Belajar dari Taiwan
Artikel () 28 Juni 2020 21:45:27 WIB
Jika ada negara yang cukup berhasil dalam menghadapi pandemic Covid-19, satu di antaranya adalah Taiwan. Majalah Swa edisi 11 XXXVI 4-14 Juni 2020 dalam salah satu halamannya memuat tulisan yang berjudul, “Cara Taiwan Atasi Corona”.
Di bawah judul tertulis, “Negara ini mandi pujian karena mampu mengelola pandemiu Covid-19 dengan baik. Apa saja kunci suksesnya?”
Swa menulis, ada tiga negara yang menjadi perbincangan dalam menghadapi pandemic Covid-19. Yaitu, Taiwan, Hongkong, dan Vietnam.
Beberapa hal positif yang bisa dilihat dari Taiwan di antaranya adalah: Taiwan investasi setara Rp99,5 triliun untuk membuat masker bedah. Masker medis dilarang diekspor. Masker medis didistribusikan pemerintah melalui toko kelontong, supermarket, apotek, dan rumah sakit. Hal ini menjadikan akses masyarakat untuk mendapatkan masker lebih merata. Pemerintah juga menetapkan harga masker terjangkau setara Rp2.500 agar bisa dibeli masyarakat.
Beruntungnya, masyarakat Taiwan ternyata sebelum ada virus Corona sudah biasa memakai masker sehingga mematuhi seruan pemerintah untuk memakai masker.
Selain itu, pemerintah menggunakan media massa sepanjang waktu untuk menyebarkan pengetahuan tentang virus Corona kepada masyarakat secara terbuka. Pemerintah juga memberikan dukungan semaksimal mungkin kepada orang yang dikarantina. Mereka diberikan tunjangan harian 30 dolar AS sehari satu orang. Kebutuhan pokoknya pun juga dipenuhi.
Dengan perlakuan seperti ini, masyarakat mau melaporkan diri dan mempercayai pemerintahnya. Pemerintah juga percaya kepada masyarakat.
Taiwan juga tidak melakukan lockdown yang terkesan memaksa masyarakat diam di rumah. Tapi pemerintah mewajibkan masyarakat memakai masker dan menggunakan disinfektan secara insentif, serta menjaga jarak yang ketat.
Satu hal yang juga menjadikan Taiwan sangat antisipatif dan siap menghadapi pandemic Covid-19 adalah mereka pernah mengalami penyebaran SARS. Sehingga tidak mau jatuh lagi ketika pandemic Covid-19 datang.
Di samping itu, kegiatan ekonomi juga tetap berjalan. Sehingga ekonomi tidak terpuruk. Presiden Taiwan juga tidak melakukan banyak pidato yang bisa membuat bingung masyarakat atau upaya menghibur untuk membangkitkan semangat masyarakat.
Beruntungnya, Presiden Taiwan yang seorang Ph.D tamatan London School of Economics and Political Science juga memiliki wakil presiden yang seorang ahli epidemiologi lulusan Johns Hopkins University dan seorang guru besar di National Taiwan University. Pernah menjadi Menteri kesehatan periode 2003- 2005 dan sukses dalam menghadapi wabah SARS. Prinsipnya: sajikan fakta dan buat kebijakan.
Semoga di negeri kita, masyarakat bisa mencontoh dari Taiwan. Bagaimana mereka patuh untuk memakai masker dan menjaga jarak. (efs)
Referensi: Majalah Swa edisi 11 XXXVI 4-14 Juni 2020
ilustrasi: freefoto