Memanfaatkan Tehnologi Informasi untuk Kebaikan

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 14 Desember 2018 15:02:13 WIB


DI Era kekinian, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap ruang publik di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan, individu tidak lagi menjadi audiens yang pasif. Kenapa? Karena dengan akses luas ke dunia maya, setiap individu juga bisa menjadi produsen informasi.

Kemudian, lanskap baru ini mempermudah pertukaran informasi, termasuk kabar bohong atau hoax. Indonesia yang memiliki 250 juta penduduk dan diperkirakan 135 juta di antaranya memiliki koneksi ke dunia siber, menghadapi dilema. 

Di satu sisi informasi dapat disebarkan dengan cepat dan massif. Di sisi lain, teknologi komunikasi dan informasi juga dapat digunakan untuk menyebarkan kabar bohong, ujaran kebencian dan fitnah, pun dengan cepat dan massif.

Sebagai mantan Ketua SMSI dan sekaligus pendiri Serikat Media Siber Indonesia, ada hal yang patut dicermati atau dikaji dari ungkapan Teguh  Santosa, di arena Konferensi Wartawan Dunia 2017 yang diselenggarakan Asosiasi Wartawan Korea (JAK) di Busan, Korea Selatan, April 2017 lalu.  Kata Teguh,  cara terbaik memerangi kabar bohong, terutama yang disebarkan di dunia siber, adalah dengan meningkatkan profesionalitas perusahaan dan wartawan media siber.

Selain UKW,  yang juga perlu dilakukan adalah membangun asosiasi perusahaan media massa berbasis internet untuk mendorong profesionalitas perusahaan media siber yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia. Perusahaan media siber yang tumbuh subur dan berkembang cepat bagai jamur di musim hujan perlu dibina agar bisa mempraktikkan jurnalisme yang sehat dan tidak destruktif, apalagi menjadi mesin penyebar berita bohong dan ujaran kebencian.

Untuk itu, diharapkan kepada tanaga pendidik seperti guru dan dosen untuk memberikan penyuluhan dan pengertian terhadap murid dan mahasiswanya. Begitu juga kepada tokoh adat dan agama, agar ikutserta memerangi berita bohong melalui media sosial, apakah itu di wahtsap atau pun face book dan jaringan lainnya. 

Memahami kemajuan ilmu dan tehnologi informasi, harus dibarengi dengan sikap moral yang baik. Bangsa yang baik adalah bangsa yang menguasai tehnologi informasi sebagai mana yang dikatakan Alfin Topler. Bangsa yang maju, adalah bangsa yang meguasai tehnologi informasi.

Selain itu tentu kita juga berharap kepada pemerintah melakukan pengawasan dengan berbagai informasi yang bisa merusak mental generai muda. Caranya, tentu melakukan selektif dan pemantauan dan memblokir situs-situs penebar berita hoax dan informasi porna yang muncul melalui video dan sarana lainnya.tery

Khusus untuk para guru dan dosen, rasanya tak ada pula salahnya melakukan pengawasan terhadap anak didiknya, terutama masalah memanfaatkan kemajuan tehnologi informasi. Caranya, bisa saja melakukan razia dan pengawasan langsung terhadap anak didik. Begitu juga dengan para ninik mamak, agar terus dan selalu mengawasi ponaannya dalam menanfaatkan handphone dan laptop yang punya akses dengan keringan internet. 

Kini mumpung belum terlalu terlambat, sudah tak ada salahnya melakukan pengawasa secara tepat dan cepat. Semoga (Penulis waratwan tabloidbijak.com)