Pertemuan Sosialisasi Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif

Pertemuan Sosialisasi Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif

Artikel YUNI ERLITA, S.Pt(Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan) 14 Juni 2017 14:06:03 WIB


Masyarakat diminta untuk tidak memotong sapi betina produktif untuk mencegah kekurangan produksi daging Sumatera Barat. Guna mewujudkan itu, pemerintah daerah menggandeng kepolisian memberikan sosialisasi dan pendamping ke masyarakat.

Kondisinya saat ini secara nasional cukup banyak dilaksanakan pemotongan sapi betina dan kondisinya sudah mulai kritis.

Hal itu terungkap dalam ”Pertemuan Sosialisasi Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif” Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar dengan jajaran Kepolisian Polda Sumbar dan Kabupaten/kota serta Salpol PP disalah satu Hotel di Kota Padang. Kegiatan itu berlangsung selama dua hari 12 s/d 13 Juni 2017.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian pertanian yang diwakili Ira Virgo Rita mengatakan Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif sebagai tindak lanjut dari MOU Dirjen Peternakan dengan Polri yang dilaksanakan pada Mei 2017 lalu.

Ada sebanyak 17 Provinsi yang ada di Indonesia diterapkan tindak lanjut dari MOU tersebut dan Sumatra Barat salah satunya.

Menurut Ira, Polri dalam hal ini berperan aktif membantu pencegahan pemotongan sapi betina produktif tersebut dari tingkat pusat hingga daerah.

Sumatera Barat sebagai salah satu lumbung produksi daging, sehingga masuk dalam 17 Provinsi yang dicegah pemotongan sapi betina produktif nya.” ujar Ira

Disebutkan, sapi betina yang tidak produktif tersebut adalah berusia 8 tahun atau beranak lebih dari 5 kali. Bisa juga berdasarkan pemeriksaan tenaga medis hewan terhadap kondisi reproduksinya.

Dari Mabes Polri Kombespol Toni Sinambela mengatakan Polri bersama Dinas Peternakan dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota hingga kelurahan dan nagari melakukan pendampingan untuk memberikan sosialisasi dan pencegahan pemotongan sapi betina produktif.

Dalam hal ini, pada tingkat rendah Polri di Babinkantibmas melakukan pendampingan sosialisasi kemasyarakat disamping itu juga menjaga keamanan rumah potong hewan.

Selanjutnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Erinaldi didamping Kabid Keswan Kesmavet mengatakan, banyak ditemukan di RPH sapi betina yang dipotong.

   Oleh sebab itu, kedepan nya tak boleh lagi ada pemotongan sapi betina produktif di RPH tersebut dan dimasyarakat.

Oleh sebab itu, petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama polri mengantisipasi nya.

Dikatakan Erinaldi Sumbar termasuk 10 besar lumbung ternak di Indonesia sehingga disiapkan sekarang. Kebutuhan daging terpenuhi, petaninya ditingkatkan kesejahteraannya.

Menurut Erinaldi sapi betina yang tidak produktif pun masih bisa dibuat produktif dengan diberikan obat. Namun, bila tak mungkin lagi baru dikeluarkan surat boleh di potong oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kondisi di Sumbar saat ini, dari populasi sapi yang ada sebanyak 40% adalah sapi betina produktif.

Pada tempat yang sama, Dirbinmas Polda Sumbar Konbespol Nasrun Fahmi menambahkan, Polda Sumbar siap membantu menyukseskan program tersebut. Binmas Polda, Kapolsek hingga Babinkantibnas.

Dikatakannya di Sumbar dimiliki 840 anggota Polri Babinkantibnas yang tersebar pada 1160 kelurahan dan desa.