Berhati-hati dalam Investasi Individu
Artikel () 31 Oktober 2018 14:37:44 WIB
Harian Kontan edisi 13 Oktober 2018 dalam headlinenya menulis berita dengan judul “Salah Investasi Bikin Gagal Bayar”. Kemudian di kalimat berikutnya Kontan menulis “Keinginan pengelola asuransi mendapatkan hasil tinggi dalam waktu singkat justru acap menyebabkan kerugian investasi”.
Judul dan kalimat tersebut memperlihatkan ada kesalahan kelola investasi oleh pihak asuransi. Kemudian Kontan menulis bahwa Asuransi Jiwasraya menunda pembayaran polis asuransi yang dipasarkan melalui bank (bank assurance) yang jatuh tempo Oktober 2018. Dirut Jiwasraya menyatakan bahwa saving plan yang jatuh tempo dan tidak bisa dilunasi berjumlah 802 miliar rupiah.
Sementara itu Direktur Investasi dan Teknologi Jiwasraya menjelaskan bahwa berhubung harga asset investasi di saham sedang turun maka tidak bisa dicairkan karena menimbulkan kerugian.
Melihat hal demikian, maka kita sebagai masyarakat, khususnya nasabah bank perlu semakin berhati-hati. Karena saat ini tidak sedikit pegawai bank menawarkan produk bankassurance kepada nasabah yang sedang transaksi di bank. Hal ini jelas menimbulkan ketidaknyamanan nasabah yang sebenarnya datang ke bank untuk keperluan seperti setor, tarik, transfer atau terkait ganti buku tabungan, aktivasi mobile banking dan lainnya.
Sedangkan di sisi lain, melalui jalur telepon, orang yang mengaku dari bank atau asuransi menghubungi nasabah bank untuk mengajak membeli produk bank assurance.
Tulisan ini tidak mengajak pembaca memusuhi bank atau pegawai bank yang memasarkan bank assurance. Tetapi memberikan informasi bahwa sudah ada perusahaan asuransi yang salah manajemen menyebabkan kerugian bagi nasabahnya. Sehingga menjadi pelajaran berharga bagi pihak bank, asuransi, agar ketika memasarkan produknya tetap menjaga perilaku yang baik dan tidak terkesan membohongi atau menjanjikan imbal investasi yang memukau.
Perlu disadari bahwa yang dinamakan investasi itu selain ada keuntungan yang akan didapat juga ada potensi kerugian yang akan diderita. Apalagi berinvestasi di saham, dengan kondisi sekarang. Perang dagang antara Amerika dan Cina turut mempengaruhi suasana pasar modal tempat saham publik diperjualbelikan.
Yang saya lihat selama ini, pemasaran bankassurance jarang menginformasikan kepada nasabah bank yang akan menjadi calon investor potensi kerugian. Lebih banyak kepada keuntungan yang akan didapat. Sehingga informasi tentang investasi tidak berimbang.
Oleh karena itu, kita perlu semakin berhati-hati mengelola uang. Jangan sampai tergiur ajakan investasi tanpa kita ketahui betul seluk beluk pengelolaannya. (efs)
Referensi: Harian Kontan 13 Oktober 2018
ilustrasi: freefoto.com