Ujaran Kebencian

Ujaran Kebencian

Artikel () 30 Juni 2020 23:05:47 WIB


Harian Kontan edisi 29 Juni 2020 di rubrik Internasional memuat tulisan yang berjudul, “Membiarkan Ujaran Kebencian, Korporasi Memboikot Iklan di Media Sosial”. Unilever, Honda, dan Coca Cola, perusahaan besar yang beriklan di media sosial, menarik iklan mereka di Facebook, Instagram, dan Twitter. Ini adalah bagian dari kampanye “Stop Hate for Profit”.

Penyebabnya adalah ketiga platform tersebut tidak bisa menghentikan ujaran kebencian yang ada di platform mereka. Unilever yang anggaran iklan tahunannya mencapai 8 miliar dolar AS berencana berhenti beriklan hingga 31 Desember 2020. Procter & Gambler juga berencana menarik iklannya dari Facebook. 

Akibat dari penarikan pemasangan iklan oleh perusahaan besar, saham Facebook dan Twitter langsung turun. Facebook turun 8,3% per 26/6. Hal ini menurunkan nilai saham yang dimiliki Mark Zuckerberg sebesar 7 miliar dolar AS atau setara 102 triliun rupiah. Sedangkan saham Twitter turun 7,40%. 

Sepekan sejak ajakan stop iklan dikampanyekan, sedikitnya sudah ada 100 perusahaan yang berhenti memasang iklan di Facebook untuk bulan Juli 2020.  

Sementara itu, Harian Kontan edisi 30 Juni 2020 dalam salah satu tulisannya di rubrik Internasional memuat judul, ”Merek yang Memboikot Facebook Bertambah”. Di tulisan ini dimuat beberapa merek yang juga ikut melakukan boikot, yaitu Starbucks, Levi Strauss, dan Pepsi. 

Dukungan merek-merek global untuk menekan Facebook agar menghentikan konten kekerasan, ujaran kebencian, rasisme dan diskriminasi nampaknya semakin kuat. Starbucks ternyata menghentikan pemasangan iklannya tidak hanya di Facebook saja. Tetapi juga di platform media sosial lainnya.   

Merek-merek lain yang juga akan menghentikan memasang iklan di Facebook di antaranya adalah: Verizon, Coca Cola, Hershey, Honda, dan The North Face. 

Lalu, bagaimana di Indonesia? Media sosial di Indonesia juga ramai dengan ujaran kebencian. Namun sepertinya pengaruh merek global terhadap media sosial di Indonesia belum nampak. Ujaran kebencian masih mewarnai media sosial hingga hari ini. 

Fenomena penarikan pemasangan iklan yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa dunia menginginkan kedamaian. Ujaran kebencian hanya akan menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Ketidakadilan pun terjadi di depan mata. Kualitas hidup juga menjadi lebih buruk. (efs) 

 

Referensi:

Harian Kontan 29 Juni 2020

Harian Kontan 30 Juni 2020

ilustrasi: shutterstock