Meyiapkan Mental Saat Masuk Masa Pensiun
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 11 Maret 2020 14:44:39 WIB
Oleh Yal Aziz
SECARA kajian mental, banyak juga pegawai negeri yang cemas menjelang masa pensiun. Masalahnya bayangan kekhawatiran akan masa depan kehidupan keluarga selalu menghantui. Maklum, setelah pensiun, selain penghasilan menurun secara drastis, ancaman penyakit masa tua selalu membayangi pikiran. Untuk itu, perlu persiapan mental begitu masuk masa pensiun.
Salah satu kiat yang harus dipersiapkan ketrampilan wirausaha yang bisa dijalani di masa pensiun. Untuk itu, ada baiknya, dua tahun menjelang pensiun itu, pegawai mulai merancang atau sekaligus memulai usaha yang dirasa mampu dijalani. Ketika masa pensiun tiba, dan uang pensiun sudah di tangan, tinggal memperkuat struktur modal usaha tersebut.
Persiapan dua tahun dirasa cukup sebagai uji coba. Sebab, pada program persiapan pensiun sebelumnya yang hanya beberapa bulan dinilai kurang memadai. Banyak yang begitu terima uang pensiun dan diinvestasikan, karena usaha belum teruji lebih banyak gagalnya.
Satu hal yang banyak dilakukan, setelah pensiun yaitu investasi. Tapi, investasi seperti apa? Karena tidak punya modal yang besar untuk investasi, ada baiknya memilih investasi yang tidak agresif, sekalipun imbal hasil yang diperoleh biasanya tidak besar.
Sedangkan bagi yang punya tanah untuk areal pertanian, ada baiknya memanfaatkan tanah tersebut untuk budidaya tanaman yang mengasilkan seperti bertanam, cabe, bawang, serai, kunyit dan terong sesuai kondisi tanah dan pasar. Maksudnya, jangan sampai hasil panen tak bisa dijual dipasar dan bahkan akan mendatang kerugian.
Begitu juga dengan yang punya tanah untuk membuat kolam ikan dan membudidayakan ikan air tawar secara profesional dengan melakukan survei dengan pemilik kolam ikan yang telah sukses membudidayakan ikan.
Selain belajar bididaya ikan, juga mempelajari pasar. Maksudnya, pergi ke pasar-pasar dan berdialog dengan para pedagang ikan. Selain ntuk mengukur jumlah kebutuhan ikan di pasar, juga untuk mengetahu daya beli masyarakat.
Yang Tak kalah pentingnya juga mencari pengetahuan tentang kendala-kendala dalam membudidyakan ikan tersebut. Soalnya secara tiori mudah, tapi begitu dipraktekan banyak hal-hal yang membuat kita stres dan prustasi.
Kemudian, tak ada salahnya juga membangun komunikasi dengan dinas pertanan dan perikanan untuk menambah wawasan. Maksudnya, jangan sampai sikap dan prilaku sama dengan masyarakat awam.
Bila perlu, ajak masyarakat disekitar kita untuk membentuk kelompok, apakah itu kelompok tani atau kelompok perikanan. Yang jelas, dengan berkelompok, semua persoalan tentu akan dibahas secara bersama. Kemudian, biasanya, bantuan pemerintah lebih mengutamakan bantuan untuk kelompok. Untuk itu, jadilah petani yang peduli dengan masyarakat awam lainnya. Semoga (Penulis waratwan tabloidbijak.com)