Dinkes Sumbar Sebut Tuberkulosis Bukan Kutukan dan Dapat Diobati

Berita Utama Indra, S.Kom(Dinas Kesehatan) 04 April 2017 09:40:41 WIB


JUMAT, 24 MARET 2017

PADANG — Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat (Sumbar), Merry Yuliesday menilai, tingkat keinginan masyarakat di Sumbar untuk melapor atau mengobati anggota keluarga terjangkit tuberkulosis atau TB ke pihak medis masih rendah. Hal tersebut dikarenakan masih adanya stigma yang masih menganggap TB merupakan penyakit turunan atau kutukan hingga adanya diskriminasi pada penderitanya.

“Jadi kondisi yang demikian, membuat pihak keluarga enggan membawa berobat, sehingga yang terjangkit TB itu disembunyikan saja dirumah. Padahal jika berobat, ada peluang untuk sembuh,” katanya di Padang, Jumat (24/3/2017).

Merry juga membantah bahwa TB bukanlah penyakit turunan atau kutukan. Akan tetapi merupakan penyakit yang disebabkan bakteri, yang menyerang paru-paru hingga organ tubuh lainnya. Hal tersebut yang dimaksud pihak Dinas Kesehatan, bahwa penyakit TB memiliki peluang untuk sembuh.

“Kalau di Sumbar ada beberapa daerah yang mempunyai anggapan bahwa TB penyakit turunan atau kutukan itu. Tapi tidak usahlah saya sebutkan daerahnya,” ujar Merry saat ditanyai wartawan.

Ia menyebutkan, untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terkait adanya anggapan TB penyakit turunan atau kutukan. Dinas Kesehatan Sumbar menerapkan program “Ketuk Pintu”. Program tersebut dijalankan dengan cara mendatangi langsung ke rumah-rumah masyarakat.

“Gerakan itu telah dimulai sejak 6 hingga 24 Maret 2017 ini. Jadi, dengan cara ini kita bisa mengedukasi masyarakat, agar tidak enggan lagi membawa berobat keluarga yang terjangkit TB tersebut,” jelasnya.

Bagi masyarakat yang tidak mengenali gelaja TB, kata Merry, orang yang mengalami TB bisa dilihat dari gejala batuk berdahak yang berlangsung selama dua minggu atau lebih. Apabila gejala tersebut ditemukan, segeralah dibawa berobat. Nanti, jika dari media menyebutkan bahwa orang terkait positif, maka diwajibkan menjalankan pengobatan selama enam hingga delapan bulan dengan teratur, di bawah Pengawas Menelan Obat (PMO).

Bahkan, Dinas Kesehatan juha menyediakan pemeriksaan dan obat TB secara gratis, yang ada di unit layanan kesehatan seperti Puskesmas. “Saya sarankan, untuk mencegah penularan TB itu, masyarakat harus menerapkan prilaku hidup bersih,” ungkapnya.

Menurutnya, sejauh ini pihak Dinas Kesehatan Sumbar, sudah melaksanakan sejumlah kegiatan, seperti menyediakan layanan TB kebal obat (MBR) di RS Ahmad Muktar Bukittinggi, layanan pemeriksaan TB MDR dengan tes cepat monokuler (TCM) di RSAM, RSUD Solok, RS Paru (BP4) Lubuk ALung dan akan dikembangkan di RSUD Sungai Dareh dan RSUD M. Zein Painan.

Kemudian pengembangan laboratorium mikroskopis di puskesmas, peningkatan kapasitas SDM yang melayani penderita TB, melakukan kolaborasi layanan TB dengan HIV, DM dan Anal serta melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi terutama dilayanan TB MDR dan TB HIV.