Stop Buang Sampah Sembarangan
Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 02 April 2018 09:02:55 WIB
MANTAN Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas dan mantan Walikota Padang, Syahrul Ujud termasuk pemimpin yang peduli sampah dan kebersihan lingkungan. Bahkan Azwar Anas langsung bertindak dengan memungut sampah tersebut, bila melihat sampah bertebaran dilingkungannya, maupun dilingkungan kampus, ketika diajak masuk kampus. Begitu juga dengan Syahrul Ujud. Dampak positifnya, Kota Padang mendapat penghargaan Adipura.
Tanpa bermaksud menilai negatif terhadap gubernur dan walikota sesudahnya, yang jelas secara fakta kedua pemimpin tersebut berhasil mendapatkan penghargaan tertinggi tentang kebersihan kota. Bahkan, secara fakta, Kota Padang tercatat sebanyak 17 kali mendapatkan penghargaan Adipura. Namun, trend positif itu terhenti pada tahun 2010, setelah kota ini diguncang gempa dahsyat pada September 2009. Sejak itu, Kota Padang tak lagi menerima Adipura.
Tapi kemudian Kota Padang kembali mendapatkan penghargaan Piala Adipura untuk kategori kota besar. Piala Adipura ini diraih setelah delapan tahun menunggu, setelah kota ini dipimpin duet Mahyeldi-Emzalmi, 2017. Bahkan, kedatangan Piala Adipura yang dibawa Wali Kota Padang disambut meriah. Piala itu diarak keliling kota bersama pasukan kuning. Yang hebatnya lagi, Piala Adipura dikatakan sebagai kado untuk Hari Ulang Tahun Kota Padang yang ke 348, yang jatuh pada 7 Agustus 2017.
Salah satu program Pemko Padang untuk kembali meraih Adipura adalah membuat regulasi untuk pembuangan sampah, agar tak berserakan di pinggir jalan. Masyarakat hanya boleh membuang sampah di kontainer yang telah ada mulai pukul 17.00 - 05.00 WIB Sedangkan pukul 05.00 - 17.00, warga tak boleh membuang sampah di kontainer.
Selain itu, Pemko Padang juga mengeluarkan Perda Kota Padang Nomor 21 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah. Masyarakat yang membuang sampah dikenakan hukuman tindak pidana ringan berupaa kurangan tiga bulan dan denda Rp 5 juta.
Duet politisi dan birokrasi Mahyeldi-Emzalmi, menjadikan penghargaan Adipura 2017 untuk starting poin bagi warga untuk hidup bersih. Kemudian, menjadi keberhasilan meraih Piala Adipura untuk titik awal membudayakan pola hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat, sehingga ke depannya, pola hidup bersih benar-benar telah membudaya di tengah masyarakat.
Yang tak kalah hebatnya, duet Mahyeldi-Emzalimi menugaskan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Padang sebagai Relawan Kebersihan. Maksudnya, setiap ASN harus mengingatkan warga untuk meningkatkan kesadaran hidup bersih, mampu mensosialisasikan, menegur serta melakukan tindakan kepada warga.
Kini secara fakta juga, persoalan kebersihan memang masih menjadi salah satu masalah yang mengganggu, terutama di kawasan wisata. Yang tadinya pengunjung bisa menikmati pemandangan yang indah, tapi karena banyaknya sampah berserakan, jelas membuat keindahan tempat wisata pun menjadi bahan gunjingan pengunjung. Bahkan, ada diantara pengunjung yang menyalahkan pihak pemerintah atas ketidaknyamanan yang mereka rasakan tersebut. Padahal hal ini juga berasal dari pengunjung sendiri.
Yang ironisnya lagi, dengan alasan letak tempat sampah yang jauh, sehingga membuat para pengunjung membuang sampah sesuka hatinya. Atau pengunjung itu tak ingin prilaku negatifnya terlihat pengunjung yang lain, mereka menyelipkannya di daerah yang tak mudah dijangkau mata.
Sebenarnya, masalah kebersihan dari sampah ini, cukup sederhana. Maksudnya, cukup menumbuhkan kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya, atau menyimpan terlebih dahulu sampai ditemukan tempat penumpukan sampah.
Kemudian, masalah lima sungai besar yang bermuara di pesisir Kota Padang, yang menghanyutkan berton-ton sampah yang terbawa dari hulu sungai, harus dilakukan pengkajian secara profesional dan ilmiah. Tujuannya tentu, agar Pantai Padang yang berubah menjadi tempat pembuangan dengan berbagai jenis sampah, tak ditemukan lagi. Maksudnya, tak ditemukan lagi sampah, mulai dari popok bayi sampai ban bekas, serta berbagai jenis plastik dan sampah limbah rumah tangga lainya.
Selanjutnya, tak ada salahnya juga jika Pemko Padang mengundang para pakar lingkungan yang ada diperguruan tinggi untuk duduk satu meja, Tujuannya, tentu agar para pakar tersebut mencarikan solusi, bagaimana sungai tak tercemar lagi dari limbah rumah tangga dan pabrik. Kata kuncinya, serahkanlah sesuatu pekerjaan itu kepada ahlinya. (Penulis wartawan tabloidbijak.com)