Memasarkan Sulaman Bordir Kerancang Khas Bukittingi ke Mancanegara

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 18 Agustus 2020 12:14:16 WIB


Memasarkan Sulaman Bordir Kerancang Khas Bukittingi ke Mancanegara

Oleh Yal Aziz

 

SECARA kualitas, sulaman Bordir Kerancang khas Kota Bukittinggi tak kalah dengan bordir daerah lain. Namun sayangnya ke populeran Kota Bukittingi  dengan objek wisatanya yang bisa dikatakan telah go Internasional, tak sebanding dengan kepopuleran sulaman Bordil Kerancang. Padahal, bordirannya, banyak diproduksi terutama pada mukena, jilbab, baju kurung, dan baju koko.

 

Dilihat dari sisi kualitas,  sulaman Bordir Kerancang sangat halus dengan “lubang lubang” yang terbentuk dari jalinan benang bordir. Kemudian, lubang-lubang inilah yang disebut dengan kerancang. 

 

Secara tehnis, pembuatan sulaman kerancang merupakan suatu proses yang rumit serta menyita waktu. Maksudnya, seorang pembordir harus memperhitungkan “tarikan” benang ke kain ( bahan dasar ). Jika tarikan benang terlalu tegang, maka kain disekitar kerancang akan “mengkerut”. Selanjutnya, bila  tarikan benang kurang tegang, maka jalinan kerancang akan tidak “padat” dan “rapat”, serta mudah putus karena ketegangan benang bordir tidak sama.

 

Karena kerumitan pembuatan sulaman bordir kerancang halus khas Bukittinggi ini, maka disebut orang bukan sekedar bordiran biasa, tapi sebagai karya seni (piece of art), yang sangat layak pakai dan bisa juga digunakan sebagai hiasan rumah.

 

Dari fakta yang ada, tentu diharapkan sulaman Bordir Kerancang punya nilai jual di mancanegara. Jika itu terjadi, so pasti para pengrajin mendapatkan uang untuk menupang kehidupannya. Untuk itu tak ada salahnya juga pemerintah daerah atau pemerintah Sumatera Barat melirik Bordir Kerancang sebagai salah satu komiditi ekpor ke mancanegara. Pendapatan Asli Daerah (PAD) meingkat perekonomian masyarakat terbantu.

 

Dalam suasana pandemi Covip-19 ini, sangat tepat jika dinas perdagangan atau TP PKK punya program meningkatkan produktifitas pembauatan Bordil Kerancang. Caranya, bisa saja pemerintah memberikan modal usaha kepada masyarakat yang ingin atau berminat untuk mengembangkan usaha Bordil Kerancang. 

 

Begitu hasil sulaman Bordil kerancang telah banyak, bisa saja langsung pemerintah yang membeilinya ke masyarakat dan selanjutnya memasarkan ke mancanegara melalui kedutaan besar Indonesia di berbagai nagara.

 

Kemudian secara fakta juga, setiap orang yang datang ke Kota Bukittingi Sumatera Barat selalu memimpikan bisa membawa pulang buah tangan berupa kain sulaman. Mulai dari hiasan dinding, taplak meja, sampul bantal, sendal, jilbab, mukenah dan berbagai jenis dan motif pakaian muslim/muslimah.

 

Diantara sekian banyak jenis sulaman di Sumatera Barat, masih bisa kita temukan sulaman tradisional Ampek Angkek, sebuah kecamatan di Kota Bukittinggi. Sulaman ini merupakan sulaman tradisional yang dibawa masuk ke Ampek Angkek pada era 1880-an oleh pedagang arab bernama Khadijah dan Maryam. Sulaman ini kemudian diajarkan pada masyarakat setempat.

 

Tak seperti sulaman lainnya, sulaman Ampek Angkek tidak bisa dilakukan dengan mesin, karena rumitnya motif yang dibutuhkan. Hal tersebut telah diakui oleh pemerintah Jepang di Istana Gubernur yang menawarkan bantuan teknologi untuk membuat sulaman ini. Bahkan Jepang 'menyerah, akibat belum ada teknologi mesin yang mampu menggantikan kerja manusia pembuat sulaman.

 

Begitu juga dengan sulaman Pandai Sikek, yang meupakan daerah pengrajin tenunan buatan tangan di Sumatera Barat. Benang katun dan emas ditenun dengan tangan di atas alat yang disebut panta, menghasilkan kain balapak atau kain bacatua yang dipakai Pai Baralek, yaitu pada pesta perkawinan dan pada setiap upacara adat. Dengan kata-kata adat Minangkabau diabadikan dalam nama-nama motifnya, dahulunya kain tenun ini merupakan pakaian raja-raja, datuk-datuk dan puti-puti.

 

Kedepannya, kita berharap pemerintah lebih serius melirik pengemangan dan pemasara sulaman Bordil Kerancang ini. Semoga? (berbagai sumber dan penulis wartawan taboidbijak.com)