengkapi dalam upaya pencapaian terget produksi padi di Sumatera Barat sebesar 3 juta ton gkg.

    Pengembangan jagung juga menjadi prioritas di Sumatera Barat untuk mencapai target produksi sebesar 1 juta ton pipilan kering (pk) tahun 2017, dimana Angka Sementara 2014 baru mencapai 605 ribu ton pk.  Pengembangan jagung dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan diversifikasi pangan sebagai jagung olahan guna ketahanan pangan masyarakat Sumatera Barat.  Berbagai dukungan fasilitasi dialokasi di Sumbar baik melalui APBN maupun APBN Perubahan 2015 antara lain, kegiatan GPPTT jagung, bantuan sarana Pasca Panen Jagung. Dana APBD Sumbar tahun 2015 juga mendukung pengembangan padi dan jagung ini melalui kegiatan SLPTS dan SLPTT (lihat Grafik. 2). 

   
grafik jagung