Produksi APD Berlebih

Artikel () 31 Mei 2020 23:34:56 WIB


Harian Bisnis Indonesia edisi 20 Mei 2020 dalam salah satu halamannya memuat tulisan dengan judul, “Saatnya Keran Ekspor Dibuka”. Di atas judul tertulis, “Stok Alat Pelindung Diri Berlebih”. Dan di bawah judul tertulis, “Kondisi menumpuknya alat perlindungan diri (APD) memicu persoalan baru yang serius, sehingga perlu segera dicarikan solusi. Bahkan kalangan industri tekstil dan produk tekstil meminta pemerintah segera membuka keran ekspor agar kelebihan tersebut dapat diserap pasar”. 

Kebutuhan APD dalam negeri adalah sebesar 228 juta paket setahun. Sedangkan produksi domestik mencapai 600 juta paket. Ada kelebihan produksi. Ini berpotensi diekspor. Beberapa negara seperti Italia dan Jerman sudah menolak APD buatan China. Dan ini peluang APD dari Indonesia untuk mengisi permintaan tersebut. Pasar utama APD Indonesia adalah Amerika Serikat dan Eropa.

Belum lagi jika membicarakan masker kain yang dijual di warung-warung maupun pedagang kaki lima. Namun anehnya, saya melihat masih banyak orang yang ketika berada di luar rumah masih enggan atau tidak menggunakan masker. Jika pada awal pemberlakukan PSBB sempat terjadi kesulitan masker bedah, maka setelah pengumuman bolehnya masker kain ternyata tetap saja masih banyak yang tidak menggunakan masker ketika berada di luar rumah. 

Tidak sedikit perusahaan atau pabrik yang sudah mengalihkan produksinya kepada pembuatan APD, termasuk masker. Sehingga jumlah produksi ternyata lebih besar dari kebutuhan. Semoga kelebihan ini dicarikan jalan keluar oleh pemerintah. Karena sayang sekali jika produk yang sudah ada tidak bisa terjual di dalam negeri dan sulit untuk dijual ke luar negeri. 

Dengan semakin lamanya pandemi, seharusnya masyarakat bisa menyerap APD, terutama yang terkait langsung dengan kebutuhan mereka seperti masker. Karena masker tidak cukup satu untuk anggota keluarga yang aktif keluar rumah. Namun itu kembali lagi kepada masyarakat, apakah mereka mau memiliki lebih dari dua masker untuk kebutuhannya. Karena pandemi ini belum diketahui kapan selesainya. 

Kita belum tahu, apakah ke depannya kondisi bisa semakin buruk sehingga butuh APD lebih banyak atau justru semakin baik. Maka melakukan persiapan atau antisipasi adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Jika dulu di awal berkembangnya penularan virus sangat susah menemukan pembersih atau pencuci tangan di toko-toko swalayan maupun apotik dan toko obat, maka kini barang tersebut sudah ada di tempat-tempat tersebut. Artinya, kebutuhan sudah tidak lagi menguat atau meningkat. Ini mencerminkan masyarakat mulai mengurangi membeli pembersih/pencuci tangan. 

Justru masih tersedia, tidak ada salahnya membeli atau memiliki pencuci/pembersih tangan tersebut. Termasuk juga vitamin dan masker serta APD lainnya yang cocok dipakai orang kebanyakan.  Semoga produksi APD yang dilakukan secara massif maupun perorangan bisa terserap atau dibeli oleh masyarakat domestik. (efs)