Belajar dari Prato Italia

Belajar dari Prato Italia

Artikel () 30 April 2020 18:02:12 WIB


Republika edisi 2 April 2020 dalam salah satu halamannya memuat tulisan yang berjudul, “Komunitas ini terhindar dari Covid-19”. Tulisan ini menceritakan kesuksesan komunitas warga Kota Prato di Italia yang selamat dari Covid-19. Mereka merupakan warga yang berasal dari etnis China. Jumlah mereka sekitar 50.000 orang. Mereka berhasil lolos dari serangan wabah Covid-19 berkat ketaatan mereka menjaga jarak.  

Karena Covid-19 bermula di China, Italia termasuk negara pertama menutup penerbangan yang berasal dari China. Hal ini menyebabkan warga Kota Prato yang beretnis China menjadi sasaran kemarahan. Namun dengan ketertiban yang kuat dari warga etnis China tersebut, mereka berdiam di rumah, menjaga jarak, menggunakan masker ketika keluar, menggunakan sarung tangan, tidak ada satupun yang terkena, menjadi teladan bagi warga kota.  

Hasilnya, ketertiban warga kota etnis China berperan menurunkan infeksi rata-rata di seluruh kota Italia menjadi 62 per 100.000 penduduk. Sedangkan dibandingkan tingkat negara, angkanya adalah 155 per 100.000 penduduk.

Ketertiban warga kota etnis China di saat wabah Covid-19 terlihat jelas. Ketika warga kota lainnya masih berada di bar, toko, tempat wisata, dan pusat keramaian lainnya, warga etnis China sudah berdiam di rumah. Toko mereka juga ditutup.  

Melihat hal demikian, kesuksesan warga kota etnis China bisa menjadi contoh juga untuk kita di Indonesia. Bahwa dengan diam di rumah, menjaga jarak ketika di luar rumah, menggunakan masker ketika di luar rumah, insya Allah kita bisa terhindar dari serangan wabah Covid-19.  

Selama masih banyak warga yang berada di luar rumah, berkerumun, tidak menggunakan masker, penyebaran wabah Covid-19 akan terus terjadi. Satu hal penting untuk kesuksesan seperti yang dilakukan warga kota etnis China adalah kemauan yang kuat. Di mana kemauan, di situ ada jalan. 

Kemauan muncul jika ada kesadaran. Kesadaran bisa hadir ketika kita menggunakan akal dan hati nurani secara obyektif. (efs)

ilustrasi: shutterstock