Investasi dan Amanat Presiden Oleh: Irwan Prayitno
Artikel Drs. AKRAL, MM(Badan Pemberdayaan Masyarakat) 21 Maret 2019 10:27:24 WIB
Pada 12 Maret 2019 saya bersama para gubernur dan kepala daerah se Indonesia hadir di acara Rakornas Investasi dan Pencanangan “Koordinasi Pengawalan Investasi dengan Memanfaatkan Aplikasi” (Kopi Mantap). Acara dibuka oleh Presiden Jokowi, bertempat di International Convention and Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten.
Presiden menyampaikan bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peran ekspor dan investasi memegang peranan penting. Maka keduanya perlu didorong untuk senantiasa terjadi peningkatan sehingga memberi pengaruh signifikan bagi ekonomi.
Kopi Mantap ini merupakan kelanjutan dari program Online Single Submission. Dengan program dan aplikasi ini maka investor akan semakin mendapatkan kemudahan untuk berinvestasi. Karena akan memudahkan dan mempercepat proses perizinan berinvestasi. Sehingga proses perizinan akan semakin terintegrasi dari pusat hingga daerah.
Presiden memang gencar meminta pemerintah daerah untuk memudahkan masuknya investasi. Karena investasi mampu menggerakkan ekonomi suatu daerah. Jika untuk investasi sudah ada pejabat setingkat menteri yang mengurusnya (Kepala BKPM), maka presiden sambil berseloroh menyampaikan perlunya menteri yang mengatur masalah ekspor.
Setelah menghadiri acara pencanangan Kopi Mantap, esoknya 13 Maret 2019 pagi saya menuju Padang. Bertempat di Teluk Bayur dilakukan ground breaking pembangunan pabrik pengolahan (refinery) CPO PT Apical Group. Saya menyempatkan diri hadir khusus di acara ini sebagai bagian dari menindaklanjuti amanat presiden untuk memberikan dukungan terhadap masuknya investasi di daerah. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi kerap mengingatkan para kepala daerah agar pemerintah daerah memberi kemudahan masuknya investasi, khususnya terkait perizinan. Dan pesan tersebut kami tindaklanjuti di Sumbar.
Setelah menghadiri acara ground breaking, maka saya balik lagi siang ke Jakarta untuk mengikuti acara dengan KPK RI, Presiden, dan para gubernur se-Indonesia, yaitu penyampaian laporan pelaksanaan strategi nasional pencegahan korupsi tahun 2019 di Istana Negara. Acara ini juga memiliki kaitan erat dengan isu investasi yaitu masalah kemudahan perizinan.
Dan di Sumbar, kami sudah melakukan berbagai upaya untuk kemudahan izin investasi ini sesuai arahan pemerintah pusat, di antaranya kepada Apical Group serta investor lainnya. Apical Group nantinya akan melakukan dua kegiatan di Teluk Bayur, yaitu mengekspor CPO, yang sudah cukup lama dijalani. Dan investasi pembangunan Refinery untuk mengolah minyak sawit mentah (CPO, crude palm oil). Dana yang dikeluarkan oleh Apical Group dalam pembangunan refinery di Teluk Bayur berjumlah 850 miliar rupiah. Sebuah angka yang terbilang amat besar.
Refinery ini nantinya akan mengolah CPO menjadi produk turunan, seperti minyak goreng, margarin, es krim, lemak roti, mi instan, sabun, deterjen, sampo, pelumas, biodiesel dan lainnya. Saya turut mengapresiasi Pelindo 2, khususnya GM Pelindo 2 yang mendukung masuknya investasi ini. Dan juga apresiasi saya sampaikan kepada masyarakat yang juga mendukung masuknya investasi di sekitar wilayah mereka.
Insya Allah, masuknya investasi ini juga memberikan dampak positif kepada berbagai pihak. Bagi Pelindo, dengan adanya investasi ini akan mendapatkan pemasukan bersih sekitar 25 miliar rupiah pertahun untuk masa 30 tahun. Sedang bagi masyarakat, bisa menyerap tenaga kerja sekitar 200 orang, dan juga peran CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) Apical Group yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan, lingkungan, kesehatan, pemberdayaan, infrastruktur dan lainnya. Sedangkan bagi pemda sendiri, juga akan mendapatkan pemasukan seperti retribusi maupun pajak. Sedangkan bagi negara, hasil ekspor yang berupa devisa akan memberikan pengaruh kepada perekonomian nasional.
Kita sadari bahwa secara makroekonomi konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah selama ini memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain kedua hal tersebut, yang masih bisa ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan ekspor. Jika keduanya bisa semakin berperan dalam ekonomi Indonesia, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi.
Kami selaku pemerintah menginginkan investasi yang masuk ke Sumbar bisa berjalan sukses dan diterima masyarakat. Kami pun tidak ingin menyengsarakan masyarakat dengan masuknya investasi ini. Karena investasi yang masuk ke Sumbar sudah melalui penilaian yang insya Allah tidak merusak masyarakat, baik secara sosial maupun lingkungan. Bahkan sebaliknya, jika investasi ini berjalan lancar maka masyarakat pun akan merasakan manfaatnya, baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu, kami mengharapkan segenap lapisan masyarakat turut mendukung masuknya investasi ke Sumbar. Tidak hanya investasi refinery, tetapi juga investasi energi terbarukan yang juga merupakan kekayaan energi potensial yang ada di Sumbar. Karena sesungguhnya investasi yang masuk ke Sumbar adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (tulisan yang sama Padek 210319) (by. Akral)