Belajar dari Jawa Timur

Belajar dari Jawa Timur

Artikel () 27 Juni 2020 22:08:22 WIB


Koran Tempo edisi 27 Juni 2020 dalam salah satu halamannya memuat berita dengan judul, “Pelanggaran Sebabkan Penularan Covid di Jawa Timur Tinggi”. Tempo mengutip Windhu Purnomo yang merupakan Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, bahwa penyebab angka penularan masih tinggi adalah warga yang tidak patuh. 

Yang dimaksud tidak patuh adalah tidak mematuhi protokol kesehatan, di mana tingkat kesadaran warga untuk patuh sangat rendah. 

Tempo mengutip hasil survei Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga di Surabaya. Tingkat ketidakpatuhan terbesar masyarakat ada di pasar tradisional. Responden yang disurvei berjumlah 3.407. Sebanyak 84,1 persen dari 92,6 persen responden yang aktif di pasar tradisional ternyata tidak memakai masker. Dan 89,3 persen dari 92,6 persen responden yang aktif di pasar tradisional tidak melakukan jaga jarak.  

Kemudian, 49 persen dari 97,6 persen responden yang aktif ke supermarket dan minimarket ternyata tidak memakai masker. Dan 61,7 persen dari 97,6 persen responden yang aktif ke supermarket dan minimarket ternyata tidak menjaga jarak. 

Selain itu, 81,7 persen responden tetap pergi ke masjid, gereja dan pura  selama PSBB. Dan 72,5 persen responden aktif nongkrong di kafe dan warung kopi selama PSBB. Tempo juga menulis bahwa kepadatan penduduk di Jawa Timur, khususnya Surabaya berpengaruh terhadap tingginya penambahan jumlah kasus. 

Saat ini, ketika tulisan dimuat di Tempo, jumlah kasus di Jawa Timur mencapai 10.901. sedangkan DKI Jakarta sebanyak 10.796. Sehingga Jawa Timur menjadi yang tertinggi jumlah kasusnya.  Selama dua minggu terakhir rata-rata penambahan kasus di Jawa Timur mencapai 270 per hari. Rasio kematian akibat Covid-19 mencapai 7,3 persen, melebihi rasio kematian nasional sekitar 5,2 persen. 

Dari uraian di atas, semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita di Sumbar. Saat ini Sumbar sudah menerapkan New Normal. Masyarakat sudah semakin banyak yang keluar rumah. Tapi ternyata tetap masih ada yang tidak memakai masker dan menjaga jarak. 

New Normal justru tetap menggunakan masker ketika keluar rumah. Selain itu juga tetap harus cuci tangan, jaga jarak, jaga kesehatan dan kebersihan. (efs)

 

Referensi: Koran Tempo, 27 Juni 2020

ilustrasi: freefoto