BBM Satu Harga
Artikel () 31 Agustus 2018 17:41:10 WIB
Beberapa waktu lalu pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan BBM satu harga untuk kawasan Timur Indonesia, seperti Maluku dan Papua. Kebijakan ini merupakan upaya pemerintah untuk membantu masyarakat yang sangat mahal membeli BBM untuk aktivitas mereka.
Kini dampak positif kebijakan BBM satu harga tersebut sudah mulai terasa manfaatnya. Di antaranya adalah tarif ojek di beberapa daerah Papua turun dari 20.000 rupiah menjadi 5.000 rupiah untuk jarak yang sama.
Dengan turunnya tarif ojek tersebut, menyebabkan pengeluaran masyarakat bisa dialihkan kepada hal lain seperti tabungan dan hal positif lainnya. Adapun yang dimaksud BBM satu harga adalah premium dan solar.
Di Sumbar sendiri meskipun tidak diterapkan BBM satu harga, pasokan premium dan solar tetap bisa dinikmati. Dan inflasi pun bisa tetap dijaga, sehingga pasokan pangan yang merupakan kebutuhan penting bisa dijaga harganya.
Jika di kawasan Timur Indonesia penerapan BBM satu harga ini bisa dianggap berhasil, maka untuk Indonesia kebijakan setara adalah pengendalian harga premium dan solar. Sementara BBM lainnya seperti pertalite, pertamax, dexlite, pertadex mengikuti harga pasar atau sesuai dengan kondisi terkini.
BBM satu harga telah menjadikan biaya hidup semakin murah, termasuk juga untuk harga minyak tanah. Jika satu liter harganya 20.000 rupiah pada masa sebelumnya, maka setelahnya bisa berada di kisaran 3.000an hingga 5.000an rupiah.
Pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua pada triwulan II 2018 mencapai 18,1%. Sedangkan angka pertumbuhan ekonomi nasional hanya sebesar 5,27%. Ini memperlihatkan pengaruh positif kebijakan BBM satu harga. Ini juga didukung bertambahnya wilayah jangkauan penyaluran BBM satu harga. Jika pada Oktober 2017 baru 25 titik, maka di 2018 sudah bertambah menjadi 64 titik. Dan di 2019 ditargetkan menjadi 160 titik.
Namun demikian, penyaluran BBM satu harga ini persentasenya masih kecil. Yaitu 0,3% dari total penyaluran nasional. Tapi manfaatnya ternyata cukup besar bagi masyarakat dalam hal pemerataan ekonomi dan juga pertumbuhan ekonomi.
Belajar dari dampak positif kebijakan BBM satu harga, khususnya pengaruhnya untuk Sumbar, bahwa pengelolaan harga BBM subsidi (premium dan solar) yang terkendali juga tak kalah baiknya bagi ekonomi masyarakat. Karena turut mengendalikan inflasi. Harga barang dan jasa bisa terkendali dan cenderung stabil. (efs)
Referensi:
Koran Sindo, 31 Agustus 2018
Harian Kontan, 31 Agustus 2018
ilustrasi: freefoto.com