TP- PKK BEKERJA SAMA ANGGOTA PDKI DOKTER KELUARGA TANGGAP COVID-19
Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 16 Juni 2020 23:50:26 WIB
TP- PKK BEKERJA SAMA ANGGOTA PDKI DOKTER KELUARGA TANGGAP COVID-19
Hj. Nevi Zuairina Irwan Prayitno, selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, pada Kamis (11/06), yang lalu , hadir bersama Gubernur Sumatera Barat Sebanyak 51 dokter ditempatkan di sembilan kabupaten/kota di Sumbar, yakni Kota Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Dharmasraya dan Agam. Mereka adalah dokter yang tergabung dalam anggota Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), yang siap menangani pasien yang terpapar Covid-19.
“Kehadiran dokter keluarga di era Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19 (TNBPAC) atau New Normal sangat dibutuhkan khususnya sekaitan dengan percepatan penanggulangan Covid-19,” kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, dalam sambutannya secara virtual melalui aplikasi zoom di ruang kerjanya kantor Gubernur Sumatera Barat.
Disebutkan beliau bahwa peran dokter keluarga sangat penting, memberikan motivasi, semangat dan edukasi sebagai salah satu obat. Selain itu Gubernur juga menuturkan bahwa setelah penerapan TNBPAC, pemerintah Provinsi Sumatera terus berupaya agar sejumlah persyaratan yang telah dikeluarkan WHO dan Kementerian Kesehatan dapat dijalankan secara optimal.
Dalam arahannya Gubernur Irwan juga menyampaikan apresiasi kepada pengurus PDKI khususnya Cabang Sumbar atas penempatan 51 dokter keluarga di sembilan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, Hj.Nevi Zuairina menyatakan keprihatinannya atas tingginya paparan Covid-19 yang menjangkiti kelompok rentan seperti kaum ibu, anak dan lansia. Untuk itu ia berharap agar kelompok rentan sebisa mungkin mengurangi aktivitas diluar rumah agar tidak terpapar Covid-19. Lebih lanjut ia menyoroti prilaku masyarakat yang masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Ibu Nevi juga menyampaikan bahwa dari Tim Penggerak PKK Provinsi dan kab/kota menyambut baik kegiatan ini, karena memang dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini kita harus bekerja sama, bahu membahu, saling membantu dan mendukung melalui tugas pokok dan fungsi masing-masing.
“Kami akan menggerakkan seluruh anggota PKK sampai tingkat nagari bahkan kelompok-kelompok Dasawisma sebagai ujung tombak gerakan PKK dengan program dan rencana yang terstruktur serta juga melakukan koordinasi dengan sektor terkait terutama kesehatan. “ Tambah beliau. Memasuki era new normal atau tatanan baru masyarakat produktif dan aman Covid, kita akan dihadapkan pada masa penuh keawaspadaan terhadap kemungkinan akan meningkatnya kasus Covid-19. Karena ketidak patuhan masyarakat, mereka tidak tahu dan tidak mengerti serta tidak mau merupakan hal yang sangat memprihatinkan.
Untuk itu TP-PKK memberikan apresiasi dan sangat gembira dengan adanya inisatif pemberdayaan dokter keluarga untuk melakukan edukasi kepada masyarakat bersama Tim Penggerak PKK. Ini akan memberikan dampak yang besar terhadap keluarga terutama dalam melindungi kesehatan ibu dan anak. Kelompok ibu dan anak merupakan kelompok rentan, terutama ibu hamil dan anak balita. Pemeriksaan selama kehamilan dan menjalankan program imunisasi perlu mendapatkan perlakuan khusus yang aman Covid. Tentunya hal ini juga memerlukan edukasi agar ibu hamil tetap memeriksakan diri dan balita tetap dipantau kesehatan, imunisasi dan terutama gizi di masa pandemi covid agar tidak timbul masalah kesehatan baru seperti meningkatnya kematian ibu, bayi dan gizi buruk.
Penting juga untuk melakukan edukasi bagaimana menjaga makanan agar tetap sehat dan aman Covid. Pemahaman tentang infeksi covid itu sendiri juga penting, seperti menggunakan masker, cuci tangan, tidak menyentuh bagian mata, mulut dan hidung sebelum cuci tangan, jaga jarak dan memeriksakan diri segera jika timbul gejala covid. Dan tidak kalah penting adalah bagaimana bersikap jika ada warga sekitar yang terkena covid, saling membantu, mensuport dan tidak mengucilkan namun tetap menjaga jarak dengan penderita covid akan memberikan rasa nyaman penderita covid ringan yang melakukan isolasi mandiri atau keluarga penderita dalam menghadapi fase kesembuhan. Hal ini memperlihatkan karakter dan ciri masyarakat Indonesia yang saling bergotong-royong, penuh kekeluargaan.
Diakhir sambutan virtualnya, Ibu Nevi berpesan kepada para ketua TP- PKK Kabupaten/ Kota se-Sumatera Barat , yakni :
- Mari kita dukung program Pemerintah dengan mengaktifkan satuan tugas tingkat RW/RT maupun jorong, sampai ke kader-kader Dasawisma dengan komunikasi elektronik, sinergikan kegiatan dengan puskesmas dan dokter keluarga.
- Sehubungan dengan surat Ketua Umum TP PKK Nomor 17/Skr/PKK.Pst/IV/2020 tanggal 27 April 2020 tentang Kegiatan Operasional Posyandu dan menyikapi kondisi Pandemi Covid- 19, maka pelaksanaan kegiatan operasional posyandu mengikuti kebijakan Pemerintah Daerah masing-masing.
- Teknis pelaksanaan kegiatan dengan selalu memperhatikan protokol kesehatan Covid-19, serta berpedoman pada surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor SR.02.06/4/1332/2020 tanggal 24 maret 2020 perihal Pelayanan Imunisasi pada Anak Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia .
Sementara Ketua Kolegium Kedokteran Keluarga Dr. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc, CM-FM, M.Pd.Ked menyampaikan apresiasinya kepada Gubernur Sumbar atas kesediaannya memfasilitasi peluncuran program PDKI Tanggap Covid-19 di Sumatera Barat.Menurutnya sebagai organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer, PDKI akan berperan sebagai pelengkap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas.
Akademisi dari Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera Utara ini menerangkan, disamping untuk menurunkan resiko prilaku pada pasien yang terinfeksi Covid-19, tujuan program yang digagas PDKI adalah guna menurunkan resiko klinis pada pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta.“Fokus kepada pasien yang menderita komorbid, seperti diabetes, hipertensi dan penyakit menular tuberkulosis dan kelompok rentan lainnya. Seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak dan lansia,” paparnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc. Beliau berharap dokter keluarga harus mampu berperan sebagai konsultan medis bagi pasien
Covid-19. Karena pasien itu stres, depresi tertekan, dan kita butuh orang yang dapat mengeluarkan pasien dari tekanan ini. (SZ)