Budaya Baca, Kegermaran Membudaya di Sumatera Barat

Artikel () 05 Desember 2016 08:12:38 WIB


Budaya Baca, Kegermaran Membudaya di Sumatera Barat

Oleh : Teguh Gunung Anggun

Salah satu kegemaran dari masyarakat di daerah Sumatera Barat, yakni kegemaran membaca. Kegemaran perlahan membudaya dikalangan anak remaja, dan umum. Hal tersebut terlihat dari perkembangan dunia listerasi yang terlihat diberbagai tempat. Padang sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Barat selalu berusahan menghidupkan gairah itu sendiri. Mulai dari awal tahun 2016 sampai hingga sekarang saat ini. Telah banyak tema kepenulisan yang telah diadakan, baik organisasi, komunitas, maupun lansung dilakukan oleh lembaga Pemerintahan terkait. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dilingkungan umum.

Dari masing – masing kegiatan tersebut, tampak bahwa peminat yang hadir ternyta adalah mereka yang berasal dari berbagai usia. Keberagaman tersebut agaknya telah membuktikan betapa minat baca dari berbagai kalangan semakin tumbuh relatif cepat. Selain adanya ketersedian sarana dan pra sarana, saat ini para penggerak dunia literasi pun sudah memiliki arahan kedepan, yakni bersama – sama bersaing secara sehat untuk saling berpacu untuk mengajak khalayak untuk mencintai budaya baca ini.

Selanjutnya, ketika membaca selama ini menjadi bahan perhatian banyak pihak, perlahan menuai hasil. Satu hal yang memjawab peristiwa tersebut adalah ketika saat ini Sekolah – sekolah telah tengah menyibukan diri, terutama bagian dari perustakaan sekolah. Pihak sekolah tersebut tengah sibuk untuk mengoleksi buku dari berbagai sumber. Selain itu, peningkatan dari ketersediaan sarana dan pasarana perpustakaan dari lingkungan akademik ataupun kampus juga makin dikebut untuk saat ini, perpustakaan ditingkat perguruan tinggi tidak mau ketinggalan dalam mengoleksi buku dari berbagai bidang mata kulian dan bidang kajian. Maka dari itu, tak heran lagi bila banyak pihak pustaka daerah, baik kabupatan maupun kota untuk memburu buku – buku ke penerbit, bahkan sampai ke penulis lansung.

Setelah bermunjulan penulis – penulis dari daerah. Tetapi keberadaan mereka masih kurang diperhatikan. Buktinya, dalam berkarya, terdapat kesulitan dalam men distribusikan karya tulis mereka. Namun, setiap bniat berkarya masih tersimpan di dalam dada, maka tak habis usaha untuk membuat usaha lain. Salah satu dengan mebuka kegiatan launching buku, bedah buku dan sampai resensi buku yang mana pesertanya adalah anak – anak remaja, dan umum. Hal itu disesuaikan dengan kondisi ataupun jenis bukunya. Seorang penulis pun mengetahui selera pembaca. Bila sasaranya adalah usia anak – anak, maka penulis buku yang berisikan tentang kreativitas anak atau dunia anak. Begitu pula jika sang penulis hendak menyentuh kalangan remaja, maka sang penulis membuat dengan nuansa remaja, romansa atau kehidupan muda – mudi masa kini.

Peluang – peluang diatas mebuktikan seorang penulis memiliki hak dan kewenangan istemewa untuk memperngaruhi pembacanya. Penulis sudah saatnya lebih teliti untuk memilih dan membilah selera pembaca yang sedang booming atau trend saat ini. Penulis yang berasil membuat buku seputar remaja, maka tidak tertutup kemungkinan untuk beranjak membuat buku tentang anak dan remaja. Artinya, penulis serba bisa dengan mengetahui segala teknik, ilmu, dan wawasan perihal kajian yang hendak ditulisnya. Lebih jelasnya, sasaran pembaca dadapt ditentukan semenjak hendak membuat buku.

Lalu, bagaimana dengan budaya baca itu sendiri ?. Inilah lanjutan dari kegiatan buku maupun sumber ilmu yang sudah berlalu. Salah satu hasilnya, adalah munculnya kalangan penulis – penulis dari lintas usia. Sebab secara tidak lansung, mereka semua sudah berusaha menghidupan maupun membudayakan menulis. Sumber ilmu yang didapatkan itu dihubungkan dengan sumber lain, maka lahirlah tulis baru dari olah pikir seorang penulis. Berkat itu, varian tulisan baru dapat mewarnai dunia literasi.

Sebagai contoh, sebuah film yang berasa dari sebuah novel best seller, itu adalah hasil dari olah pikir penulis setelah ia menggunakan segenap semua kemampuannya kepenulisannya. Sebab penulis telah memadukan berbagai sumber, mengaitkan dengan ilmu, dan pengalaman yang telah didapatkan, serta menambahkan kemungkinan yang akan terjadi pada tokoh. Alur certia juga demikian, dapat dibuat bisa ditebak, sampai tidak bisa ditebak. Begitu juga dengan konflik sebuah novel. Konflik itu sendiri muncul dari unsur kesengajaan, maupun tanpa kesengajaan. Demikian kompleks suatu karya tulis dari contoh sebuah tulisan fiksi tersebut.

Dalam tulisan non fiksi, ada artikel yang mengkaji tentang persoalan pendidikan, sosial, dan aspek lainnya. Dengan membaca dari berbagai sumber dan referansi, lalu dipadukan, maka tercipta tulisan yang baru. Tulisan baru itu bisa membawa pencerahan bagi pembacanya. Baik pembaca anak – anak hingga lanjut usia. Lagi – lagi berawal dari budaya membaca, dapat lahir suatu tulisan yang dapat menjurus dari berbagai lintas usia.

Sementara itu, perpustakaan itu sendiri tidak memandang usia. Pembaca dari kalangan anak – anak hingga orang tua, lengkap disana. Pihak perpustakaan tersebut tidak tinggal diam menyikapi akan hal ini. Bila seluruh perpustakaan memperbaiki aspek pelayanan terhadap masyarakat, maka tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bisa terwujud. Sebagai implementasi nya, dari masing – masing daerah saling berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan akan bacaan masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan setidaknya memiliki buku – buku dari dua kategori.

Secara garis besar, terdapat dua klasifikasi buku, yakni buku – buku fiksi dan buku non fiksi. Buku – buku inilah yang dipersiapkan untuk guna memenuhi kebutuhan pembaca. Salah satu tujuannya, yakni mengantisipasi dari kekurangan ketersediaan buku di perpustakaan. Adakalanya, dalam sebuah perpustakaan buku – buku jumlahnya terbatas. Apalagi menunggu untuk waktu yang relatif lama, yakni satu minggu. Tak cukup itu, peminjam setidaknya harus bersabar menunggu sampai buku itu dikembalikan dari peminjamnya. Tentulah hal ini menjadi perhatian orang – orang yang ada diperpustakaan.(TGA)