Sedia Masker sebelum Kena
Artikel () 17 September 2020 14:32:42 WIB
Sedia Masker sebelum Kena
Saat ini, seluruh Indonesia mengalami lonjakan kenaikan jumlah orang positif covid. Termasuk Sumbar. Sebab naiknya jumlah orang positif covid adalah arus orang masuk dan keluar Sumbar yang tidak melakukan tes usap (swab test). Selain itu, masih banyaknya orang tidak memakai masker memudahkan virus berpindah dari satu orang yang tidak memakai masker kepada orang lain yang tidak memakai masker.
Di luar negeri, lonjakan kenaikan orang yang positif covid juga terjadi. Di Spanyol dan Prancis terjadik lonjakan yang cukup tinggi. WHO memperkirakan angka kematian di Eropa pada Oktober – November 2020 bakal melonjak. Pada 11 September 2020 ada penambahan 51 ribu yang positif di Eropa. Ini menunjukkan lonjakan yang cukup tinggi.
Sementara itu di India, total jumlah orang yang positif covid sudah mencapai 5 juta. Dari 5 juta kasus tersebut, 1 juta terakhir muncul dalam 11 hari. Ini merupakan rekor dunia. Dan India sudah melakukan tes per hari sebanyak 1 juta orang.
Amerika Serikat berada di posisi tertinggi, yaitu 6,69 juta orang yang positif covid. Brasil tadinya ada di urutan kedua tertinggi dengan jumlah orang positif covid sebanyak 4 juta. Namun dengan adanya lonjakan kenaikan yang sangat tinggi di India, Brasil menjadi di urutan ketiga.
Melihat angka-angka yang cukup tinggi ini, maka sudah sepatutnya kita mematuhi protokol kesehatan dalam menghadapi Covid-19. Yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta menjauhi keramaian.
Jika awal ditemukannya orang positif covid di Sumbar, masker cukup sulit ditemukan, maka saat ini masker bisa dibeli lebih mudah. Beberapa bulan lalu, orang beranggapan harus membeli masker bedah. Tetapi paradigma berubah, akhirnya masker non medis atau masker kain dianggap sudah bisa melindungi. Meskipun tidak sebaik masker bedah.
Sebelumnya, masker non medis juga cukup sulit ditemukan, sehingga masker kain pun banyak dijual orang. Dan kini, masker non medis yang bentuknya seperti masker bedah atau masker medis sudah bisa dijumpai di berbagai tempat.
Dengan semakin banyaknya alternatif masker, perlu juga berhati hati dalam membeli masker. Ada masker yang tidak direkomendasikan untuk dipakai. PT Kereta Commuter Indonesia telah mengimbau penumpang kereta rel listrik (KRL) untuk tidak memakai masker jenis scuba atau hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
Sementara IDI (ikatan dokter Indonesia) menyarankan agar masyarakat memakai masker yang menutupi hidung, mulut dan dagu. Bukan sampai dagu.
Mudah-mudahan dengan imbauan dan saran ini, masyarakat bisa mengetahui masker mana yang bisa dipakai. Memakai masker awalnya memang kurang nyaman. Tetapi imbauan dari IDI, selama di luar rumah, masker jangan dilepas, yang artinya bisa saja virus masuk ketika masker dilepas. Oleh karena itu, lama-lama memakai masker akan menjadi suatu kebiasaan yang jika dilanggar akan merasa bersalah tanpa perlu ditegur.
Saat ini masker sekali pakai harganya sudah lebih murah. Tidak ada salahnya menyiapkan atau menyimpan masker seperti ini untuk persediaan. Masker kain pun juga tidak ada salahnya disiapkan juga sebagai persediaan.
Masker, lama-lama akan dianggap sebagai kebutuhan pokok bagi yang sudah terbiasa memakainya. Dan ini merupakan hal yang bagus. Lebih baik sedia masker sebelum terkena. (efs)
Referensi:
Jawa Pos 15 September 2020
Media Indonesia 16 September 2020
Media Indonesia 17 September 2020