PENANGGULANGAN GAKY DAN PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT TINGKAT PROPINSI SUMATERA BARAT
Artikel () 16 Juli 2013 04:55:49 WIB
Masalah gizi merupakan masalah yang multifaktorial seperti yang telah terindentifikasi dari berbagai penelitian yang dilakukan yaitu: faktor biologis, pangan, perawatan ibu, kualitas pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, pendidikan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, faktor ekonomi, budaya, geografi, iklim dan faktor politik (Sanjur, 1982; jeliffe1989; UNICEF, 1998). Masalah kemiskinan yang menyebabkan berkurangnya kuantitas dan kualitas makanan yang tersedia untuk balita seringkali dianggap sebagai penyebab utama kurang gizi sehingga berbagai program penanggulangan masalah kurang gizi telah dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan membantu keluarga miskin seperti program jarring pengaman sosial bidang kesehatan (JPSBK) yang diluncurkan tahun 1997, revitalisasi posyandu (1999), pemberian dan penigkatan Makanan Pedamping ASI (MPASI) tahun 2000,
Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang rawan pangan dan gizi. Namun masih banyak kendala yang terjadi pada pelaksanaan program-program tersebut yang mengakibatkan belum membaiknya masalah gizi, namun dengan gencarnya program MDGs sehingga Gizi buruk bias teratasi dengan baik di Sumatera Barat.
Namun bertolak belakang dari masalah diatas, secara diam-diam masalah kelebihan berat badan pada orang dewasa makin banyak ditemukan di Sumatera Barat. Survey yang dilakukan oleh Lipoeto dan kawan-kawan (1995) pada ibu rumah tangga golongan menengah berumur antara 19 hingga 45 tahun di Kotamadya Padang menemukan bahwa sebanyak 40% ibu rumah tangga tersebut mempunyai masalah dengan berat badan. Studi lain yang dilakukan pada responden pria dan wanita berumur 34 hingga 82 tahun di Sumatera Barat oleh Lipoet (2002) melaporkan bahwa masalah kelebihan berat badan dan obesitas ditemukan pada 23,7% responden. Dari laporan Riskesdas tahun 2007 dapat diketahui bahwa 32% orang dewasa di Sumatera Barat menderita kegemukan. Studi yang dilakukan oleh Lipoeto (2008) ditemukan 34,3% kegemukan pada penduduk dewasa dan tidak terdapat perbedaan antara orang di kota dan dewasa
Membaiknya status ekonomi di Sumatera Barat baik di perkotaan ataupun pedesaan, kemudahan dan keterjangkauan harga makanan sumber karbohidrat dan lemak menyebabkan telah mulai terjadi konsumsi makanan tersebut secara berlebihan. Hal ini juga diikuti oleh berkurangnya aktifitas fisik dalam hidup sehari-hari tidak hanya di perkotaan namun juga dipedesaan.
Terjadinya masalah kurang gizi pada balita serta masalah gizi lebih pada orang dewasa baik ibu rumah tangga ataupun kepala keluarga ternyata dapat terjadi pada keluarga yang sama. Penelitian terbaru Garrett dan Ruel (2005) yang menganalisis laporan Survey Kesehatan dan Demografi 42 negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin melaporkan bahwa prevalensi kejadian “balita kurang gizi – ibu lebih gizi” terjadi rata-rata kurang dari 10%. Sedangkan penyebabnya dilaporkan berhubungan dengan membaiknya ekonomi dan terjadinya transisi gizi di negar berkembang tersebut. Laporan penelitian oleh Garrett dan Ruel ini merekomendasikan perlu merubah strategi penanggulangan masalah gizi yang sebelumnya hanya bertumpu pada penanggulangan kemiskinan dan ketersediaan makanan tapi juga perlu memperhatikan disrtibusi makanan dalam keluarga.
Data mengenai masih tingginya angka kurang gizi disertai meningkatnya obesitas menunjukan bahwa Propinsi Sumatera Barat jelas berada pada keadaan transisi gizi. Keadaan ini akan memberikan beban ganda kepada pemerintah yang harus menanggulangi masalah kurang gizi disatu pihak tapi juga harus menangani masalah obesitas beserta komplikasinya seperti penyakit jantung dan diabetes mellitus pada saat yang bersamaan.
Oleh karena fenomena ini belum banyak disadari oleh pemangku pemerintah di Sumatera Barat, pada tahap awal ini diperlukan sosialisasi masalah gizi ganda tersebut kepada seluruh Kepala Daerah di tingkat II di Sumatera Barat.
Peningkatan Gizi masyarakat untuk beberapa tahun belakangan ini tidak lagi begitu signifikan permasalahannya ,namun yang lebih fenomenal saat ini adalah kelebihan gizi/ganda dan lebih spesifik yaitu obesitas. Ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus mengingat dampak yang ditimbulkannya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia.
Oleh : Etnaleli, S.Sos, MM (Kasubag Kesejateraan Sosial)
Berita Terkait Lainnya :
- PENGUMUMAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN STAF AHLI GUBERNUR BIDANG KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
- PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011
- PROFIL PNS PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
- PROFIL PNS PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
- LUAS TANAMAN PERKEBUNAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2006-2010