PAMERAN PROMOSI USAHA DAN INVESTASI DALAM RANGKA INDONESIAN INVESTMENT MARINE AND FISHERIES EXPO MEGA MALL BATAM CENTRE

Berita Utama NONONG HANUGRAH, A.Md(Dinas Kelautan dan Perikanan) 12 Agustus 2014 05:44:46 WIB


 

 

 Sektor Kelautan dan Perikanan memiliki peran yang strategis, menjadi lokomotif dan penggerak utama (prime over) bagi akselerasi pembangunan nasional yang berbasis sumberdaya alam. Sektor kelautan dan perikanan ini telah terbukti berkontribusi besar dalam pelaksanaan program nasional yaitu pengentasan kemiskinan (Pro Poor), penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja (Pro Job), dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi (Pro Growth) serta pelestarian lingkungan (Pro Environment).

Untuk mewujudkan program nasional tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melaksanakan program Industrialisasi Kelautan dan Perikanan yang bertujuan untuk mewujudkan percepatan peningkatan pendapatan pembudidaya, nelayan, pengolah dan pemasar serta petambak garam. Sedang sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktifitas, daya saing dan nilai tambah sumber daya kelautan dan perikanan.

Dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran industrialisasi kelautan dan perikanan tersebut peranan investasi, penanaman modal baik dalam negeri maupun modal asing, kerjasama perdagangan dalam rangka peningkatan ekspor menjadi sangat penting salah satunya adalah dengan melakukan program/kegiatan baik promosi investasi, kerjasama investasi, forum bisnis, temu kemitraan maupun kerjasama perdagangan dengan berbagai negara di dunia.

Dengan masuknya investasi akan memberikan peluang bagi berkembangnya industry dan berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah sektor kelautan dan perikanan. Investasi yang diharapkan dalam hal ini adalah investasi inovatif dan kreatif yang menuju pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan dengan berbasis "Blue Economy". Pengembangan blue economy ini dengan efisiensi sumberdaya alam, melipatgandakan hasil produksi dan nilai, memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, kepedulian social (social inclusiveness) dan tanpa limbah (zero waste). Upaya mewujudkan blue economy ini, peran swasta sangat besar dalam kerangka pengembangan investasi sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan, dimana kondisi sekarang bahwa 80 % investasi industry perikanan merupakan share dari dunia usaha.

Sumatera Barat berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.Per.01/Men/2009 berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang meliputi perairan Samudera Hindia bagian barat dengan potensi ikan pelagis besar yang dapat dieksploitasi sebesar 186.250 ton/tahun.

Dari potensi tersebut yang baru termanfaatkan baru sekitar 42,61 %. Berarti masih terdapat peluang untuk pengembangan eksploitasi perikanan Sumatera Barat. Hal ini juga didukung oleh potensi wilayah dengan panjang garis pantai secara total mencapai 1973,24 km dan luas perairan territorial mencapai 186.580 km2 .

Berdasarkan Pidato Presiden RI tanggal 18 Desember 2006 di Padang, Sumatera Barat ditetapkan sebagai Sentra Tuna Bagian Barat Indonesia. Mendukung kebijakan tersebut telah dikeluarkan beberapa keputusan diantaranya adalah :

1. Penetapan Pelabuhan Bungus sebagai Pelabuhan Perikanan Samudera bersama 5 pelabuhan lain di Indonesia (SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 26.1/MEN/2001)

2. Industri Hasil Perikanan sebagai Industri Unggulan Sumatera Barat (Perpres no 28 Tahun 2008)

3. Pembentukan Tim Pengembangan Sentra Tuna Sumatera Barat (Surat Keputusan Gubernur Sumbar Nomor:523.5/608.DKP.5/ 2009, tanggal 1 Maret 2009)

Penyelenggaraan pameran Indonesia Marine and Fisheries Investment Expo 2014 menjadi wahana pertemuan antara pelaku bisnis sektor industry kelautan dan perikanan dari Sumatera Barat dengan pelaku bisnis skala nasional dan multinasional, serta menciptakan semangat kebersamaan untuk pengembangan potensi industry kelautan dan perikanan yang dihimpun dari berbagai pihak secara sinergis akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar untuk mewujudkan pengembangan industry kelautan dan perikanan Indonesia. Ajang promosi ini dapat menjadi sarana penyebarluasan informasi terkait potensi sektor perikanan dan kelautan Sumatera Barat baik dikalangan akademisi, masyarakat dan pelaku usaha sehingga diharapkan muncul kerjasama antar pemerintah dengan pengusaha, pemerintah dengan pemerintah, maupun pengusaha dengan pengusaha dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan di Sumatera Barat.

Kegiatan Indonesian Investment Marine and Fisheries Expo 2014 dilaksanakan tanggal 2 s/d 5 Mai 2014 di lantai dasar Mega Mall Batam Centre Batam. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Ir. Saut P Hutagalung, MSc dengan narasumber Ketua KADIN Bidang Kelautan dan Perikanan, Konsul Ekonomi, Konsulat Jenderal RI di Johor Bahru, Direktur PT. SPC (Sumatera Promotion Centre), Kepala BKPM Kota Batam serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT. Forum bisnis dihadiri oleh pelaku usaha dalam negeri dan lokal (Batam dan Kep. Riau), pelaku usaha luar negeri (Singapura dan Malaysia), 33 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam.

Rangkaian kegiatan Indonesian Marine and Fisheries Investment Expo antara lain :

1. Pameran peluang investasi dan produk kelautan dan perikanan

2. Business Forum

Pameran Pelauang Investasi dan produk Kelautan dan Perikanan ini diikuti oleh 50 stand yang diisi oleh 33 (tiga puluh tiga) Provinsi dan 16 Kabupaten/Kota dimana salah satunya adalah Kabupaten Pasaman Barat.