Belajar dari Hijrah Nabi Muhammad Saw
Artikel () 11 September 2018 13:11:57 WIB
Alhamdulillah, saat ini kita sudah memasuki tahun 1440 Hijriah. 1440 tahun lalu Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Momentum hijrah Nabi dijadikan sebagai tahun bagi umat Islam dilandasi beberapa pertimbangan ketika mau diputuskan oleh Khalifah Umar bin Khaththab r.a.
Ada empat usulan peristiwa yang disampaikan kepada Umar bin Khaththab yang juga dibahas bersama yaitu: tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. Usulan ini ditolak karena pada tahun itu tidak terjadi perubahan kebaikan secara signifikan. Kemudian diusulkan tahun turunnya wahyu pertama. Usulan ini juga ditolak karena pada tahun itu tidak ada perubahan kebaikan yang signifikan di masyarakat.
Maka masuk usulan ketiga yaitu tahun wafatnya Rasulullah Saw, hal ini juga ditolak. Apalagi waktu itu umat sedang bersedih sehingga tidak layak dijadikan sebagai momentum tahun bagi umat Islam. Akhirnya usulan keempat disetujui, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Madinah. Momen ini adalah peristiwa penting, terjadi perubahan kebaikan yang berdampak besar bagi perkembangan Islam dan juga umat Islam pada waktu itu.
Kepindahan Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan kaum muslimin dari Mekah ke Madinah karena di Mekah mereka selalu mendapat perlakuan buruk dari masyarakat yang dimotori oleh tokoh kaum kafir Mekah. Siksaan demi siksaan yang dialami oleh kaum muslimin menyebabkan diputuskannya kepindahan ke daerah yang lebih aman dan nyaman. Maka didapatlah Yastrib, dan kemudian diganti namanya menjadi Madinah.
Berangkatnya Nabi Muhammad Saw ke Madinah terjadi setelah terjadinya pertemuan seluruh suku dari kaum kafir Mekah yang memutuskan akan membunuh Nabi Muhammad Saw dengan mengutus semua perwakilan kaum kafir ke rumah Nabi. Malaikat Jibril memberitahukan hal itu kepada Nabi Saw, kemudian diputuskan Ali bin Abi Thalib yang tidur di rumah Nabi Saw.
Setelah malam dan utusan kaum kafir Mekah mengerumuni rumah Nabi Saw, terjadi hal yang ajaib. Mereka yang mengerumuni rumah Nabi Saw dilanda kantuk luar biasa dan tertidur. Nabi Saw keluar rumah dengan aman.
Perjalanan Nabi Saw dari Mekah ke Madinah selama beberapa hari penuh dengan kecemasan, karena harus menghindari kejaran kaum kafir Mekah. Dari hijrahnya Nabi Saw kita bisa mengambil pelajaran berharga. Di antaranya adalah, kita mesti banyak bersyukur atas kenyamanan tinggal di daerah ini, yaitu Sumatra Barat.
Kita tidak perlu lagi hijrah untuk melaksanakan ajaran Islam, karena tidak ada yang mengganggu atau menindas kita. Justru kita harus proaktif melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan.
Kita bisa bayangkan bagaimana umat Islam di Palestina atau Myanmar yang untuk hidup saja sudah sangat susah karena mendapat penindasan dan siksaan dari penjajah dan penguasa di sana. Maka kita yang sudah aman dan nyaman hidupnya harus banyak bersyukur.
Jika pun ingin menjadi lebih baik lagi, maka yang tepat dilakukan adalah banyak bertaubat, membaca istighfar, memperbaiki diri, memperbanyak bersyukur, memperbaiki dan meningkatkan ibadah individu.
Semoga di Tahun 1440 Hijriah kehidupan kita bisa lebih baik lagi. Semakin banyak bersyukur, bertaubat, beribadah dan melakukan perbaikan diri. Jika Nabi Muhammad Saw di Madinah mampu membentuk peradaban baru yang menjunjung nilai-nilai universal, maka dengan banyak bersyukur, banyak bertaubat, melakukan perbaikan diri, meningkatkan ibadah, juga mampu membentuk diri kita sebagai pelaku peradaban yang berkualitas unggul. (efs)
ilustrasi: freefoto.com (Cordoba)