Kunjungan Bapak Menteri Ketenagakerjaan R.I Muhammad Hanif Dhakiri,S.Ag.M.Si dalam rangka Peningkatan Daya Saing Masyarakat Dan Dunia Usaha Gambir
Artikel () 11 Oktober 2016 10:12:11 WIB
Kunjungan Bapak Menteri Ketenagakerjaan R.I Muhammad Hanif Dhakiri,S.Ag.M.Si dalam rangka Peningkatan Daya Saing Masyarakat Dan Dunia Usaha Gambir
Salah satu produk pertanian sub sektor perkebunan yang menjadi bahan ekspor semenjak dahulu adalah gambir. Gambir (Uncaria Gambir (Hunter) Roxb) merupakan tanaman perdu setengan merambat. Pemanfaatannya adalah sebagai bahan obat-obatan, pewarna alami dan lain-lain. Tanaman gambir banyak terdapat di Sumatera seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Sumatera Barat. Produksi gambir paling banyak adalah di Sumatera Barat bahkan 80 % produksi gambir nasional berasal dari daerah tersebut.
Sumatera Barat adalah barometer produksi gambir Indonesia karena merupakan daerah sentra produksi gambir. Komoditas ini termasuk tanaman khas daerah tropis dengan manfaat serbaguna. Prospek pasar dan potensi pengembangannya cukup baik karena digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri. Gambir banyak diusahakan dalam skala usahatani perkebunan rakyat di Sumatera Barat dan termasuk dalam sepuluh komoditas ekspor utama provinsi ini. Ekspor gambir Indonesia lebih dari 80 persen berasal dari Sumatera Barat, disamping itu gambir juga diusahakan dalam skala yang lebih kecil di provinsi lain seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua (Nazir et al.2007). Disamping sebagai penyumbang devisa, usahatani gambir juga merupakan mata pencaharian bagi lebih kurang 125.000 kepala keluarga petani atau sekitar 15 persen penduduk Sumatera Barat .
Pengembangan tanaman gambir masih dilakukan secara tradisional, baik tehnik budidaya maupun pengolahan hasil. Peningkatan mutu gambir dapat dicapai apabila teknik dan budidaya dilakukan dengan benar, cara pemanennya yang tepat guna dan penanganan pasca panennya menggunakan peralatan yang baik. Kondisi-kondisi tersebut diatas mendorong perlunya dilakukan pengembangan industri pengolahan gambir melalui penerapan teknologi pengolahan hasil meningkatkan daya saing, nilai tambah produk olahan perkebunan maupun meningkatkan penghasilan petani dengan cara meningkatkan efisiensi pengolahan serta menumbuh kembangkan usaha pengolahan yang baik sesuai dengan kebutuhan pasar global.