Hati-hati Memilih Gubernur Sumbar Kedepan 

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 09 Oktober 2019 15:37:56 WIB



Oleh Yal Aziz

Jabatan gubernur merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan berbagai hal untuk kehidupan masyarakat Sumater Barat yang identik dengan masyarakat Minangkabau,   dan yang Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah.  Untuk itu, jangan sampai  salah dalam memilih  atau menentukan gubernur. Kenapa? Karena kesalahan dalam memilih dan menentukan gubernur tersebut akan berakibat fatal untuk kesejahteraan masyarakat.

Bagi orang Minang, calon pemimpin itu tak hanya jujur, baik, cerdas dan amanah, tapi juga harus mengerti adat dan ilmu agama. Kenapa? Karena secara jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.

Diakui kini, banyak nama-nama yang telah diapungkan tokoh masyarakat, baik dari kalangan cerdik pandai, ulama, maupun tokoh adat. Dari sekian banyak nama tersebut muncul nama, Mulyadi politisi, Nasrul Abit birokrasi dan Irjen Pol, Fakhrizal dari Kepolsian Negara Indonesia.  

Mulyadi misalnya, selain berlatar belakang politisi di Partai Demakrat, juga seorang pengusaha dan sekarang lagi dipercaya pendukungnya menjadi anggota DPR RI.

Begitu juga Nasrul Abit, yang birokrasi dan politisi, yang sekarang masih dipercaya menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat. Kemudian Nasrul Abit kini juga lagi mendapat amanah menjadi Ketua Partai Gerindra Sumatera Barat. 

Sedangkan Irjen Pol, Fakhrizal, lagi dipercaya menjadi sebagai Kapolda Sumatera Barat, dan disebut-sebut akan maju di Pilgub melalui jalur independen. Kenapa? Antahlah. 

Diduga, bisa jadi Irjen Fahkrizal mengukur bayang-bayang dan sekaligus membuat sejarah baru di Pilgub Sumbar. Kenapa? Karena sejak Era Reformasi, baru kali ini ada calon gubernur yang maju melalui jalur independen. Tapi kalau untuk jabatan walikota, sudah ada, yakni Walikota Bukittingi.

Kini, meskipun ada muncul beberapa nama lainnya di Pilgub Sumbar, semuanya bisa dikatakan masih bermain angan-angan untuk mencari populeritas atau palamak ota dilapau-lapau semata.  

Secara tioritis, memilih pemimpin bagian dari urusan agama yang sangat penting. Bahkan Agama Islam tidak mengenal dikotomi atau sekulerisasi yang memisahkan antara  dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin.

Contohnya hadits Nabi  Muhammad SAW;" Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).

Konsep islam tentang kepemimpinan sebenarnya sudah ideal. Contoh paling ideal pemimpin islam tentu saja Nabi Muhamad Saw, yang merupakan seorang yang memimpin dengan hati. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21).

Sebagai agama yang sempurna, islam juga memiliki tata cara bagaimana memilih pemimpin yang baik sebagimana cara memilih pemimpin menurut islam dengan berbagai syarat dan kritiria. Maksudnya, calon pemimpin Sumbar kedepan  itu harus;"1.Mukmin, 2.Amanah, 3.Alim, 4.Taat dalam beribadah, 5.Gemar bersedekah dan berinfak, 6.Suka shalat berjemaah, 7.Adil, 8.Jujur, 9.Amanah, 10 Paham dan mengerti adat istiadat. 

Dengan sepuluh kriteria saja, rasanya sudah cukup bagi masyarakat Sumatera Barat untuk menetukan pilhannya untuk gubernur Sumbar kedepan. (Penulis wartawan tabloidbijak.com dan ketua smsi sumbar)