Megathrust
Artikel Sub Bag. Sarana dan Prasarana(Sub Bag. Sarana dan Prasarana) 21 Maret 2014 08:56:46 WIB
Megathrust
Oleh : Irwan Prayitno
Sejak seminggu belakangan terjadi eskalasi kesibukan di Sumatera Barat, khususnya kota Padang. Mobil-mobil SAR(Search and Rescue), BNPB/BPBD (Badan Pengendalian Bencana Nasional/Daerah) tampak sibuk berlalu-lalang. Sejumlah helikopter dan dua pesawat herkules juga telah bersiap-siaga di Bandara Tabing. Kemaren (Kamis, 20/03/2014), Menko Kesra Agung Laksono, hadir langsung memimpin acara gelar pasukan penanggulangan bencana di Lanud Tabing.
Ribuan orang dilibatkan dalam acara yang dipimpin langsung oleh kepala BNPB Syamsul Maarif ini. Sebanyak 18 negara ikut dalam kegiatan yang bertajuk Mentawai Megathrust Direx 2014i. Wakil Presiden Boediono juga akan hadir langsung dalam acara besar ini.
Sejumlah tokoh dan masyarakat setengah kuatir dan curiga bertanya kepada saya. Apakah ini berarti Megathrust Earthquake (gempa dahsyat diikuti tsunami) itu benar-benar segera akan terjadi ? Apakah peristiwa itu akan terjadi dalam beberapa hari ini atau dalam minggu ini ? Kenapa persiapannya serius sekali ?
Berkali-kali saya menjawab dan menegaskan, bahwa tak seorangpun yang tahu kapan peristiwa itu terjadi. Juga tak seorangpun yang tahu dimana peristiwa itu terjadi dan berapa kekuatan gempa dan tsunami tersebut.
Para ahli cuma bisa memprediksi atau meramalkan akan terjadi gempa dan perkiraan dimana gempa tersebut berpotensi terjadi. Namun tak seorangpun bisa memastikan kapan dan dimana peristiwa itu terjadi. Dulu banyak ahli meramalkan megathrust akan terjadi di Mentawai pasca gempa 8,9 skala richter yang meluluh lantakkan Sumatera Barat tahun 2009.
Namun Alhamdulillah peristiwa tersebut tidak terjadi di Sumatera Barat, tsunami dan gempa dahsyat justru terjadi di Jepang pada bulan Maret tahun 2011. Kita turut sedih dan prihatin dengan musibah yang melanda negara yang terkenal maju teknologinya tersebut. Mereka sangat peduli dan banyak membantu saat terjadi gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera Barat.
Dalam sambutannya saat gelar pasukan kemaren, Menko Kesra mengatakan, latihan ini diadakan belajar dari pengalaman yang kita petik saat terjadi gempa dan tsunami tanun 2004 di Aceh. Saat itu 200.000 penduduk menjadi korban meninggal dunia dan sungguh tak ternilai kerugian harta benda yang terjadi. Maka karena itu, latihan ini dilakukan untuk memperkecil resiko kerugian harta dan nyawa, jika peristiwa itu terjadi.
Latihan ini sudah dipersiapkan dan direncanakan jauh hari sebelumnya. Hanya saja karena berbagai hal dan kendala, baru tahun ini bisa terlaksana. Latihan ini melibatkan berbagai stake holder, seperti TNI, Polisi, Kesehatan, SAR, BNPB, PU,PMI, Tagana, Komunikasi dan lainnya, sehingga satu sama lainnya saling bersinergi. Dalam latihan peran masing-masing unsur tersebut diujicoba dan dikoornasikan, agar jika terjadi peristiwa sebenarnya, masing-masing unsur bisa menjalankan tugas dan perannya masing-masing dan terkoordinasi secara baik.
Semua ikhtiar itu tentu perlu dan malah wajib kita lakukan. Namun setelah semua upaya dan ikhtiar dilakukan semaksimal mungkin, tahap berikutnya yang perlu kita lakukan adalah berdoa. Seperti firman Allah: “Berdoalah kamu, niscaya Tuhan akan mengabulkannya.” Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Allah akan pindahkan suatu bencana ke tempat lain, jika ummat di daerah tersebut bertaqwa dan berdoa.”
Mari kita berdoa bersama semoga bencana tersebut tidak terjadi di ranah tercinta ini serta melakukan antisipasi dan persiapan sebaik mungkin, sebelum bencana itu terjadi. ***