PANIK WAKTU ANAK TANTRUM
Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 21 September 2020 11:37:32 WIB
Suatu hari, saya pulang ke rumah orang tua. Dirumah sedang heboh karena anak adik yang masih berumur 3 tahun waktu itu nangis kejang- kejang. Mamaku lumayan repot mendiamkannya. Karena ayah-ibu si anak tidak dirumah, sedang pergi bekerja. Cucu tinggal sama nenek di rumah. Si bujang kecil ini menghentak- hentakkan kakinya, dan mengetuk- ngetuk pintu kamar mandi waktu si nenek mau berwudhu. Aku jadi berfikir, ini anak sepertinya tantrum.
Tantrum adalah luapan emosi.Tantrum biasanya di alami oleh anak yang berusia 1-5 tahun, dimana pada usia ini anak cenderung belum mampu untuk mengekspresikan perasaannya, atau anak belum mampu sepenuhnya mengelola emosinya.n
Tantrum pada anak biasanya ditandai dengan: Sikap keras kepala ;Menangis; Menjerit-jerit; Pembangkang ; Bahkan ada yang sampai melakukan kekerasan (memukul, menghancurkan barang).
Mengatasi anak yang sedang Tantrum bukanlah hal yang mudah, terkadang orang tua juga ikut terbawa emosi, sehingga menyebabkan penanganan tantrum pada anak kurang tepat, niat hati ingin menangani masalah malah bisa menambah masalah.
Saya membaca informasi tentang tantrum ini, bahwa ada dua jenis tantrum pada anak:
1. Tantrum Frustasi.Tantrum frustasi di sebabkan karena beberapa faktor seperti kelelahan, kelaparan, gagal melakukan sesuatu, atau bisa di akibatkan oleh tekanan dan tuntutan dari orang tua atau orang lain yang mengakibatkan anak merasa frustasi atau tertekan.
2. Tantrum Manipulatif.Tantrum manipulatif adalah tindakan yang dilakukan oleh anak ketika keinginannya tidak terpenuhi dengan baik, dan menjadi ajang anak melakukan observasi dan mengenali cara untuk mendapatkan keinginannya.
Biasanya tantrum manipulatif muncul atau terjadi akibat adanya penolakan atas apa yang anak inginkan tanpa adanya penjelasan.Ada beberapa Tips untuk mengatasi tantrum pada anak, diantaranya:
1. Orang tua harus tetap tenang.
2. Cari tahu penyebab tantrum pada anak.
3. Dekati anak dan buatlah anak menjadi tenang (peluk, cium).
4. Alihkan perhatian anak atau beri penjelasan jika ada penolakan.
5. Hindari kekerasan pada anak (memukul, mencubit, membentak).
6. Bantu anak untuk menyelesaikan apa yang tidak bisa ia lakukan, dan jangan ragu untukmengajari anak meminta pertolongan pada orang yang ia kenal (orangtua) jika ia kesulitan dalam melakukan sesuatu.
Jika anak sudah tenang maka orang tua dapat menjelaskan dan mengajari bahwa sikap seperti itu / tantrum itu tidak baik.
Kembali ke kisah keponakan yang tadi nangis kejang-kejang, Alhamdulillah dapat kutenangkan dengan digendong, dan dibujuk baik-baik.Karena dia suka jalan-jalan, kubawa naik motor pelan-pelan sekitar halaman rumah. Tangisnya hilang, sang nenek pun senang.
Semoga bermanfaat.