UPDATE ZONASI Kabupaten Kota di Sumatera Barat Minggu ke 60 Pandemi Covid-19 (Periode 2 Mei 2021 - 8 Mei 2021)

UPDATE ZONASI Kabupaten Kota di Sumatera Barat Minggu ke 60 Pandemi Covid-19 (Periode 2 Mei 2021 - 8 Mei 2021)

Berita Utama Drs. Jasman, MM.(SEKRETARIAT DAERAH) 02 Mei 2021 09:56:13 WIB


UPDATE ZONASI Kabupaten Kota di Sumatera Barat Minggu ke 60 Pandemi Covid-19
(Periode 2 Mei 2021 - 8 Mei 2021)

Berdasarkan hasil perhitungan 15 indikator data onset pada minggu ke-59 pandemi covid-19 di Sumatera Barat oleh Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Barat, maka mulai tanggal  2 Mei 2021 sampai tanggal 8 Mei 2021, ditetapkan zona daerah sebagai berikut

 

ZONA MERAH - RESIKO TINGGI (Skor 0 - 1,8)

NIHIL

 

 ZONA ORANYE - RESIKO SEDANG (Skor 1,81 - 2,40)

  1. Kabupaten Kepulauan Mentawai (skor 2,39)
  2. Kota Padang (skor 2,38)
  3. Kota Payokumbuah (skor 2,37)
  4. Kota Solok (skor 2,36)
  5. Kota Padang Panjang (skor 2,34)
  6. Kota Sawahlunto (skor 2,31)
  7. Kabupaten Pasaman Barat (skor 2,30)
  8. Kota Bukittinggi (skor 2,30)
  9. Kabupaten 50 Kota (skor 2,26)
  10. Kabupaten Tanah Data (skor 2,25)
  11. Kabupaten Agam (skor 2,21)
  12. Kabupaten Pesisir Selatan (skor 2,20)
  13. Kabupaten Solok Selatan (skor 2,18)
  14. Kabupaten Padang Pariaman (skor 2,17)
  15. Kabupaten Pasaman (skor 2,12)
  16. Kabupaten Sijunjuang (skor 2,06)
  17. Kabupaten Solok (skor 1,96)

Catatan:
Pada minggu ke 60 pandemi covid-19 di Sumbar, terdapat  17 (tujuhbelas) daerah Kabupaten Kota yang berada pada zona Oranye. Meningkat dari minggu sebelumnya yang hanya 16 daerah. Zona Kuning 2 daerah dan tidak ada zona Merah dan Hijau.

Yang paling buruk skornya pada minggu ini adalah Kabupaten Solok. Diharapkan Satgas Covid-19 Kabupaten Solok segera melakukan semua upaya yang dianggap perlu dan penting untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 di wilayahnya.

Telah hampir 6 bulan Kabupaten Solok selalu berada di zona oranye dan pertambahan positif selalu meningkat, disamping kasus warganya meninggal akibat covid-19 juga meningkat.

ZONA KUNING - RESIKO RENDAH (Skor 2,41 - 3,0)

  1. Kota Pariaman (skor 2,59)
  2. Kabupaten Dharmasraya (skor 2,47)

Catatan:
Kembali Kota Pariaman menjadi yang terbaik minggu ini dengan skor tertinggi 2,59. mencatatkan skor terbaik dalam penanganan covid-19 (sesuai indikator kesehatan masyarakat). 

ZONASI HIJAU - TIDAK ADA KASUS

(Tidak ada tercatat penambahan kasus covid-19 dalam 1 bulan terakhir dan jika ada yang positif telah sembuh seluruhnya serta tidak ada kasus meninggal 1 bulan terakhir)

TIDAK ADA

Semakin tinggi skor, semakin baik pengendalian penyebaran covid-19 di daerah tersebut.

Catatan: 

Pada Minggu ke-60 ini, kondisi pandemi covid-19 di Sumbar adalah sebagai berikut:

  1. Hanya 2 (dua) daerah yang berada di zona Kuning, yaitu Kota Pariaman dan Kabupaten Dharmasraya. Selebihnya (17 Kabupaten Kota) telah berada di zona oranye. Namun demikian, tidak ada zona merah dan zona hijau di Sumbar. 
  2. Kecenderungan Positivity Rate (PR) meningkat. PR mingguan Sumbar pada minggu ke 59 adalah 8,27 (Standard WHO 5,0), meningkat dari minggu sebelumnya di 7,99. (MENINGKAT)
  3. Yang patut diwaspadai, positivity rate (PR) Sumatera Barat pada minggu ke 59 selalu berada pada tingkat 10% sampai 21%. 
  4. Berdasarkan data yang ada, peningkatan kasus positif didominasi di daerah perkampungan akibat adanya curi star mudik oleh sebahagian masyarakat yang tidak terdeteksi. Hal ini juga dipicu karena rendahnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol covid-19 dalam aktifitas kesehariannya.
  5. Provinsi Sumatera Barat masih berada pada zonasi ORANYE (Resiko Sedang) dengan skor 2,05 / KASUS MENINGKAT
  6. Sampai minggu ke 60, warga Sumbar yang telah terinfeksi covid-19 adalah 37.110 orang.
  7. Recovery Rate (tingkat kesembuhan) 91,75%, atau sembuh sebanyak 34.050 dari 37.110 orang yang terinfeksi. Merupakan capaian kesembuhan tertinggi secara nasional. Secara keseluruhan, pada minggu ini tingkat kesembuhan meningkat / KESEMBUHAN MENINGKAT
  8. Meninggal dunia akibat Covid-19, sebanyak 803 orang dari 37.110 yang terinfeksi (2,16%) / MENINGKAT 
  9. Kasus Aktif sebanyak 2.257 orang (6,08%) dari 37.110 orang / MENURUN 
  10. Rawat di RS Rujukan (hunian rumah sakit) : 429 orang (19,01%) dari 2.257 orang kasus aktif / MENINGKAT
  11. Isolasi Mandiri : 1.750 orang (77,54%) dari 2.257 orang kasus aktif / MENINGKAT
  12. Isolasi dikarantina provinsi : 0 orang (0,00%) (FASILITAS KARANTINA PROPINSI TIDAK ADA LAGI DISEDIAKAN)
  13. Isolasi dikarantina Kab/Kota : 78 orang (3,46%) / MENURUN

INI PERLU PERHATIAN SERIUS SEMUA SATGAS KABUPATEN DAN KOTA. KECENDERUNGAN KASUS MENINGKAT INI AKAN SEMAKIN MENGKHAWATIRKAN. Oleh karena itu diperlukan upaya:

  1. Pengawasan orang datang di Bandara dengan melakukan schreening ketat melalui test PCR Swab secara gratis.
  2. Agar Kabupaten Kota mendirikan karantina mandiri di daerah masing-masing. Setiap orang yang masuk ke daerahnya setelah bepergian dari luar daerah, wajib dikarantina selama 14 hari, atau dikarantina sampai hasil SWAB PCR nya keluar. Setelah 14 hari atau jika hasil Swabnya negatif, barulah yang bersangkutan boleh berinteraksi ditengah-tengah masyarakat.
  3. Melibatkan semua institusi informal masyarakat untuk dapat secara bersama-sama mengajak masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dan serta mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi di pusat-pusat kesehatan terdekat
  4. Satgas Kabupaten Kota diharapkan secara rutin dan berkala melakukan razia dan penindakan pelanggaran protokol kesehatan baik kepada perorangan maupun perusahaan dan institusi yang telah diatur dalam Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru
  5. Diharapkan Satgas Kabupaten Kota dapat melakukan berbagai inovasi yang berlandaskan kearifan lokal (local wisdom) dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19. Seperti adanya Nagari Tageh atau Kongsi Covid.

 

Sumber Data: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

---------------------------------------------------------------

INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT (INDIKATOR PENETAPAN ZONASI)

Berikut 15 indikator kesehatan masyarakat yang terbagi menjadi 11 (sebelas) indikator epidemiologi, 2 (dua) indikator surveilans kesehatan masyarakat dan 2 (dua) pelayanan kesehatan menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19 yang sudah ditetapkan pemerintah:

  1. Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
  2. Jumlah kasus aktif pada pekan terakhir kecil atau tidak ada
  3. Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
  4. Penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
  5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
  6. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS selama 2 minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50%)
  7. Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif
  8. Insiden kumulatif kasus positif per 100.000 penduduk
  9. Penurunan laju insidensi kasus positif per 100.000 penduduk
  10. Penurunan angka kematian per 100.000 penduduk
  11. Jumlah pemeriksaan sample diagnosis mengikuti standar WHO (1 orang diperiksa per 1000 penduduk per minggu) pada level provinsi
  12. Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama 2 minggu
  13. Positivity rate kurang dari 5% (dari seluruh sampel diagnosis yang diperiksa, proporsi positif hanya 5%)
  14. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung lebih dari 20% jumlah pasien positif COVID-19
  15. Jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung lebih dari 20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19.

Dengan telah ditetapkannya status zonasi daerah pada minggu ke-58 ini, diminta Kabupaten Kota segera menyesuaikan segala aktivitas di daerahnya dengan protokol masing-masing zona. Hal ini bertujuan agar penyebaran covid-19 dapat lebih bisa dikendalikan. 

 

Terima kasih,

 

Jasman Rizal, Dt. Bandaro Bendang
Kepala Dinas Kominfo Sumbar selaku Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar