Asia Tenggara yang Semakin Dilirik Wisatawan

Asia Tenggara yang Semakin Dilirik Wisatawan

Artikel () 28 September 2019 16:10:56 WIB


Harian Bisnis Indonesia edisi 6 September 2019, dalam salah satu halamannya memuat tulisan dengan judul, “Bangkok Juara, Eropa Kian Tersisih”. Kemudian di bawah judul tertulis, “Eropa kian tersisih sebagai tujuan wisata. Sepanjang 2018, Bangkok dinobatkan sebagai kota favorit para pelancong, mengalahkan sederet kota favorit di benua biru.”

Jika mengacu kepada data dari Global Destination Cities Index  yang dirilis Mastercard Inc, Bangkok dikunjungi oleh 22,78 juta wisatawan, Paris 19,10 juta wisatawan, London 19,09 juta wisatawan, Dubai 15,93 juta wisatawan, Singapura 14,67 juta wisatawan, Kualalumpur 13,79 juta wisatawan, New York 13,6 juta wisatawan, Istanbul 13,40 juta wisatawan, Tokyo 12,93 juta wisatawan, dan Antalya 12,41 juta wisatawan. 

Capaian Bangkok untuk 2018 adalah untuk yang keempat kalinya berturut-turut. Sedangkan London mengalami penurunan paling tajam sebesar 4% dibanding tahun sebelumnya. Dan Tokyo mencatat kenaikan tertinggi sebesar 10%. Mastercard juga mencatat, jumlah kedatangan wisatawan tumbuh rata-rata 6,5% secara tahunan sejak 2009, dan jumlah pengeluaran wisatawan asing tumbuh 7,4%. 

Jika melihat prestasi Bangkok ini, memang bisa dibilang wajar. Karena ternyata Thailand mengandalkan pariwisata sebagai salah satu sumber utama pendapatan negara. Seperlima PDB Thailand disumbangkan oleh industri pariwisata. 

Thailand juga serius membenahi infrastruktur pariwisatanya, seperti pembangunan dua terminal baru di bandara internasional Bangkok. Dengan adanya terminal baru, 190 juta penumpang pertahun diperkirakan bisa ditampung pada tahun 2025, di mana saat ini baru sebesar 78 juta. 

Selain itu, perluasan bandara juga menghubungkan terminal utama dengan stasiun kereta, yang memakan biaya sekitar 13 miliar dolar AS. Dengan kegiatan ini The World Travel & Tourism Council memperkirakan jumlah wisatawan asing bisa naik sebesar 60% pada 2029. 

Thailand, Singapura, dan Kualalumpur, telah mencatatkan kunjungan wisatawan yang cukup banyak. Di mana Eropa justru mengalami penurunan. Ini artinya, ada kemungkinan tren mengarah ke Asia atau Asia Tenggara. Dan Padang, jaraknya cukup dekat dari Kualalumpur yang sudah ada jalur penerbangan komersil. Bukan tidak mungkin, jika Padang dan Sumbar terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas, suatu saat akan menjadi kota atau provinsi yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Apalagi saat ini pariwisata Indonesia memang didorong sebagai motor pertumbuhan ekonomi. (efs)  

Referensi: Bisnis Indonesia, 6 September 2019

ilustrasi: freefoto.com