Kebangkitan Nasional
Artikel () 20 Mei 2019 19:28:39 WIB
Jika kita kembali membaca sejarah dari Kebangkitan Nasional, di situ ada peran para orang-orang terdidik. Pada masa penjajahan, jumlah orang terdidik atau berpendidikan tidak banyak. Tapi mereka memiliki kesadaran bahwa bangsanya harus merdeka dan tidak ada lagi penjajahan. Karena itu orang-orang terdidik ini membentuk komunitas atau organisasi.
Organisasi Budi Utomo lahir pada 20 Mei 1908, didirikan oleh dr. Sutomo, serta mahasiswa Stovia yaitu Gunawan Mangunkusumo dan Suraji. Budi Utomo digagas oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Budi Utomo adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Tanggal kelahiran Budi Utomo ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Melihat sejarah tersebut, maka sudah sepantasnya kita sebagai warga negara mengambil ilham dari Budi Utomo. Salah satunya adalah mengikuti jenjang pendidikan setinggi mungkin. Semakin tinggi pendidikan, maka akan semakin membentuk pola pikir yang maju. Seperti halnya para pendiri dan penggagas Budi Utomo yang merupakan mahasiswa sekolah kedokteran dan yang sudah lulus menjadi dokter.
Tidak sedikit orang yang menganggap sepale pendidikan. Sehingga kehidupan mereka kurang menggembirakan. Mungkin untuk diri sendiri tidak masalah. Akan tetapi untuk keluarganya, istri dan anaknya, akan berpengaruh besar. Selama ini kita tidak jarang terpukau oleh negara maju dari budaya yang terlihat dalam film-film impor. Tetapi kurang melihat bagaimana pendidikan jadi motor dari kemajuan negara maju tersebut.
Memaknai hari kebangkitan nasional, akan selalu mengarah kepada sumber daya manusia yang ada. Tidak mungkim sebuah bangsa bisa bangkit jika sumber daya manusia yang ada tidak mengikuti pendidikan yang baik. Ditambah dengan kualitas kesehatan yang ada.
Maka, di tahun ini, dan dalam rangka menghadapi bonus demografi, manusia Indonesia sudah seharusnya memikirkan pendidikan mereka dan keluarganya dengan lebih serius dari yang sudah ada. Jangan biarkan ada orang yang tidak bisa mengikuti pendidikan, terutama pendidikan dasar, kemudian menengah dan tinggi.
Jika pada masa penjajahan sudah ada orang Indonesia yang berpendidikan tinggi, maka pada masa kemerdekaan ini sudah saatnya perhatian setiap orang semakin tertuju pada pendidikan. Karena tanpa pendidikan yang bagus dan merata, mustahil sumber daya manusia bisa membangun bangsanya dan bersaing di pasar dunia.
Dan tentu saja, pendidikan yang dimaksud juga pendidikan yang menyeluruh. Yaitu yang terkait akademis dan agama. Hal ini sudah diperlihatkan oleh para pahlawan nasional dari Sumbar. Mereka banyak yang berpendidikan ala Belanda tetapi memiliki ilmu dan pengetahuan tentang agama.
Semoga, dengan hal demikian, kebangkitan nasional betul-betul bisa menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang maju dan berperadaban. (efs)
ilustrasi: shutterstock dot com