Antara Dunia Maya dan Akhirat
Artikel () 01 Juni 2018 20:41:02 WIB
Kemajuan internet dan manfaatnya bagi kehidupan manusia semakin signifikan dan sudah menjadi bagian kehidupan manusia. Kini di ponsel pintar yang banyak dimiliki orang, setiap hari mengakses internet sudah menjadi kebutuhan. Bukan lagi semata gaya hidup. Pengguna internet di Indonesia pun jumlahnya semakin besar dari waktu ke waktu.
Saya sempat ingat, ketika peristiwa reformasi 1998, peran internet sangat signifikan dalam penyebaran informasi, baik dalam bentuk penyamapaian berita di portal berita berbasis internet maupun penyebaran informasi melalui mailing list atau email grup. Saat itu tidak banyak orang yang memiliki ponsel pintar. Jika pun ada orang yang memiliki ponsel pintar, akses internetnya masih sederhana. Kala itu orang lebih banyak mengakses internet dari warnet yang memang tengah menjamur. Namanya warnet, singkatan dari warung internet. Sebelum warnet sudah muncul wartel, warung telekomunikasi yang berfungsi memfasilitasi orang berkomunikasi melalui telepon dan faximile.
Setelah 20 tahun, internet sudah ada di genggaman banyak orang, dan tidak perlu lagi ke warnet. Saat ini kecepatan akses internet sudah jauh lebih baik. Dengan RAM rata-rata 1 hingga 4 GB yang terdapat di ponsel pintar banyak orang sudah bisa mengakses berbagai informasi yang ada di aplikasi ponsel.
Jika dulu internet banyak menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan, maka saat ini sudah berkembang menjadi media yang paling cepat menyebarkan ujaran kebencian, tanpa menafikan peran positif yang ada padanya. Sudah banyak orang yang ditangani apparat hukum akibat menyampaikan kebenciannya di internet.
Salah satu hal yang menjadikan internet sebagai media tercepat penyebaran kebencian disebabkan masih rendahnya kemampuan literasi masyarakat secara umum. Ini menyebabkan dengan mudahnya orang tertipu oleh akun media sosial atau sumber informasi/berita yang tidak jelas yang melakukan penyebaran informasi berisi provokasi dan mengajak membenci sesuatu. Dan masih banyak yang menganggap bahwa internet itu dunia maya, bukan dunia nyata.
Internet memang dunia maya, tapi banyak orang merasa seperti dunia nyata. Di dunia maya orang bisa menyimpan file-filenya, sedang di dunia nyata orang menyimpan buku, dokumen, arsip di dalam lemari. Di dunia maya, orang bisa menonton video atau acara televisi dari Youtube. Sedang di dunia nyata orang menonton video atau acara televisi dari televisi. Di dunia maya orang bisa berkomunikasi. Sedang di dunia nyata orang berkomunikasi dengan bertemu langsung.
Tidak sedikit orang yang merasakan kenyamanan ketika mengakses dunia maya dibanding berada di dunia nyata. Apalagi ketika berada sendiri dan tidak diganggu orang lain. Padahal dunia maya itu sesuai namanya bukanlah hal nyata.
Maka, jika hari ini banyak orang menikmati akses ke dunia maya, sudah seharusnya mereka juga mendambakan akan akhirat, bagi umat Islam. Karena melalui Alquran dan Hadis Nabi Saw, banyak hal yang disampaikan tentang akhirat.
Pada surat Al-A’la ayat 17 Allah Swt berfirman yang artinya, “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. Artinya, kehidupan di dunia ini adalah sementara, dan merupakan tempat menyiapkan bekal kehidupan akhirat.
Namun demikian, menyiapkan kehidupan akhirat bukan berarti berhenti menjadi manusia normal yang memiliki fitrah senang akan keindahan, kelezatan, dan lainnya. Karena fitrah yang sesuai dengan ajaran Islam juga bertujuan menjadikan kehidupan akhirat seseorang dalam keadaan baik. Misalnya saja, membuang sampah tidak sembarangan di sungai atau di jalan, ini merupakan menyiapkan bekal untuk akhirat, dan sekaligus memberikan kebaikan di dunia.
Kita bisa tengok negara-negara maju yang memiliki rakyat yang sadar akan menjaga kebersihan dan lingkungan, negara mereka terlihat maju, modern, dan bersih, padahal mereka mungkin tidak bertujuan menyiapkan bekal untuk akhiratnya karena beda agama.
Contoh yang bisa diikuti dalam hal perilaku yang merupakan mempersiapkan bekal akhirat adalah Nabi Muhammad Saw. Perilakunya kepada manusia sungguh mulia, sehingga siapa saja yang berinteraksi dengan beliau akan mendapati kenyamanan dan ketenangan. Bahkan musuhnya yang membencinya sekalipun merasakan kenyamanan dan ketenangan ketika berinteraksi dengan beliau.
Perilaku yang baik adalah salah satu bekal untuk kehidupan akhirat, namun ia juga bermanfaat untuk kehidupan dunia. Sedangkan perilaku buruk, selain akan mendapatkan balasan di dunia, ia juga akan menjadi beban di akhirat.
Maka, sangat penting untuk menjadikan hidup seimbang, yaitu seperti halnya menikmati internet yang merupakan dunia maya diikuti mempersiapkan bekal akhirat. (efs)
ilustrasi: freefoto.com