Persatuan Umat Islam
Artikel () 03 Desember 2017 11:34:23 WIB
Sabtu 2 Desember 2017 di lapangan silang Monas Jakarta, berkumpul umat Islam dari berbagai pelosok Indonesia untuk melakukan sholat tahajud, sholat subuh berjamaah dan memeringati Maulid Agung Nabi Besar Muhammad SAW. Bersamaan denga itu, dilakukan pula apa yang disebut dengan reuni alumni 212, yang menandakan tanggal 2 Desember. Genap setahun lalu di tempat yang sama seluruh elemen umat Islam melakukan aksi super damai untuk menuntut keadilan terhadap perilaku penistaan agama yang pada waktu itu dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Cahaya Purnama.
Kondisi pada saat 2016 dan 2017 memang berbeda. Namun ada yang sama, yaitu aksi yang dilakukan adalah aksi damai. Kebersihan dijaga. Orang saling memberikan makanan dan minuman gratis. Kondisi 2016 memang tak bisa diulang sama. Tapi bagi umat Islam ini memberi kenangan yang kuat, tidak hanya bagi yang hadir di saat itu tetapi juga yang menyaksikan melalui internet. Sebuah kesadaran kolektif terbangun, bahwa umat Islam yang bersatu dan melakukan aksi damai akan lebih kuat mendapat pertolongan dari Allah SWT.
Saya melihat bahwa umat Islam saat ini memiliki keinginan untuk bersatu, karena dengan bersatu Allah SWT berikan pertolongannya kepada mereka. Nabi Muhammad SAW sendiri mengajak umatnya untuk bersatu atau berjamaah. Dan aksi 212 dan reuni 212 adalah sebuah bentuk implementasi persatuan umat Islam. Bahkan seluruh komponen dengan sadar menanggalkan baju kelompok/organisasinya demi terwujudnya persatuan umat ini.
Ketua GNPF Ulama KH. Bahtiar Nasir dalam orasinya juga mengajak umat Islam yang hadir untuk bersatu dan jangan berpech belah. Karena jika umat berpecah belah maka yang rugi adalah umat Islam sendiri. Dan yang diuntungkan adalah pihak-pihak yang dengan mudah melarikan diri keluar negeri.
Fenomena reuni 212 ini juga mesti ditanggapi dengan cerdas oleh para pemimpin, karena ternyata umat Islam saat ini berbeda dengan umat Islam zaman sebelumnya. Saat ini umat Islam jika bersatu mampu mengumpulkan dana besar dan membiayai sendiri kegiatan mereka. Saat ini umat Islam sudah banyak masuk kategori kelompok berpenghasilan menengah. Saat ini para ustadz sudah banyak yang memotivasi umat untuk bersedekah guna mendapatkan pertolongan Allah SWT agar hidup mereka bisa lebih meningkat kesejahteraannya.
Para pemimpin baik formal maupun informal harus mampu menangkap tanda-tanda ini agar mampu menyerap aspirasi umat Islam. Aksi 212 dan reuni 212 yang dilakukan dengan damai adalah bukti lain bahwa umat Islam selain butuh persatuan juga tahu cara yang selamat dalam menyampaikan aspirasinya.
Persatuan umat Islam sesungguhnya wajah persatuan masyarakat Indonesia. Karena umat Islam Indonesia terdiri dari berbagai ras dan suku. Dan persatuan umat agama lain juga turut menjaga persatuan masyarakat Indonesia. Sehingga persatuan umat Islam turut membentuk ketahanan bangsa dan negara.
Maka jika ada pihak-pihak tertentu yang justru terus menerus menyudutkan umat Islam dengan berbagai tuduhan jahat sangat mungkin merekalah yang tidak ingin bangsa Indonesia maju dan bersatu.
Dan para ulama nampaknya sudah bisa membaca gelagat upaya pemecah belahan ini. Namun mereka tetap tenang dan santun serta mengajak umat untuk tenang, berbaik sangka, menjalin silaturahmi dan berbaik sangka kepada sesama saudara mereka yang juga muslim.
Semoga dengan persatuan umat Islam maka bangsa Indonesia juga makin kokoh. Dan semakin banyak umat Islam yang terdidik untuk menguatkan keluarga mereka untuk senantiasa mengikuti ajaran Islam. Karena keluarga adalah potret kecil sebuah negara. Jika keluarga muslim taat kepada ajaran Islam maka negara pun akan kuat. Dan umat Islam pun saling menguatkan. (efs)
ilustrasi: freefoto.com