Covid dan Prioritas

Artikel () 17 September 2020 14:33:59 WIB


Covid dan Prioritas 

Pandemi covid yang terjadi di Sumbar telah memasuki bulan ketujuh sejak Maret 2020 lalu. Selama itu, masyarakat sudah semakin mengenal medan baru kehidupan di tengah beredarnya covid. Sebelum masuk ke new normal, masyarakat sudah merasakan apa yang disebut PSBB. Setelah PSBB selesai, masuk new normal. 

New normal seharusnya bisa dipahami masyarakat sebagai upaya memulihkan ekonomi mereka setelah masa PSBB. Dan itu artinya, harus tetap memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Protokol kesehatan harus tetap diikuti. Karena pandemi masih berjalan, dan vaksin belum ditemukan. 

Satu hal yang sangat dirasakan adalah banyak orang yang tadinya bekerja menjadi tidak bekerja. Ada juga yang dirumahkan sementara. Yang lain, berusaha tetapi mengalami penurunan penghasilan. Intinya, ekonomi masyarakat melemah. Maka pemerintah mengeluarkan kebijakan new normal. 

Sayangnya, di era new normal ternyata masih banyak yang belum sadar akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan. Sehingga, orang yang harusnya bisa mencari nafkah malah positif covid akibat tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, tidak menjaga jarak, dan malah berkerumun. 

Sudah seharusnya, di era new normal orang merancang ulang prioritas dalam kehidupannya. Terutama masalah bertahan hidup dengan memakai masker. Jika tetap berani tidak memakai masker, biasanya ketika sudah kena covid baru sadar. 

Seorang bapak yang berusaha atau bekerja, harus memakai masker agar anak dan istri bisa dicukupi kebutuhannya. Prioritas di era new normal adalah menjaga kesehatan. Jika menjaga kesehatan sudah menjadi prioritas, barulah masuk ke mencari penghasilan. 

Orang yang terus memakai  masker dan tetap berusaha, bekerja, biasanya bisa bertahan di era new normal. Karena dirinya sudah terlindungi. Dia sudah menempatkan prioritas kesehatan terlebih dahulu. Dia pun lebih aman ketika mencari nafkah. 

Demikian pula anak-anak yang bersekolah. Prioritaskan dulu kesehatan mereka. Melakukan pembelajaran jarak jauh merupakan pilihan yang tepat, meskipun ada kekurangan. Tetapi jika melakukan pembelajaran tatap muka karena desakan sebagian orang tua, potensi murid terkena covid cukup besar. Orang tua mesti memahami bahwa pembelajaran tatap muka di saat sekarang sangat berbahaya. Oleh karena itu, meksipun ada atau banyak kekurangan, pembelajaran jarak jauh merupakan yang terbaik bisa dilakukan karena memprioritaskan kesehatan. 

Saat ini, boleh dibilang bertahan hidup atau bertahan dari serangan covid adalah prioritas utama. Semakin banyak orang-orang dekat yang terkena covid, maka akan semakin menyadarkan akan pentingnya menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan. 

Dengan demikian, rasionalitas bisa tetap dijaga dalam menghadapi kehidupan saat ini. Semoga kita semua bisa melewati pandemi covid dengan menata kembali prioritas yang mengedepankan rasionalitas. (efs)