SUNNAH BERNILAI SURGA

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 01 Juni 2020 14:24:15 WIB


SUNNAH BERNILAI SURGA Betapa sering kita bersemangat akan hal-hal besar dalam cita untuk memperjuangkan agama, lalu lalai bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam adalah teladan dalam tiap detak dan semua laku, pun juga yang sekecil-kecilnya. Pada zaman sekarang di mana banyak ‘amal besar dikecilkan oleh niat yang tak ikhlas karena Allah ; betapa penting bagi kita mentarbiyah niat dalam ‘amal-‘amal kecil yang luput dilirik manusia, tapi berpeluang menjadi tinggi nilai bersebab niatnya. “Adalah Imam Abu Dawud, penulis Kitab Sunan”, demikian Al-Hafizh Ibnu Hajar menukil riwayat dari Ibnu ‘Abdil Barr, “Berada di atas perahu penyeberangan di Sungai Dajlah. Tiba-tiba, beliau mendengar orang bersin di tepian dan membaca “Alhamdulillah.. Segala puji bagi Allah.” Maka Imam Abu Dawud menyerahkan uang 1 dirham pada si tukang perahu agar mau mendekatkan sampannya sejenak ke tepian, sehingga beliau bisa menghampiri orang yang bersin dan mendoakannya, “YarhamukaLlaah.. Semoga Allah merahmatimu”. Maka orang itupun membalas sambil tersenyum, “YahdikumuLlaahu wa yushlihu baalakum.. Semoga Allah menunjuki dan membaikkan kesudahan segala urusanmu.” Perjalanan pun dilanjutkan. Dengan heran, bertanyalah orang kepada beliau mengapa sesusah-payah itu rela membayar demi mendoakan orang bersin dan mendapat doa darinya. Maka beliaupun menjawab, لعله يكون مجاب الدعوة “Mudah-mudahan menjadi doa yang mustajab.” Ketika mereka, para penumpang perahu seperjalanan Imam Abu Dawud tertidur, tiba-tiba semuanya mendengar dalam mimpinya ada yang berkata, “Wahai para penumpang perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham.” Mereka pun saling menceritakannya satu sama lain. Kisah ini dicantumkan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqallany dalam Buku Fathul Bari, 10: 610. Beliau menyatakan, “Sanadnya baik.” Imam Abu Dawud, Allah merahmatinya; hadits telah dilunakkan baginya sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Dawud. Lunak bukan hanya karena riwayatnya yang jadi ‘ilmu manfaat, tak putus pahala hingga hari kiamat. Lunak, sebab hatinya yang lembut amat peka untuk beramal dengan sunnah kekasih yang dirindukannya, meski terlihat remeh dalam pandangan manusia. Sunnah adalah sunnah; semua bernilai cinta pada sang teladan Rasul SAW, dan Yang Mengutusnya yaitu Allah 'Azza wa Jalla.Wallahu a'lam.