Menatap Ekonomi 2020

Menatap Ekonomi 2020

Artikel () 27 September 2019 15:48:57 WIB


Harian Kontan edisi 12 September 2019 dalam salah satu halamannya menulis berita yang berjudul, “Beban Pembayaran Bunga Utang Negara Kian Berat”. Kemudian di bawahnya ditulis “DPR dan pemerintah sepakat mengalokasikan dana pembayaran bunga utang Rp 295,2 triliun.” 

Kemudian di Harian Kontan edisi 26 September 2019 dalam salah satu halamannya menulis dengan judul, “ADB: Penopang Ekonomi 2019 Hanya Konsumsi”. Dan di bawahnya ditulis, “ADB memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 menjadi 5,1%”. 

Asia Development Bank (ADB) menurunkan perkiraannya setelah sebelumnya Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi  (OECD) memperkirakan perlambatan ekonomi Indonesia. ADB sebelumnya memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2%. Kemudian dikoreksi menjadi 5,1%. ADB melihat ekonomi Indonesia rentan dengan pengaruh ekonomi global. 

ADB menyebut, ekspor Indonesia tahun 2019 mengalami penurunan. Penyebabnya adalah permintaan pasar global yang turun sehingga harga komoditas juga turun. Tentu saja harga yang turun melemahkan semangat untuk mengekspor komoditas tersebut. 

Penyebab lainnya ternyata investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia tidak mengalami peningkatan dan kalah bersaing dengan yang lain. Ini bisa dilihat dari dipilihnya Vietnam, Malaysia dan Thailand sebagai tempat relokasi pabrik oleh pengusaha China. 

Dengan lesunya ekspor dan investasi, maka ADB melihat bahwa hanya konsumsi yang bisa menopang ekonomi Indonesia di 2019. 

Sementara jika dikaitkan dengan beban pembayaran bunga utang dari Rp 276,1 triliun di 2019 menjadi Rp 295,2 triliun di 2020, maka bisa dilihat bahwa ekonomi Indonesia di 2019 untuk melangkah ke 2020 memang cukup berat melangkah. Tak salah jika ADB memperkirakan bahwa yang bisa berperan untuk ekonomi Indonesia adalah konsumsi. 

Untuk memperkirakan ekonomi 2020, memang tak cukup hanya melihat dari pelemahan ekspor dan investasi asing langsung serta beban pembayaran hutang. Tapi setidaknya dari tiga indikator tersebut bisa diambil sedikit kesimpulan bahwa untuk 2020, ekonomi Indonesia masih berharap kepada kekuatan ekonomi sendiri, seperti konsumsi dan juga peran dari usaha mikro, kecil dan menengah, tanpa mengesampingkan usaha besar yang juga berperan dalam ekonomi Indonesia. Selain itu, masih ada sekitar tiga bulan lagi untuk melihat kemajuan ekonomi yang masih bisa diraih. 

Semoga ekonomi Indonesia, di tengah  terjadinya perang dagang, yang menimbulkan pelemahan global, bisa tetap kuat ditopang oleh kekuatan sendiri. Pemerintah pusat dan daerah sesungguhnya telah banyak memberikan berbagai bantuan dan kemudahan kepada para pengusaha mikro, kecil, dan menengah, dan juga usaha besar. Semoga dengan berbagai kemudahan dan bantuan yang didapat, UMKM dan usaha besar bisa menopang ekonomi Indonesia di 2020. (efs) 

Referensi:

Harian Kontan 12 September 2019
Harian Kontan 26 September 2019

ilustrasi: freefoto dotcom