Tour de Singkarak Perlu Dievaluasi 

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 01 November 2019 13:57:20 WIB



Oleh Yal Aziz
BAGI penggemar olahraga sepeda, so pasti akan mengikuti pemberitaan dari pelaksanaan Tour de Singkarak yang sudah merupakan ajang bergensi di Sumatera Barat, yang telah dilaksanakan sejak, 2009 lalu. Untuk 2019 ini, Tour de Singkarak dilaksanakan, awal November, 2019 ini dengan adanya penambahan rute Kabupaten Kerinci, Jambi.

Kemudian, Tour de Singkarak merupakan kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatra Barat. Bahkan, Tour de Singkarak merupakan balapan sepeda jalan raya jarak jauh yang diikuti peserta dari berbagai negara.

Kejuaraan bergensi ini juga telah terjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggaraan Tour de France di Prancis, yang telah mendunia. Bahkan, ranking Tour de Singkarak  menduduki peringkat ke-5, setelah Tour de France, Giro d’Italia, Vuelta a Espana, dan Santos Tour Down Under. 

Sesuai dengan namanya, Singkarak yang merupakan danau terbesar di Sumatra Barat menjadi bagian dari jalur lintasan Tour de Singkarak. Selain itu, beberapa kawasan wisata lain juga menjadi bagian dari jalur lintasan, termasuk Lembah Harau, Kota Tambang Sawahlunto, Istana Pagaruyung, Danau Maninjau, Kelok 44, Kelok 9, Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Danau Di atas, dan Danau Dibawah. 

Dipandang sukses dari segi peyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta. Hal ini disebabkan setiap daerah yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak mempunyai peran cukup besar dalam mengenalkan daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalur lintasan Tour de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Tapi bila kita simak dan baca di portal Berita Editor asuhan Rhian D'kincai, terungkap kalau  panitia pelaksana nampaknya tidak siap. Alasannya, karena  satu jam sebelum pembalap mau mencapai garis finis di Istano Basa Pagaruyung, terlihat  panitia masih mengerjakan gapura yang persis di garis finis.

Yang meneriknya lagi, Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma ketika memberikan kata sambutan menegaskan, Tour de Singkarak  kedepan sangat perlu dikaji ulang terkait dengan manfaatnya bagi daerah. Disamping itu,  Zuldafri Darman,  juga menegaskan, untukpelaksanaan tahun depan diperlukan perbaikan system dan mekanismenya dalam pelaksanaan supaya masyarakat antusias dan ikut berpartisipasi dalam mensukseskan event yang berskala internasional ini.

Kemudian, Zuldafri Darma memberikan saran, agar  pelaksanaan Tour de Singkarak kedepannya, dievaluasi sehingga betul-betul ada manfaatnya bagi kabupaten Tanah Datar. 

Selanjutnya, persoalan Tour de Singkarak ini, juga  sangat perlu untuk didiskusikan dengan berbagai pihak atau duduk satu meja. Tujuannya,  agar tidak  muncul pandangan negative dari masyarakat dan kita berharap setelah kita melakukan evaluasi TdS ini kedepannya akan lebih meriah dan mendapatkan perhatian dari masyarakat di Sumatera Barat khususnya di Tanah Datar. 

Apa yang dikatakan Wakil Bupati Tanah Datar itu, ada benarnya juga bagi kelangsungan Tour de Singkarak yang sudah menjadi anggenda tahunan ini. Yang tak pentingnya, agar muncul pembalap sepeda dari Sumatera Barat, yang punya prestasi nasional dan internasional. Semoga? (penulis waratwan tabloidbijak.com dan ketua smsi sumbar)