Jibakutai

Jibakutai

Artikel () 08 Desember 2019 22:10:06 WIB


Pada 8 Desember 2019, akun Instagram @historiaid memposting konten today in history. Pada tanggal 8 Desember 1944 dibentuk pasukan atau barisan bunuh diri yang diinspirasi dari pasukan penerbang Kamikaze. Barisan yang dibentuk oleh Jepang ini bernama Jibakutai yang artinya pasukan berani mati. 

Jumlah pasukan Jibakutai di Indonesia pada waktu itu adalah 50.000 orang. Jibakutai adalah barisan semimiliter dan dijadikan sebagai pasukan cadangan oleh Jepang untuk mendukung tentara Jepang. 

Kita mungkin lebih mengenal PETA dan Heiho, termasuk saya juga. Dan baru mengenal Jibakutai ketika membaca postingan @historiaid. Selain itu, ternyata peran Jibakutai di masa kemerdekaan juga belum banyak diketahui banyak orang. 

Jadi, setelah proklamasi kemerdekaan Jibakutai berubah nama menjadi Barisan Berani Mati (BBM).  Pada pertempuran Surabaya 10 November 1945, keberanian BBM ternyata mampu menciutkan nyali pasukan Inggris.  

Elemen BBM yang beroperasi dalam satuan kecil, masing-masing membawa sebuah bom. Mereka membenturkan diri ke kendaraan perang musuh bersama bom yang dibawa. Pasukan Inggris awalnya menyangka ini aksi pasukan Jepang, ternyata mereka kemudian tahu bahwa ini adalah aksi dari pejuang BBM. 

BBM sebelum adanya aksi 10 November 1945 sering dicemooh. Namun ketika 10 November 1945 keberanian BBM diakui dan dihormati. Di Bali, anggota BBM di antaranya adalah redaktur media, intelektual, dan guru.

BBM oleh Jepang dilatih hanya dengan bambu runcing, karena tujuannya untuk bekerja sama dan mendukung perang. Ketika peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya, mereka beraksi dalam kelompok kecil dan membawa bom dijinjing. Kendaraan perang seperti panser, tank, brencarrier banyak diledakan oleh BBM. 

Aksi BBM dikagumi oleh pejuang dan mengejutkan pasukan Inggris. Hal ini memperlihatkan bahwa pasukan kamikaze Jepang ternyata bisa disaingi oleh BBM Indonesia.  

Bagi saya, kisah BBM ini semakin menambah pengetahuan sejarah terkait peristiwa 10 November 1945. Ternyata, kisah heroik yang diceritakan dalam pelajaran sekolah itu benar-benar terjadi. Tetapi uraiannya dirasa masih kurang jika hanya berpatokan kepada buku pelajaran. Perlu banyak membaca sejarah perjuangan bangsa guna semakin mengetahui bagaimana para pejuang zaman dahulu benar-benar mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. 

BBM tidak ada dikenal tokohnya dalam paparan sejarah. Seperti layaknya para pahlawan tak dikenal yang telah berjuang tanpa namanya dikenal oleh generasi berikutnya. Maka, memang sudah selayaknya kita menghormati dan menghargai jasa mereka dengan sikap dan perilaku yang tak kalah dengan sikap dan perilaku heroik mereka. (efs)

Referensi: historia dot id

ilustrasi: shutterstock


Berita Terkait Lainnya :