Perkembangan Ekspor dan Impor Sumatera Barat Juni 2018
Berita Utama Desi Marlinda(Diskominfo) 17 Juli 2018 14:53:32 WIB
Profil kemiskinan di Sumatera Barat Maret 2018 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Sumatera Barat Maret 2018
Senin,16 juli 2018
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (Dr.Ir.Sukardi, M.Si) merilis Perkembangan Ekspor dan Impor Sumatera Barat Juni 2018, Profil kemiskinan di Sumatera Barat Maret 2018 dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Sumatera Barat Maret 2018.
Pada Juni 2018 nilai Ekspor Sumatera Barat Mencapai US$108,19 juta , terjadi penurunan sebesar 11,48% dibanding ekspor bulan Mei 2018 dan dibandingkan juni 2017 nilai ekspor pada bulan juni 2018 lebih jauh terjadi penurunan yaitu sebesar 31,80%.
Pada bulan juni 2018, Golongan ekspor yang paling besar adalah ekspor nonmigas yaitu lemak & minyak hewan/ nabati sebesar US$66,43 juta, diikuti oleh golongan karet dan barang dari karet sebesar US$23,05 juta. Ekspor nonmigas Sumatera Barat bulan juni 2018 terjadi dari beberapa negara tujuan, nilai ekspor tebesar adalah negara India sebesar US$40,87juta, selanjutnya ke negara Amerika Serikat sebesar US$23,05juta ,pakistan sebesar US$9,17 , Tiongkok dan Belanda masing masing nilainya sebesar US8,45juta dan US$8,41juta.
Untuk nilai impor pada bulan Juni 2018 mencapai US$49,70juta, mengalami peningkatan sebesar 36,77% dibandingkan dengan impor bulan mei 2018 yang tercatat senilai US$36,34juta. Sementara itu jika dibandingkan dengan periode yang sama pata tahun sebelumnya yaitu pada bulan juni tahun 2017 naik 30,01%.
Impor bulan juni 2018 yang terbesar ada pada golongan bahan bakar mineral sebesar US$44,67juta. Sementara itu golongan pupuk sebesar US$4,81juta, golongan garam , belerang, kapur sebesar US$0,09juta, bahan kimia organik US$0,06 juta dan berbagai produk kimia sebesar US$0,03 juta. Peran dari kelima golongan barang tersebut terhadap total impor selama bulan januari-juni 2018 mencapai 91,26.
Dari total impor bulan juni 2018 yang terlihat impor terbesar berasal dari negara Singapura senilai US$26,02juta , selanjutnya dari negara malaysia US$18,10juta, dan Fed. Rusia senilai US$4,11juta.
Sama dengan pembahasan sebelumnya kepala BPS Provinsi Sumatera Barat (Dr. Ir. Sukardi, M.Si) juga menyampaikan point penting mengenai profil kemiskinan di Sumatera Barat Maret 2018 dan Tingkat Kepentingan penduduk Sumatera Barat Maret 2018.
Penduduk miskin adalah adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan dibawah garis kemiskinan, garis kemisinan Sumatera Barat pada bulan Maret 2018 adalah Rp. 476.554,-. Jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat mencapai 357,13 ribu orang (6,75%), berkurang sebesar 2,86 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 359,99 ribu orang (6,75%). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada september 2017 sebesar 5,1% turun menjadi 4,86% pada maret 2018.
Ternyata, peranan komoditi makanan terhadap Garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Sumbangan garis kemiskinan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 76,43%. .
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sumatera Barat yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,321. Angka ini naik sebesar 0,009 poin dibandingkan dengan Gini Ratio september 2017 yang sebesar 0,321. Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2017 (0,318) , tercatat kenaikan yang lebih kecil, sebesar 0,003 poin.
Gini ratio pada daerah perkotaan pada maret 2018 tercatat sebesar 0,338, naik sebesar 0,028 poin dibandingkan Gini Ratio september 2017 yang sebesar 0,309, dibandingkan tahun sebelumnya maret 2017 terjadi kenaikkan kecil 0.002 poin. Untuk daerah pedesaan pada Maret 2018 tercatat sebesar 0,280, atau turun sebesar 0,007 poin dibandingkan angka september 2017, tetapi naik sebesar 0,004 poin pada maret 2017.
Distribusi pada pengeluaran pada kelompok, 40% terbawah adalah sebesar 21,06% . Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, didaerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 19,99 % sedangkan perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi , yaitu sebesar 23,00%. Artinya baik didaerah perkotaan maupun perdesaan di Sumatera Barat termasuk dalam ketimpangan rendah.
Berita Terkait Lainnya :
- Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2011
- Prestasi Sumatera Barat Tahun 2008
- Seleksi Pemagangan ke Jepang Propinsi Sumatera Barat akan mengadakan Uji Bahasa Jepang ke-2
- Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2011
- Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011