Remdesivir, Obat Yang Diekspor AS Untuk Tanggulangi Corona
Artikel TITA SHANIA(Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) 12 Mei 2020 08:19:25 WIB
Sebagaimana diketahui, lembaga obat obatan dan makanan Amerika Serikat (AS) yakni Food and Drugs Association (FDA) baru baru ini telah menyetujui penggunaan obat remdesivir dalam skala darurat bagi pasien positif Covid 19 di negara itu. Obat buatan Gilead Sciences ini digunakan untuk menangani pasien dengan gejala yang parah, yakni pasien yang menggunakan ventilator, memiliki kadar oksigen rendah dan membutuhkan terapi oksigen
Obat tersebut telah diekspor dan juga disediakan hingga sebanyak 1,5 juta botol oleh pemerintah AS bagi pasien di negara tersebut, yang dinilai cukup untuk mengobati sekitar 100.000 hingga 200.000 pasien. Sebagaimana diketahui, obat ini merupakan antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi yang berbasis di AS yakni Gilead Sciences.
The US National Institue of Allergy and Infectious Disease (NIAID) mengatakan bahwa pasien yang menggunakan obat tersebut memiliki kurun waktu pemulihan yang lebih cepat dibanding pasien yang mendapatkan terapi pengobatan lainnya. Adapun waktu rata rata yang dibutuhkan pasien yang menggunakan remdesivir untuk sembuh adalah sekitar 11 hari, sementara yang tidak menggunakan dapat sembuh dalam 15 hari.
Remdesivir juga pernah digunakan untuk penanganan infeksi virus Ebola pada 2013 - 2016 lalu. Obat ini dinilai aman karena pernah diuji pada pasien pasien Ebola dan tidak memiliki efek buruk dalam penggunaannya. Remdesivir diberikan pada pasien melalui cara intravena atau disuntik. Obat ini merupakan obat keras dengan cara kerja mengganggu proses replikasi atau penggandaan yang dilakukan virus di dalam sel tubuh.