HIDUP JANGAN BANYAK GAYA

HIDUP JANGAN BANYAK GAYA

Artikel Zakiah(Tenaga Artikel) 29 Februari 2020 11:27:00 WIB


HIDUP JANGAN BANYAK GAYA KALAU MAU KAYA

Hampir semua orang, jika kita tanyakan kepadanya apakah mau menjadi orang miskin? Jawabannya tidak. Dan ditanya lagi, apakah mau menjadi orang kaya? Tentu jawabannya mau. Tapi selanjutnya, ditanyakan bagaimanakah upayanya menjadi orang kaya? Setiap yang ditanya, akan memiliki jawaban berbeda , tergantung kemampuan, kepandaian, serta rezkinya masing-masing. Dari sisi keimanan , kita meyakini bahwa rezki kita tidak akan lari ke orang lain, begitupun rezki orang juga tidak akan dapat kita rebut. Semua sudah ada ketetapannya oleh Allah SWT. Namun, karena kita tidak mengetahui misteri kuota rezki yang telah ditetapkan Allah untuk kita, maka setiap kita diperintahkan-Nya untuk mencari dan mengusahakan rezki itu datang kepada kita. Sayangnya tidak semua orang yang giat dan ulet mencari rezki untuk menjadi kaya. Ada yang malas atau pasrah tanpa usaha karena dianggap sudah cukup apa yang ada.Tipikal kita memang berbeda-beda.Begini, ada tiga tipikal orang apakah dia cepat kaya atau tidak.

Tipikal pertama adalah yang susah jadi kaya. Siapa mereka?

Punya hasil dari kerja dan bisnis. Langsung dihabiskan untuk kebutuhan hidup. Tidak ada sisa. Ya, begitulah selamanya. Rasa pas saja, susah kaya yang seperti ini. Tidak mau belajar ilmu menambah penghasilan, tidak mau belajar pengelolaan uang. Habis saja bawaannya.....saran saya, janganlah  jadi tipikal ini.

Tipikal kedua, golongan menengah. Hasil sudah lebih dari kerja dan bisnis. Kebutuhan tercukupi, namun lebihnya untuk gaya hidup. Gengsi seringkali lebih tinggi. Tidak mau hidup hemat, banyak uang, beli ini dan itu. Walaupun kelihatan banyak penghasilan, ternyata pengeluaran lebih banyak. Sehingga rasanya selalu kekurangan. Kaya, namun terlihat kaya, namun sebenarnya belum kaya. Nah, apakah Anda tipikal ini? Saran saya lanjut ke tipikal ketiga. Biar kaya sebenarnya. Apa itu?

Ketiga, tipikal kaya sejati. Mereka punya penghasilan dari bisnis. Lebih. tapi tetap hemat. Uangnya yang lebih itu dipakai untuk beli aset. Dan aset itu menghasilkan uang. Nah, uang dari aset itu baru boleh buat gaya hidup. Jadi walau hasil banyak, tetap hemat. Walau penghasilan berlimpah, tapi pengeluaran dikontrol seperlunya. Dibanyakkan membeli aset yang menghasilkan.

Nah, tipikal ketiga ini harus super sabar. Penghasilan besar, namun tetap hemat. Tidak kekurangan juga karena tahu mana kebutuhan, mana keinginan. Ketat kontrol pengeluaran. Gigih tambah penghasilan lebih. Dan alokasi buat menambah aset, aset dan aset. Baru dari aset boleh buat gaya hidup atau keinginan.

Coba baca pelan-pelan dan resapi.Ini ilmu mahal, kalau kita praktekkan, kantong jadi tebal.In syaa Allah.