UMKM PENOPANG PEREKONOMIAN RAKYAT

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 26 Oktober 2020 06:20:38 WIB


Siapa pun di dunia ini tentu berharap hidup sejahtera. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa 

semakin hari , beban kehidupan semakin berat. Dan jumlah rakyat miskin yang tidak sejahtera juga 

semakin bertambah.Pertambahan rakyat miskin di Asia Tenggara mencapai jutaan orang akibat Pandemi 

Covid-19. Di Indonesia merujuk data Bappenas, pertambahan rakyat miskin mencapai 4 juta orang 

sehingga total rakyat miskin Indonesia mencapai 28,7 juta orang yang sebelumnya sekitar 24,79 juta 

orang.

 

Hj. Nevi Irwan Prayitno selaku Ketua Dekranasda Provinsi Sumatera Barat dan juga Anggota Komisi VI 

DPR RI, menunjukkan kepeduliannya terhadap permasalahan ini . Dan berpikir harus ada upaya yang 

strategis serta sinergis dalam menanggulangi kemiskinan. Salah satunya dengan menghidupkan sektor 

perdagangan dan pengelolaan UMKM. 

 

Ibu Nevi mengatakan, UMKM merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19. 

Padahal sektor ini merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja sekitar 97% dan memberikan 

kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sekitar 60%.

 

“Para pelaku UMKM ini masyarakatnya rata-rata disiplin dalam menjalankan usahanya. Ketika mereka 

mendapat bantuan, akan memberikan usaha dan upaya terbaik untuk meningkatkan usahanya. 

Istilahnya, mereka itu amanah. Jadi konsentrasi untuk mengembalikan keadaan kesehatan ekonomi 

usaha mereka mesti digencarkan”, jelas Ibu Nevi.

 

 Sejak program pembiayaan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) digulirkan pada pertengahan 2017 hingga 

27 Mei 2020, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) telah menyalurkan kredit Ultra Mikro (UMi) senilai Rp6,55 

triliun bagi 2 juta lebih pelaku usaha mikro di seluruh provinsi melalui 3 Lembaga Keuangan Bukan Bank 

(LKBB) dan 44 Koperasi/linkage. Meskipun pandemi COVID-19 telah berdampak kepada debitur UMi, 

sehingga menyebabkan beberapa debitur mengalami kesulitan sehingga berpengaruh kepada kualitas 

pembayaran kredit UMi, akan tetapi kondisi ini tak sampai memunculkan fenomena lonjakan non 

perfoming loan (NPL). Catatan PIP tidak ada kredit macet atau bermasalah dalam pelaksaan program 

tersebut. Ini menunjukkan betapa para pelaku UMKM ini disiplin dalam persoalan keuangan.

 

“Saya sangat menekankan, agar pemerintah memberikan perhatian yang khusus terhadap UMKM. 

Sampai dengan awal Juni 2020 ada sebanyak 2.322 koperasi dan 185.184 pelaku usaha UMKM 

terdampak pandemik COVID-19. Jumlah ini cukup besar dan bila mampu ditanggulangi, akan 

memberikan kontribusi perekonomian nasional”, ujar Ibu Nevi.

 

Sekarang Hj.Nevi Irwan Prayitno juga sebagai Ketua Forum UMKM se-Sumatera Barat , dan beliau selalu 

mengkoordinasikan antara pemerintah pusat dan daerah terutama di Sumbar untuk sinergi memberikan 

kontribusi kepada masyarakat pelaku UMKM. Upaya ini ia lakukan karena ia meyakini, bahwa ekonomi 

kerakyatan ini yang secara perlahan tapi pasti akan mempu mengurangi angka kemiskinan nasional.

 

Harapan beliau agar pelaku UMKM di seluruh Indonesia dapat merasakan manfaat bantuan yang 

diberikan pemerintah, dan sektor UMKM dapat bangkit untuk memberikan kontribusi terhadap

perekonomian Indonesia. Untuk merealisasikan dengan cepat bantuan pemerintah perlu 

menyederhanakan persyaratan tapi memperketat seleksi calon penerima agar tepat sasaran merata ke 

seluruh wilayah Indonesia. Semoga UMKM kembali menjadi penopang perekonomian rakyat yang dapat 

memperbesar kontribusi terhadap PDB Nasional.