I-Ternak, Antara Sosialisasi dan Pemasaran

I-Ternak, Antara Sosialisasi dan Pemasaran

Artikel () 31 Januari 2018 15:25:56 WIB


Harian Padang Ekspres (Padek) edisi 18 Februari 2018 di halaman pertamanya mempublikasikan tulisan berjudul “Penerapan Aplikasi I-Ternak di Sumbar: Peternak Bingung, Sosialisasi Tak Didapat”.  Disebutkan di tulisan itu bahwa banyak kelompok ternak tidak tahu aplikasi i-ternak.

Sementara di halaman 4 dipublikasikan tulisan berjudul “Aplikasi I-Ternak Patut Diapresiasi: Ide Cemerlang yang Tak Tersosialisasikan”. Disebutkan di situ bahwa para akademisi memuji adanyan aplikasi i-ternak namun memberikan berbagai catatan atau pertanyaan yang relevan oleh karena belum tersosialisasinya i-ternak lebih luas. Demikian pula para pejabat di daerah yang bersangkutan dengan masalah ternak, belum mengetahui tentang i-ternak.

Sementara masih di halaman 4 dipublikasikan tulisan berjudul “Aplikasi I-Ternak Cara Berternak secara Online: Hubungkan Investor dan Peternak”. Di sini baru dijelaskan tentang i-ternak oleh Kadis Peternakan Sumbar dan pengelola atau manajemen i-ternak yang terdiri dari beberapa pihak seperti pihak TI, pihak keuangan, pihak penanggung jawab sapi dan kandang.

Dari ketiga tulisan di Padek tersebut bisa disimpulkan adanya keinginan dari peternak di Sumbar untuk dilibatkan dalam i-ternak. Dan di samping itu para akademisi memberi masukan positif kepada i-ternak. Dengan demikian perlu sosialisasi yang lebih banyak dan meluas terlebih dahulu. Sedangkan pemasarannya menurut saya lebih tepat diarahkan kepada calon investor atau pemilik dana yang potensial.

Di dalam i-ternak sendiri terdapat pihak-pihak yang selama ini sudah terjun di pasar modal. Mereka melihat i-ternak berpotensi dimasuki oleh pemain di pasar modal oleh karena adanya imbal hasil investasi yang kemungkinan lebih besar dibanding investasi di pasar modal. Dengan demikian ada kemungkinan i-ternak akan dijadikan portofolio investasi alternatif para investor di pasar modal. Maka, mungkin saja ke depannya pemasaran i-ternak diarahkan kepada investor di pasar modal, karena umumnya mereka sudah faimilar dengan penggunaan TI dalam berinvestasi. Sehingga lebih mudah menyampaikan tentang i-ternak ini kepada mereka.

Namun demikian, memang tetap perlu dan mungkin juga harus, untuk membuka ruang kepada publik, khususnya di Sumbar untuk masuk ke i-ternak. Baik dalam hal sosialisasi kepada kelompok peternak maupun pemasaran kepada calon investor potensial. Saya meyakini bahwa dalam jangka menengah atau jangka panjang pihak manajemen sudah memikirikan hal ini. Namun karena baru saja diperkenalkan ke publik, mungkin saja untuk tahun-tahun pertama pihak manajemen i-ternak fokus membenahi yang sudah ada (kandang dan sapi) dan sudah didapat (investor dan dana). Mungkin lebih baik pelan tapi semakin mantap, agar kepercayaan publik nantinya juga semakin baik.

Keseriusan i-ternak dengan meraih dukungan dari OJK perlu diapresiasi, karena publik juga akan bertanya tentang hal ini. Jadi, jika ragu, publik bisa bertanya kepada OJK perihal i-ternak ini. Mudah-mudahan, salah satu inovasi dari Sumbar ini bisa membawa citra positif dunia peternakan Sumbar sekaligus dunia investasi (sumbar dan nasional). (efs) 

Referensi: Padang Ekspres, 18 Februari 2018

ilustrasi: freefoto.com